21

27.2K 1.5K 29
                                    

Sudah dua minggu ini, Luci di pusingkan oleh berbagai teror yang ia terima. Mulai dari kiriman fotonya saat dengan om om, bangkai tikus yang baru saja mati, bahkan seseorang yang menguntit nya juga pernah ia temui.

Bukan sekali dua kali, tapi setiap hari selama dua minggu ini ia selalu mendapatkan teror. Awalnya ia berfikir jika teror ini akan mereda dengan sendirinya. Tapi sayang, sampai detik ini pun teror itu masih menghampirinya.

Ia sudah bertanya pada tetangga sekitar apakah ada orang yang mencarinya saat ia tidak ada di rumah. Dan kata mereka tidak ada. Mereka juga tidak melihat orang mencurigakan di sekitar rumahnya. Jadi, ia tidak mendapat petunjuk apapun tentang siapa dalang di balik peneroran yang ia alami.

Tapi, meski begitu, ia tau siapa orangnya. Maksudnya, dari awal dia sudah mengira siapa yang melakukan ini padanya. Orang itu pasti Agatha dan Eve. Hanya saja ia tidak mempunyai bukti untuk menjatuhkan mereka.

Ia juga tidak mungkin bersikap ceroboh lagi seperti dulu. Apalagi setelah mendengar ancaman Agatha. Ia masih ingat, dan akan selalu ingat saat Agatha mengatakan ia hanya punya waktu satu bulan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari seseorang yang ingin menuntut balas kematian seseorang padanya.

Tapi, ia tidak tau siapa orang itu. Dia was was jika orang itu benar benar akan membunuhnya tepat satu bulan setelah peringatan Agatha. Dia tidak mau mati. Tapi, pada siapa dia harus meminta tolong. Ia tidak mungkin meminta tolong pada Gavin.

Jika ia melakukan itu, sama saja dengan ia yang membongkar kedoknya sendiri. Bolehkah dia menyesal sekarang? Andai saja dulu dia tidak membunuh gadis yang menjadi temannya itu, mungkin sekarang dia tidak akan di bayang bayangi oleh rasa takut. Tapi, ia juga tidak menyesal. Karena menurutnya, Erika pantas mendapatkan itu.

Erika, gadis yang pernah menjadi temannya dulu. Gadis imut dan polos yang ia hasut untuk menjadi jalang sepertinya. Ia melakukan itu karena merasa iri dengan kehidupan Erika. Erika terlahir di keluarga yang harmonis. Memiliki orang tua yang sangat sayang padanya. Lalu kakak yang begitu perhatian. Belum lagi paras cantik dan imut nya mampu memikat semua pria pria tampan. Dan jangan lupakan kekayaan yang gadis itu miliki membuatnya begitu membenci Erika. Harusnya dia yang ada di posisi itu, bukan Erika.

Karena itu, ia mulai meracuni otak Erika. Ia membuat Erika menjauh dari keluarganya bahkan membenci keluarganya sendiri. Mengubah penampilan Erika dari imut menjadi jalang. Ia bahkan mengenalkan sex pada Erika. Sampai akhirnya Erika hamil. Ia pikir keluarganya akan membenci Erika, tapi sayang hal itu tidak terjadi. Mereka tetap menerima Erika apapun kondisinya.

Marah? Tentu saja. Karena itu ia menabrak Erika yang tengah mengandung itu hingga ia mati. Lalu meninggalkan jasadnya begitu saja di tengah jalan. Tanpa sadar jika apa yang ia lalukan tengah di saksikan oleh seorang pria yang notabennya adalah kakak dari Erika.

"Ada apa dengan permainan anda malam ini. Kenapa tidak seperti biasanya." Tanya Bintang setelah menyelesaikan kegiatan panasnya dengan Luci. Ia tau jika ada yang mengganjal pikiran wanita itu. Ia bisa lihat dari permainan mereka yang tidak seperti biasanya. Dimana Luci yang selalu bersikap agresif malah berubah jadi pasif.

"Tidak ada dady. Hanya sedikit masalah saja. Maaf jika aku tidak bisa memuaskan mu malam ini." Sesal Luci. Ia segera memakai kembali pakaiannya karena sadar jika Bintang akan langsung pergi setelah bercinta, seperti sebelum sebelumnya.

"Katakan dan saya akan menyelesaikannya. Saya tidak ingin hal ini terjadi lagi kedepannya." Bintang ikut memakai pakaiannya seperti Luci. Karena ia tidak akan sudi menginap dengan wanita murahan sepertinya. Ia hanya memanggil jalang untuk menuntaskan hasrat seksual nya. Tidak lebih dari itu.

"Dua minggu ini aku selalu mendapatkan teror. Aku tau siapa yang melakukan teror itu, tapi aku tidak punya bukti untuk membongkar siapa dia. Dia memiliki kuasa untuk membalas mereka." Luci menyaksikan Bintang dari ia berpakaian sampai ia duduk di sofa untuk merokok. Pesona pria itu benar benar kuat. Bahkan hampir sama dengan Matteo. Bagaimana ia tidak terpesona olehnya.

SILENT GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang