Awal

221 51 14
                                    

Note:terdapat kata2 kasar!!


"Sial atau tidak,ini adalah awal dari perjalanan yang entah harus disyukuri atau dihakimi kehadirannya"

Happy reading❤️

🌻••LYV••🌻

Dita menunduk,mempercepat jalannya.Derap langkah dibelakangnya semakin terdengar mendekat.Ada seseorang yang sedari tadi masih mengikutinya.

Ia merogoh tas,tapi nasib tak beruntung kembali didapatkan.Ponselnya mati dan ia tak bisa menghubungi Harsya.

Adiknya itu seharusnya datang menjemputnya,tapi toh ini sudah pukul 8 malam,tak kunjung terlihat batang hidung Harsya.

Dengan keberanian setipis tisu,Dita berbalik.Begitu pula orang yang mengikutinya juga ikut berhenti,lebih menakutkan lagi kini sudah ada tepat didepannya.

Selangkah mundur,menjaga jarak dari laki-laki misterius yang menakutkan,Dita melontarkan pertanyaan yang sedikit tak masuk akal."Penguntit yaa?!"entah itu pertanyaan bodoh atau karena Dita sedang gugup,jadi keluar begitu saja dari mulutnya.Tangannya sudah cukup gemetar.Giginya bergidik menghadapi kenyataan bahwa ia hanya seorang sendiri.Ditempat sepi,gelap dan minim pencahayaan.Ia Bahkan baru menyadari,kenapa juga ia harus berlari ketempat yang sepi,ini sama saja bunuh diri.

"Stop stop!!"Dita berhasil menghentikan langkah si lelaki dengan topi menutupi sebagian wajahnya itu.Semua serba hitam mulai dari jaket,celana,sepatu,bahkan terkesan sangat misterius.Menimbulkan rasa takut bagi Dita yang kini hanya sendirian di gang sepi tengah malam.Dita malah semakin dibuat bergidik ketika mengetahui kenyataan derap langkah si lelaki yang malah semakin mendekat.Seolah acuh dengan berbagai peringatan yang Dita lontarkan.

"Kenapa nona apakah anda takut?"

Dita melirik sekelilingnya ,mencari sesuatu untuk sekedar melindungi diri.Ya dia menemukan sebuah balok,diacungkan pada lelaki tersebut.

Sial! Baloknya patah,ia ambil lagi ini lebih besar mungkin bisa untuk melindungi diri.

Tapi Dita mulai berpikir apa tidak apa memukul kepala orang? Tapi bagimana jika nanti bocor atau bahkan mati ditangan Dita.Ia tak mau dipenjara,umurnya masih muda dan nanti bagaimana dengan Harsya.

Sial! Dita jadi berpikiran macam-macam sekarang,semua itu berkecamuk dikepalanya.

"Nona,sekali hap saja sudah hancur,kepalaku ini keras memakai itu tidak akan melukaiku.."katanya lagi membuat jantung Dita semakin berdegup kencang.Keringat sudah bercucuran melawan rasa takut.Ia hanya seorang perempuan biasa bagaimana bisa melawan seorang lelaki berbadan besar dan kekar itu seorang diri.

"Yaaa pergi!!!"teriak Dita menggerak-gerakkan baloknya kearah lelaki didepannya,namun bukannya pergi lelaki itu malah menodongkan sebilah pisau kecil pada Dita.

Sungguh isi kepala Dita mulai kacau,pikirannya sudah berlari kemana-mana,banyak hal negatif yang berseliweran dikepalanya.

"Ja_jangan amputasi aku jangan.."

Amputasi? Pemotongan kaki masuknya? Tidak tidak bukan itu,Dita mendengar dibeberapa portal berita kasus orang yang meninggal dengan tubuh tak utuh.

"Apa? maksudmu mutilasi?"

Senyum seringai dan tawa lelaki itu membuat Dita semakin yakin akan pikirannya.

"Huff ayo kita lakukan amputasi? Upps maksudnya mutilasi.."

"Nggak jangan-jangan!!"

"Nona,penolakan adalah sebuah penghinaan dan saya tidak suka.."desisnya terdengar tajam dipendengaran Dita.

Love Your VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang