Part 14: Apakah ini mimpi atau kenyataan?

4K 544 44
                                    

Jaeyong Fanfiction
By Anna


Happy Reading...

Jaehyun tidak sengaja untuk mengatakan hal menyakitkan semacam itu pada Taeyong. Sejujurnya perhatian Taeyong pada Mark sedikit membuatnya senang karena sejak Mark lahir hanya ada sedikit orang yang mau menyayangi anak itu dengan tulus.

Namun satu hal yang ia tidak suka adalah, ketika Taeyong benar-benar mencoba untuk ikut campur cara dia mendidik Mark.

Taeyong adalah orang yang polos, pria mungil itu masih belum tahu bagaimana caranya bertahan hidup di dunia gelap yang ia lalui. Sebagai penerus satu-satunya saat ini, tentu saja banyak pasang mata yang menunggu ia lengah dan mencoba mencelakai Mark.

Terlebih ketika ia mengetahui Mark lengah atas keselamatannya sendiri, Jaehyun merasa dirinya sangat marah.

Helaan nafas ia keluarkan, dengan langkah yang tegas Jaehyun meninggalkan kamar utama untuk datang ke kamar Taeyong.

Langkah nya yang tegas menggema di lorong yang sepi, jam masih pukul 3 sore tetapi tak ada satu orang pun pelayan yang terlihat di sekitar. Lantai tiga adalah lantai yang tidak boleh di injak oleh orang sembarangan.

Hanya orang kepercayaan Jaehyun saja yang bisa menginjakkan kakinya di sana, biasanya di lantai ini hanya ada Jaehyun seorang, Mark berada di lantai dua, bersama dengan kamar Ten, Johnny dan Yuta, sedangkan Taeyong di letakan pada lantai pertama bersama Lucas dan anggota inti yang lain.

Semenjak beberapa bulan yang lalu Jaehyun sudah memindahkan Taeyong ke lantai atas, dan kamarnya kini berada di sisi ujung lain kamar Jaehyun.

Langkah kaki Jaehyun terhenti tepat di depan pintu kamar Taeyong, tanpa mengetuk pintu Jaehyun memasuki kamar Taeyong yang terlihat rapih.

Di dalam kamar itu tak ada satu orang pun di sana, tetapi Jaehyun bisa mendengar suara air yang terjatuh dari kamar mandi, Taeyong rupanya sedang mandi.

Jaehyun memutuskan untuk mendudukan dirinya di atas kasur, ia melepaskan dua kancing atas kemejanya, kemudian dengan tatapan yang mengedar keseliling ruangan Jaehyun melipat kemeja bagian lengan sampai ke siku.

Ketika Jaehyun melihat kotak susu di atas meja, tanpa sadar bibirnya tersungging ke atas. Anak kucingnya selain menyukai ice cream ia rupanya juga menyukai susu.

Tak lama kemudian suara pintu yang di buka membuat Jaehyun mengalihkan perhatiannya, kemudian tatapannya sejenak terfokus pada Taeyong yang juga terlihat melebarkan matanya.

Surai Taeyong yang sudah memanjang一 setengah basah setengah kering一 menutupi lehernya yang jenjang, wajahnya terlihat polos dan segar dengan sedikit rona merah akibat air panas yang ia gunakan, tetapi hal yang membuat Taeyong seperti anak kucing yang tersesat adalah mata bulat anak itu sembab dan memerah.

Entah itu karena menangis atau karena tetesan air.

Jaehyun berdiri dari duduknya, ia mendekat ke arah Taeyong dengan tatapan yang tak lepas dari wajah rupawan anak kucingnya, ketika langkah kakinya sampai di depan pria mungil itu, Jaehyun menundukan wajahnya.

Kedua jemarinya yang besar menangkup rahang Taeyong dan mengangkatnya ke atas, "Kau menangis?”

Taeyong untuk sejenak tertegun akibat pertanyaan Jaehyun yang tiba-tiba, namun tak lama setelah itu ia menggeleng pelan, "Tidak.” Ujarnya dengan suara yang serak.

Jaehyun mendengus, tatapannya masih tajam membingkai wajah rupawan itu, jemarinya dengan perlahan turun dan mengusap tengkuk Taeyong, ”Kau berbohong padaku.”

The Choice [ Jaeyong ] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang