HAPPY READING
**LYV**
"Cepetan jelasin lu jadi ani-ani sekarang?"Baru juga sampai di depan rumah,Dita sudah disodori pertanyaan yang sama.Tak langsung menjawab,Dita lebih memilih memasuki rumah dan ya sepertinya Harsya lupa mengunci pintu.
"Kamu bener-bener sya,kalo sampai ada maling masuk rumah gimana."omel Dita kemudian menggelengkan kepala,kesal sekali dengan kecerobohan adik nya itu.
"Teh ih jawab dulu yaelah."Harsya masih saja menguntit kakak perempuannya itu,ke dapur pun Harsya masih saja berada dibelakangnya.
"Astaga teh plis lah jangan jadi an__"
"MATAMU ANI-ANI!"
"ADUUHHH SAKIITT TEEHHH!!"Keplakan tepat mengenai dahi Harsya.Nyaring bunyinya karena Dita menggunakan panci.
Dita berniat ingin membuat mie instan karena perutnya terasa lapar.
"Ya terus kalo nggak jadi ani-ani kenapa dandanannya kaya lenong begitu sih tebel banget berapa centi itu bedaknya?"Dita melirik Harsya yang kini duduk di meja dekat kompor Yang sedang ia gunakan.
Dita mulai membuka bungkus mie dan memasukkannya ke dalam panci berisi air mendidih.
"Teteh kerja jadi waitress,perasaan dandanan nya biasa aja kamunya aja yang lebay."
"Hah? Apa iya?"
"Nggak percayaan amat sama teteh."
Harsya seketika terdiam mendengar apa yang barusan Dita katakan,jujur saja ia tak bisa sepenuhnya percaya dengan omongan kakaknya.
"Gue masih nggak percaya,"ucapnya sambil merebut mangkuk berisi mie milik Dita lalu memakannya tanpa izin,tentu saja Dita tak terima dan menjambak rambut belakang adiknya itu.
"BIKIN SENDIRI SYA ISHHH!!"
Setelah puas menjahili kakaknya,Harsya menyerahkan mangkok mie yang tinggal setengah itu pada Dita.
"Rese banget orang lagi laper juga."
"Lu jadi waitress dimana teh? Restoran? Caffe?"
"Club_"
"APA LU GILA!"
Uhuk uhuk
Seketika Dita melotot,hampir saja nyawanya melayang gara-gara menyeruput kuah pedas yang kini malah keluar lewat hidungnya.
"Parah lu teh parah-parah."
"Lu kerja di club,jadi ani-ani? Istighfar teh."ujarnya tak lupa mengusap dada.
"Kita nonis,"ucap Dita memutar bola matanya.
"Teteh mu ini cuma jadi pelayan jadi nggak usah khawatir sya,teteh bisa jaga diri dan itung-itung teteh mau ngumpulin uang buat ngebangun toko bunga kita."
"Tapi nggak di club juga teh,disana banyak lelaki hidung belang yang matanya jelalatan nyari perempuan-perempuan muda dan..."dengan setengah berbisik." agak bloon dikit kaya teteh."
Plak
"MATAMU!"
Esok paginya Nathaniel menjadi orang rumah yang bangun lebih awal.Bahkan art nya pun sepetinya belum pada bangun.Ya pantas karena baru pukul 3 pagi juga.
Nathaniel menuruni tangga dan berdecak ketika melihat Jayres masih berada di posisi awal dengan posisi salah satu kakinya menjuntai ke lantai.
Nathaniel ingin acuh tapi pemuda itu mengingat sesuatu.Ia berjalan lebih pelan kearah Jayres.Kepalanya celingak-celinguk melihat keadaan sekitar,dirasa aman tangannya terulur merogoh kantung celana.Ia menemukan dompet kakaknya yang ia ketahui bermerk dan harganya mahal.Dengan hati-hati dan melihat situasi Nathaniel segera membukanya.Ia mengambil sesuatu yang amat berharga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Villain
FanfictionSiapa yang suka jika dalam perjalanan hidupnya harus bertemu dengan seseorang yang menyebalkan,pembuat masalah dan bertitel sebagai enemy(musuh). Siapa juga yang suka jika ternyata didalam garis takdirnya harus hidup bersama seorang pelaku kriminal...