015."Ssstt diam"

55 11 5
                                    

**LYV**

Jam dinding antik kini menunjukkan arah pukul 2 pagi,berdetak nyaring didalam sebuah kamar bercat hitam.

Seseorang berjalan mengendap,menyelinap memasuki kamar yang terasa dingin itu,bukan karena AC melainkan hal lain yang membuat bulu kuduknya berdiri.Cahaya redup serta aroma maskulin kental sekali terasa.

"Berasa lagi uji adrenalin gue."Nathaniel mengusap wajahnya beberapa kali sembari terus meyakinkan diri.Sebenarnya bukan pertama kali pemuda itu masuk ke kamar Jayres.Ya karena kakaknya memang melarang siapapun untuk masuk ke ruangan pribadinya.Nathaniel hanya dua kali terhitung berkunjung ke kamar kakaknya itu.

Langkah Nathaniel terhenti didepan sebuah lukisan besar yang berada di atas kepala ranjang.

"Kenapa lukisan modelan begitu di pajang disini sih."Gigi Nathaniel bergidik ngeri,lukisan wajah perempuan tersenyum dengan luka dibagian mata benar-benar membuat Nathaniel selalu berusaha tak melihat kearah sana.Tapi tetap saja netranya seolah tak mampu untuk mengalihkan pandangan kearah lain.

"Nathan Nathan jangan liat kesana fokus fokus,"ucapnya seolah sedang membaca mantra.

"Ngomong-ngomong jam segini kak Jayres belum pulang,kemana lagi ya kira-kira itu orang."

Cklek

Suara langkah kaki serta daun pintu yang terbuka membuat Nathaniel bergegas mencari tempat untuk sembunyi,alhasil lemari menjadi tempat persembunyiannya.

Sedangkan seseorang yang masuk tak lain adalah Jayres,tapi kini pria itu tak sendiri melainkan membawa seseorang di kedua tangannya.

"Sial ini perempuan berat juga."

Jayres berdiri didepan ranjang,ia berniat menurunkan tubuh perempuan yang kini tak sadar itu tapi niatannya tak jadi.

"Sayang amat kasur gue kena badan dia,"ucapnya sinis kemudian berjalan kearah kamar mandi.

Nathaniel yang mendengar suara gemericik air lantas keluar dari lemari.Ia yakin kakaknya itu sudah memasuki kamar mandi.

"Mampus dimana itu dompet?"gumamnya sembari mencarinya dijaket yang tergeletak di ranjang.Ia merogoh salah satu kantung yang belum sempat di cek,sampai akhirnya berhasil ia temukan dompet berlabel LV itu.

"Yes ketemu,"ucapnya lega.

"NATHANIEL ANDERSON."

Degh

Gema suara itu berhasil menghentikan sejenak detak jantung Nathaniel.Nathaniel mematung di tempat.

"Ngapain lu disini?"

"I_iya?"Seperkian detik tubuh pemuda itu berputar menghadap kearah si pemilik suara dan sudah disuguhi ekspresi khas Jayres ketika sedang mencurigai seseorang.Pasalnya jarang sekali Nathaniel mau masuk kedalam kamarnya,lebih tepatnya Jayres sendiri lah yang melarang siapapun masuk ke dalam kamarnya kecuali jika ia mengijinkan.

"Memasuki kamar ini diam-diam apa menurutmu diperbolehkan Nathaniel Anderson?"satu alis tebal Jayres terangkat,pun dengan tatapan mematikan.

"Ck apa sih lu kak pelit amat yaelah,gue kan adek lu ya masa nggak boleh ke kamar kakaknya sendiri."Mau berkilah sebanyak apapun tak akan mampu menghilangkan kecurigaan dibenak Jayres.

"Suaramu gugup Nathaniel,"ucap Jayres sembari berjalan melewati adiknya dan mengambil sehelai kaos dari lemari.Kaos hitam polos favorit pria itu.

Tak ingin mati konyol dengan banyaknya todongan pertanyaan lagi,Nathaniel berlari terbirit-birit keluar dari kamar.Padahal Jayres masih ingin melontarkan banyak pertanyaan untuk adiknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Your VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang