012.Kaukah itu?

65 15 2
                                    

HAPPY READING!

Terdapat kata² kasar jangan di tiru yaaa adik²,kakak²,mbak²,mas²!!

**LYV**

Saat ini gedung yang memiliki tinggi 3 lantai tersebut masih terpantau terdapat kehidupan.Cahaya lampu dari gedung tersebut menyiratkan masih ada aktivitas didalamnya,padahal waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi,tapi semua pegawai di perusahaan tersebut terpaksa harus lembur untuk menyiasati masalah perusahaan.

"Besok ada pemeriksaan dari pihak kepolisan res,kita harus gimana?"pria yang sedari tadi sibuk menyesap sebatang nikotin itu tak merespon apa-apa.Kepulan asap nikotin itu menyebar hampir membuat seorang Theo yang sangat alergi rokok itu sesak napas.

Sudah hampir 3 hari kehidupan Jayres berjalan dengan kekangan wartawan diluaran sana yang masih kekeh mencari berita.

"Lakukan saja sama seperti yang biasa kita lakukan."Theo bernapas lega,akhirnya Jayres mau membuka mulut setelah sekian lama bungkam.

"Menyuap mereka maksud lu?"

Jayres menyeringai."Memangnya Apalagi selain uang yang bisa membuat mereka bungkam,"sarkasnya,tau betul dengan hukum di negaranya yang amburadul.Tapi positifnya ia bisa memanfaatkannya.Menguntungkan bagi Jayres karena setiap kasusnya bisa terselesaikan dengan uang.Seharusnya kasus sepele ini juga berhasil bersih.

"Tapi apa lu yakin kasus kali ini bisa selesai dengan uang?"

"Kenapa nggak?"

"Sebesar apapun kuasa seseorang,pasti memiliki kelemahan,"ujar Jayres yakin,Joseph memang bukan sembarang orang namun Jayres tau titik lemah pria tua itu dan ia akan mencoba memanfaatkannya.

Jayres mulai memikirkan rencana agar bisa menjatuhkan nama Joseph dan membersihkan nama baiknya lagi.Disela berdiskusi dengan Theo dan beberapa anak buah kepercayaannya,ponsel Jayres berdering.Clarissa,perempuan itu yang menelepon.

Theo beserta yang lainnya pergi setelah mendapatkan isyarat dari Jayres.Anti sekali Jayres jika ada yang mengurusi kehidupan pribadinya apalagi soal asmara.

"Hish lama banget angkat telepon doang!"Dari seberang sana Clarissa protes,perempuan itu tak suka jika Jayres terlalu lama mengabaikan teleponnya.

"Bisa nggak suaranya pelan-pelan,"tegur Jayres sambil memijat pelipisnya,susah sekali menasehati Clarissa.

"Kamu belum bersihin nama baik kamu!"ucap Clarissa dengan nada suara meninggi.Walaupun tak melihat rupa perempuan itu Jayres dapat menebak ekspresi yang kini ditunjukan kekasihnya.

"Pokoknya aku nggak mau tau kamu harus selesaikan kasus itu dan aku nggak mau punya pacar___"

Tut Tut Tut

"Berisik!"ujar Jayres setelah memutuskan panggilan.Ia sedang pusing dan tidak ingin mendengar rentetan omong kosong kekasihnya itu.

Ditengah kasus yang membelitnya Jayres jadi sering pulang larut malam,disamping menghindari awak media ia juga sering pergi ke club malam.Sebagai ajang melepas penat pikirnya.Seperti sekarang,pria itu berada dibawah hingar bingar gemerlapnya lampu club dengan suara musik yang begitu memekakkan telinga.

Jayres duduk membelakangi kursi bar,jelas sekali menghadapi pemandangan wanita-wanita yang sedang berdansa mengikuti alunan musik.Perempuan-perempuan dengan pakaian ketat dan menunjukan lekuk tubuhnya itu sama sekali tak menarik dimatanya..tapi satu hal manik matanya menangkap satu titik.Ditengah banyak nya perempuan satu perempuan itu seperti ia kenal.

Sempat Jayres berdiri untuk memastikan dugaanya tapi seorang pelayan menawarinya minuman,dan setelah itu perempuan itu hilang dari pandangannya.

"Apa mata gue sedang bermasalah? Apa tadi bener perempuan gila itu yang gue lihat?"

Jayres menoleh sesaat merasakan bahu nya disentuh,lalu dengan gerak cepat pula dadanya menabrak sesuatu.

"Haiii."suara lembut menyapa indra pendengaran Jayres.Serta terpampang wajah perempuan muda dengan riasan tebalnya.

Usapan lembut semakin liar menggerayangi dada bidang Jayres,ia hanya diam tak berkutik.

"Kenapa,tidak suka?"perempuan berpakaian ketat serta berpenampilan se*si itu semakin memperlihatkan bakatnya.Setiap sudut wajah tampan Jayres berhasil perempuan itu kuasai dengan usapan lembut jari lentik miliknya.Sial! Jayres seolah terpaku dengan apa yang perempuan nakal itu perbuat.Tak munafik,siapa yang tidak akan tergoda dengan cara nakal perempuan dihadapannya ini.Bahkan sekarang Jayres membiarkan bibirnya menjadi santapan perempuan itu.

"Manis sekali."

Dilain tempat,Nathaniel tampak misuh-misuh dengan keadaan diluar rumah yang masih saja berdatangan wartawan.Mengusir secara halus sudah ia lakukan namun tak mempan,secara kasar dengan menyemprotkan air menggunakan water gun pun Nathaniel lakoni tapi tetap tak memberikan efek apapun.

"Dasar batu yah mereka ini!"

Nathaniel mondar-mandir didepan pintu sambil bertolak pinggang."Ini lagi punya abang satu nggak pulang-pulang!"

"Den tidur den."ucap bibi yang sudah bosan mendengar celotehan tuan mudanya.Bertingkah layaknya ibu-ibu yang sedang menunggu anak gadisnya pulang larut.

"Nggak bisa bi,ini kak Jayres nggak pulang pulang ngelayab kemana coba,bukannya urusin tuh para wartawan malah lari dari tanggung jawab.

Nathaniel menunjuk kearah luar."Noh liat noh hasil dari perbuatannya yang entah ngapain lagi jadi banyak wartawan yang ngemper di rumah."Nathaniel masih saja mengomel,lebih kasihan pada bibi yang harus melayani setiap ocehan tuan mudanya.

"Nath,gue nggak tau lah harus gimana lagi urusin lah ini abang mu."pasrah Theo.

"Buset habis ngekokop apaan itu bibir merah bener."

Setelah merebahkan tubuh Jayres,Theo langsung memilih pulang.Padahal sebelum nya Theo sedang asik main PS dengan keponakannya eh malah mendapat telepon dari seseorang untuk menjemput Jayres yang mabok.

"Njirlah dia malah mabora dalam situasi kaya gini,dasar gila!"Nathaniel juga memilih pergi ke lantai atas dan membiarkan Jayres di sofa.Ia juga melarang para asisten rumah tangga untuk membawa Kakaknya itu ke kamar,biarkan saja tergeletak di sofa ruang tamu.

Sedangkan disisi lain Harsya sedang kebingungan mencari keberadaan Dita.Kakak perempuannya itu entah pergi kemana sejak pagi hari.Ditelepon ataupun di chat sama sekali tak mendapat respon.

"Gila ini udah larut malam,sebenarnya si teteh kemana sih bikin gue khawatir aja."Harsya mendumel di jalanan sambil mengendarai motor kesayangannya.Ia juga memikirkan sekiranya tempat yang mungkin saja ada Dita.

"Anjir lah kalo sampe dia ngelakuin hal yang aneh-aneh semacam bundir,tapi apa iya si teteh berpikiran sependek itu?"lagi dan lagi Harsya hanya bisa menebak-nebak,ia juga tak ingin dugaan buruknya terjadi.

"Eh buset kaya teteh gue itu."Harsya menyipitkan mata setelah menaikkan kaca helm miliknya.Ia lihat dari kejauhan sesosok perempuan yang dia cari.

"Astaga teh?"

"Ha_harsya?"

"Teteh habis dari mana aja sih? Trus ini kenapa dandanannya begini?..mirip ani-ani."kalimat terakhir terucap dengan pelan dari mulut Harsya.

"Teh jangan bilang__"

"A__apa sih pikiranmu itu loh,udah yuk pulang!"

Dengan cepat Harsya menghalangi jok motor belakang yang akan Dita duduki dengan telapak tangannya.

"Jawab dulu pertanyaan gue."

"Sya,apa sih ekspresimu begitu gak usah nakut-nakutin teteh."

"Tehh!"Suara dalam Harsya begitu cukup membuat Dita takut serta wajah serius adik lelakinya itu benar-benar menciutkan nyalinya.

"Sya,ayo pulang dulu nanti teteh jelasin di rumah."

"ENGGAK!!"

BERSAMBUNG..




Love Your VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang