31

18.8K 1.2K 66
                                    

Agatha hanya memandang pemandangan di depannya dengan kosong. Dia masih memikirkan tentang ucapan putrinya. Oa bahkan masih mengingatnya dengan jelas.

Oh tuhan, bagaimana bisa putrinya membenci dirinya. Apa kesalahannya begitu besar sampai putrinya sendiri ingin membunuh ibunya.

Jika ia, Agatha akan meminta maaf. Ia benar benar minta maaf karena tidak membunuh Rexi dengan tangannya sendiri, melainkan dengan tangan orang lain.

Iya, kalian tidak salah melihat. Agatha menyesal karena tidak bisa membunuh Rexi dengan tangannya sendiri.

Mau bagaimana lagi. Setelah pengorbanan yang ia lakukan untuk melahirkan Rexi, ia tidak bisa membunuhnya langsung. Itu akan menyakiti perjuangannya.

Lebih baik meminta orang lain saja yang membunuh Rexi. Katakan saja Agatha adalah ibu yang kejam. Karena nyatanya memang seperti itu. Ia akan menyingkirkan siapa saja yang sudah berani mengusiknya.

Dan Rexi melakukan hal itu. Dia melanggar janji yang sudah mereka sepakati dulu. Dan dia harus menyingkirkan Rexi sebelum Rexi bisa menyingkirkan nya.

Lihat saja, Raka bahkan ada di pihaknya. Sean juga pasti akan lebih memijaknya. Mommy nya juga pasti akan memihaknya setelah mendengar perkataan Rexi tadi.

Yang terakhir adalah keluarga mertuanya. Kalaupun mereka tidak memihak padanya, ia juga tidak perduli. Karena mereka bukan pion utamanya.

"Lo gila Agatha." Matteo tiba tiba saja datang ke ruang inap Agatha. Wanita itu tengah sendirian di sana. Ia sengaja meminta semua orang pergi dari ruangannya. Tentunya untuk memperkuat aktingnya sebagai ibu yang frustasi.

"Wanita tadi, dia Luci kan?" Tanya Matteo memastikan dugaannya. Setelah ia membebaskan Luci, ia tidak tau kabar apapun tentang wanita itu. Agatha benar benar menutup akses tentang Luci.

"Anggap aja iya. Lagi pula waktu mereka buat hidup juga tinggal dikit." Santai Agatha.

Ia mengambil apel yang ada di nakas dan langsung memakannya tanpa di kupas terlebih dahulu. Ia lebih suka memakannya seperti ini. Terasa lebih nikmat saja jika ia langsung menggigit apel itu dalam keadaan utuh.

"Sebenarnya apa yang lo mau Agatha. Lo gak mungkin mau bunuh Rexi lewat Luci kan?" Selidik Matteo yang tidak dihiraukan Agatha.

Ibu satu anak itu masih asik dengan apel yang ia makan. Sampai apel itu habis barulah ia memfokuskan matanya pada Matteo.

"Gue cuma nepatin janji yang udah gue buat sama Rexi tiga tahun yang lalu. Hanya itu."

Matteo tidak mengerti. Memang janji apa yang bisa di buat oleh anak yang bahkan belum lahir saat itu. Agatha memang aneh dan gila.

"Lo bukan jiwa Agatha kan? Karena Agatha gak akan kayak gini." Tanya Matteo tiba tiba.

Agatha yang mendengarnya hanya di buat tertawa. Matteo tau rupanya. Tapi kenapa yang lain tidak tau. Terutama Raka.

Raka begitu menyayangi Agatha. Tapi kenapa dia tidak sadar kalau jiwa yang menempati raga putrinya itu orang lain. Ini aneh bukan.

"Rexi, adalah nama asli gue. Dan Agatha sekarang ada di tubuh Rexi."

"Maksud lo?" Ucapan Agatha terlalu berbelit belit. Ia tidak bisa memahaminya.

"Yang ada di tubuh Agatha adalah jiwa asing bernama Rexi. Dan yang ada di tubuh Rexi adalah jiwa asli Agatha. Singkatnya jiwa kita tertukar."

Matteo tidak bisa berkata apa apa. Dia speechless. Apa yang ia tanyakan pada Agatha tadi hanya sebuah candaan. Tapi kenapa sekarang malah serius.

Akal sehatnya tidak bisa menerima hal ini. Mana mungkin kejadian yang sering ada di novel itu malah ada di dunia nyata. Bagaimana caranya dia mempercayai kejadian fantasi seperti itu.

SILENT GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang