08).Dimana Harsya?

100 20 7
                                    

•••••LYV••••

Dita sedikit merasa frustasi untuk mencari Harsya.Adik badungnya entah hilang kemana.

"Pak tolong cek lagi bawahan Bapak,mungkin adik saya keselip gitu,jelas-jelas tadi pagi pihak kepolisan dari sini yang menangkap adik saya pak."Dita bersikukuh atas pernyataannya, meskipun sedari tadi bicara tidak ditanggapi dengan baik.

Dita mengeluarkan ponsel dari tas selempang miliknya,dia menunjukan foto Harsya dengan komuk resenya pada pak polisi.

Pose melet dan hidung di naikkan keatas sedikit menyebalkan namun hanya foto itu yang Dita punya.Bahkan di ponselnya tidak memiliki potret dirinya sendiri.

"Coba dilihat lagi pak,ini adik saya namanya Harsya."

Lagi dan lagi polisi tersebut hanya sedikit memberikan perhatiannya lalu kembali pada kesibukannya mengetik sesuatu di layar komputer.

"Pak tolong lah walaupun adik saya gak berguna amat tapi__"

"Nona bisakah anda berhenti bicara?"potong pak polisi.

"Tidak ada penangkapan atas nama Harsya chandika,sebaiknya nona cari dulu mungkin yang nona tuduh dari pihak kami adalah teman-teman adik nona..jika sudah tidak ada keperluan lain silahkan keluar,"lanjutnya.

Dita bersikeras meskipun kedua tangannya sudah di jegal oleh dua polisi wanita,bersiap akan menyeret Dita jika perempuan itu tak juga beranjak dari kursinya.

"Mengganggu jam istirahat saja."Dita mendengar gumaman lelaki berkumis yang duduk di sebelah polisi didepannya.Lelaki setengah tua itu asik menyantap gorengan,sambil sesekali menggigit cabe rawit.Wajahnya sudah masam dari sejak Dita datang mengadu keluh kesahnya.

"Kenapa nona mau gorengan juga?"tawar si pak polisi berbadan gempal tersebut seraya menodongkan tempe mendoan bekas gigitannya.

Dita hanya berdecih sambil menatapnya kesal.

Tak mampu lagi berkata-kata,Dita lebih memilih keluar dari kantor kepolisian.Lebih tepatnya di geret keluar oleh dua polisi wanita.

"Saya bisa jalan sendiri,"tegas Dita pada kedua polisi wanita yang sedari tadi tak mau melepaskan tangannya di kedua lengannya hingga Dita sampai di pintu keluar.

"Apa-apaan mereka pikir aku penjahat apa."Dita mendumel sembari menendang pintu  masuk.

"Aahh sial!"Karena terlalu kuat menggunakan tenaga kakinya,pintu kaca tersebut meninggalkan jejak retakan yang cukup membuat Dita bergidik.

"HEII!!"

Kedua mata Dita membola,kedua kakinya mundur satu langkah ketika seorang polisi memergoki tingkah konyolnya.

"Kabuuuurrr."

"HEIII!!"

Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore dan Dita belum juga menemukan keberadaan Harsya.Kedua kakinya sudah terasa lemas,kepalanya mulai terasa berat,perutnya pun terasa perih,apalagi belum ada makanan apapun yang masuk ke perutnya dari pagi.

"Aish magh ku kambuh ini mah."keluhnya sembari mencari tempat untuk sekedar duduk dan mencari minum.

Kedua tangannya memegang perut,rasanya nyeri dan perih.Langkahnya mulai memelan,jalannya saja sudah terbungkuk-bungkuk.

"Nona tidak papa?"Dita mendongakkan kepala ketika seseorang menyentuh bahunya.

"Nathaniel / Mba Dita?" Ucap keduanya bersamaan.

"Kenapa mba sakit?"ucap Nathaniel dengan raut wajah khawatir.Pemuda itu ikut berjongkok seraya memeriksa keadaan Dita.

"Magh ku kambuh."

Love Your VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang