Tubuh Luci meluruh ke lantai. Ia, bukan Agatha yang mendapat tembakan itu, tapi Luci. Ingat bukan jika siapapun yang menang, dia akan tetap hidup. Dan itu terjadi.
Apakah Luci yang menang? Bisa dibilang iya. Karena Luci berhasil membunuh Quinn. Atau jiwa asli dari Agatha. Tapi Luci juga kalah. Karena dia juga mati di tangan Matteo.
Sesuai dengan janjinya pada Matteo. Bahwa yang berhak membunuh Luci adalah Matteo. Karena dialah yang punya dendam begitu besar pada Luci. Dan hari ini terjadi.
Luci akan mati di tangan Matteo. Setelah ia puas bermain dengannya, maka dia sendiri yang akan membawa Luci pada Matteo. Ja janjinya sudah terpenuhi.
Selain itu, ia juga sudah memenuhi janjinya pada Quinn. Dimana dia telah berjanji untuk mengantar Quinn ke neraka ketika dia berkhianat.
Ia sudah membantu Quinn menyingkirkan Luci, dimana itu adalah tugas yang harus di lakukan oleh Quinn. Dengan imbalan tubuh Quinn menjadi miliknya.
Jika suatu saat Quinn ingin mengambil tubuh ini lagi, maka ia akan membawa Quinn menuju neraka. Dan dia juga sudah menepati janjinya itu.
"Lo tamat Luci. Dari awal pun lo udah tamat." Ucap Agatha menghampiri tubuh Luci yang sudah lemas.
Dibelakangnya, sudah ada Sean dan yang lainnya. Mereka keluar dari tempat persembunyiannya setelah Matteo menembak Luci.
Belum sampai mati, tapi cukup untuk melumpuhkan Luci. Tinggal biarkan saja Luci kehabisan darah, maka tak lama lagi tubuhnya akan mati.
"Bagaimana mungkin?" Lirih Luci. Ia menatap Agatha penuh dendam dan keputus asaan.
"Lo udah jatuh di lubang yang sama dua kali Luci. Mulai dari kebebasan lo, sampai kematian Rexi, semua udah gue rencanain."
"Bahakan kematian anak lo sendiri? Lo gila Agatha. Uhuk uhukk." Luci memuntahkan seteguk darah dari mulutnya.
Dadanya terasa sakit saat ia buat bicara. Itu semua karena Matteo menembakkan pelurunya di sana.
Sebentar lagi. Ia bisa merasakan jika nyawanya akan hilang sebentar lagi. Saat nafasnya mulai tersengal senggal. Maka hanya tinggal menghitung waktu sampai nafasnya benar benar berhenti.
"Gue gak gila Luci. Gue cuma nepatin janji yang udah gue buat. Gue janji sama Matteo untuk bawa lo ke hadapan dia. Tentu gue turutin. Dengan syarat Matteo gak bisa bunuh lo langsung detik itu juga. Gue janji sama Rexi bakal bawa dia ke neraka kalau dia khianati gue, juga udah gue tepati. Sekarang, tinggal satu janji yang belum gue tepati. Lo tau janji apa Luci?"
"Apa?" Agatha menyamakan tingginya dengan Luci. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Luci.
"Janji gue untuk membiarkan Matteo bunuh lo." Luci menegang di tempatnya.
Ia tidak menyangka jika kemenangan yang ia pikir miliknya ternyata hanya angan angan semu. Nyatanya, dari awal ia sudah masuk ke dalam perangkap Agatha.
Wanita itu sengaja membiarkan dirinya hidup untuk membunuh Rexi di masa depan. Ia hanya alat yang di kendalikan oleh Agatha.
Meski begitu, ia tetap tidak percaya jika Agatha bisa membunuh anaknya sendiri. Entah terbuat dari apa hati wanita itu sampai tega melakukannya.
Dan akting Agatha tadi juga sangat menipu dirinya. Ia kira Agatha benar benar kehilangan. Tapi siapa sangka jika ia adalah orang yang menghilangkan.
"Lo akan kena karma Agatha."
"Tenang aja. Tanpa lo kasih tau, gue juga udah tau. Tapi Luci, gue adalah tipikal orang yang akan berprilaku sesuai dengan perilaku orang lain ke gue. Ibaratnya nih ya, orang lain nanam padi pasti dapet padi kan. Gak mungkin orang nanam padi malah panen jagung. Sama kayak gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT GIRL [END]
Teen FictionRexi Cecilia. Gadis pendiam yang menyukai novel transmigrasi. Selalu berharap dirinya bisa merasakan bagaimana transmigrasi itu. Agatha Dian Quinsha. Seorang Figuran yang bahkan tidak pernah memiliki dialog sama sekali. Hanya muncul sekali itupun ka...