Gadis itu mengamati apa yang baru saja terjadi padanya. Seingatnya, ia tadi mengalami kecelakaan beruntun akibat bus yang ia tumpangi mengalami rem blong. Ia juga masih ingat apa yang ia rasakan saat itu.
Tubuhnya terasa remuk dengan darah yang mengalir deras dari tubuhnya. Kaki yang terjepit, muka penuh dengan pecahan kaca jendela dari bus. Ia bahkan sudah mati rasa saat itu.
Dengan hal itu, harusnya dia sudah ada di dalam tanah sekarang, bukan di rumah sakit. Dan kalaupun dia bisa selamat, harusnya dia bisa melihat kakinya yang cacat dan mukanya yang hancur.
Tapi kenapa yang dia tidak menemukan hal itu di tubuhnya? Sebenarnya apa yang sudah terjadi?
Ceklek
"Udah sadar lo?" Ucap wanita paruh baya pada gadis itu. Sementara gadis itu hanya menunjukan ekspresi bertanya pada wanita tadi.
"Abis mabok jadi bisu lo?" Lagi tidak ada tanggapan dari gadis itu.
"Mau lo tanya sampai mampus juga gak bakal dijawab sama anak lo itu." Seorang pria tiba tiba masuk dan menyahuti ucapan wanita paruh baya tadi.
Sementara gadis yang mereka bicarakan tidak menyahut sama sekali. Ia masih setia dengan kebungkamannya. Tapi, kata anak yang pria tadi ucapakan sedikit mengganggu untuknya.
Dia bilang jika ia anak wanita tadi kan? Tapi ia masih sangat yakin jika wanita tadi bukan ibunya. Wajah itu bahkan asing untuknya. Dan apa katanya tadi? Mabuk? Ia masuk rumah sakit setelah mabuk?
Big no. Dia tadi mengalami kecelakaan bukan mabuk. Lagi pula dia tidak selemah itu dengan alkohol.
"Dih, dia juga anak lo kali. Gak inget lo dulu nafsuan banget sama tubuh gue? Tiap hati minta seks mulu lo. Dasar maniak seks."
"Lo juga nikmatin kali, pakek nyalahin gue lagi. Lo juga sama aja penggila seks. Gak inget kalau lo dulu suka godain gue? Bahkan lo lebih agresif dan liar daripada gue."
Shit. Sebenarnya apa yang dua orang itu bahas sekarang? Kenapa malah membahas masalah ranjang mereka dengannya? Hei, dia butuh penjelasan tentang tubuhnya bukan masalah ranjang mereka. "Berapa lama gue di rumah sakit."
Akhirnya ia mengeluarkan suara untuk pertama kali. Itu juga untuk menghentikan perdebatan mereka tentang ranjang. "Seminggu, lo udah masuk rumah sakit sejak seminggu lalu." Sahut wanita paruh baya tadi.
"Lagian kalau gak bisa mabuk jangan minum alkohol. Malu maluin banget lo. Masa baru setengah botol udah tepar, mana masuk rumah sakit lagi." Cibir laki laki tadi. Ia juga merasa heran pada anak gadisnya itu. Selama ini gadis itu sering mengkonsumsi alkohol, bahkan bisa lebih banyak dari ini, dan dia baik baik saja. Lalu kenapa sekarang anaknya itu bisa sampai masuk rumah sakit.
"Jangan dengerin omongan bokap lo. Mungkin kepalanya ke pentok batu waktu ke sini."
"Heh congor lo bisa diem gak. Gue cipok baru tau rasa lo." Sewot laki laki itu.
"Najis. Mulut lo bau jigong. Mulut gue terlalu suci buat mulut lo yang penuh azab."
Plakkkk
"Anjing." Umpat wanita tadi seraya mengusap bokongnya yang menjadi sasaran empuk tangan pria tadi.
"Telat lo. Udah ada hasilnya segede gaban kayak gitu baru bilang najis. Kemana aja lo selama ini?" Seseorang tolong selamatkan dia dari dua orang gila yang mengaku sebagai orang tuanya itu.
Benarkah mereka orang tua tubuh ini? Tapi kenapa seperti itu bentuknya? Bisa bisa ia menjadi gila jika punya orang tua seperti itu. Wajahnya boleh sangat cantik dan tampan, tapi sayang tidak ada otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT GIRL [END]
Teen FictionRexi Cecilia. Gadis pendiam yang menyukai novel transmigrasi. Selalu berharap dirinya bisa merasakan bagaimana transmigrasi itu. Agatha Dian Quinsha. Seorang Figuran yang bahkan tidak pernah memiliki dialog sama sekali. Hanya muncul sekali itupun ka...