Yuhuuuuu
Double update dong aku, gimana seneng gak kalian!
Spam komen next yuk siapa tau besok aku double update lagi kan
Babay.
.
.
.
.Pantai. Tempat dengan hamparan air yang membentang di mana mana. Suara deru ombak serta semilir angin yang membuat hati seseorang menjadi tenang.
Seperti yang Eve rasakan. Tenangnya suasana pantai adalah obat untuk hatinya yang dilanda amarah. Hanya memandang laut lepas di depan sana. Menikmati desiran ombak yang menerpa kakinya, ataupun angin yang menerbangkan helai rambutnya.
Pantai, selalu menjadi tempat yang ia tuju untuk menenangkan pikiran. Menunggu saat saat sunset tiba adalah hal yang selalu Eve lakukan jika ada di pantai.
Entah kenapa, pantai dan senja selalu memberikan ketenangan untuknya. Padahal, senja yang begitu indah juga bisa saja memberikan luka.
"Penikmat senja heh!" Suara perempuan yang sangat familiar untuknya menemani kesendirian Eve kali ini.
"Bukankah senja sangat indah?"
"Ya. Tapi sayang, keindahan itu sangat sebentar. Apa yang membuatmu menyukai senja?". Eve tersenyum. Jika ditanya tentang alasan kenapa ia menyukai senja, ia juga tidak tau.
Ia hanya menyukainya saja. Ia menyukai langit yang terlihat indah dengan warna oranye nya. Lalu, secara perlahan, warna itu akan menghilang, digantikan dengan gelapnya malam.
Saat matahari mulai turun, saat itulah ia merasa masalahnya menghilang terbawa oleh hilangnya matahari. "Entahlah. Kau sendiri, kenapa lebih menyukai gelapnya malam?"
Gadis itu juga tidak tau. Yang dia tau, malam sangatlah indah dengan bintang yang bertaburan di angkasa. Lalu bulan yang akan menerangi gelapnya malam. Susana sunyi yang entah mengapa membuatnya sangat damai.
Hanya pada malam ia bisa melepaskan beban yang sudah ia pikul dari pagi. Hanya pada bulan ia bisa mengeluarkan keluh kesahnya atas dunia yang begitu gila. Setelah ia puas dan malam sudah berlalu, ia percaya bahwa masalah yang ia ceritakan pada bulan juga akan menghilang. Sama seperti bulan yang juga menghilang di gantikan oleh matahari.
Dengan begitu, rahasianya akan aman bersama malam. Tidak akan ada yang tau tentang rahasia yang ia pendam. Karena malam juga tidak mungkin menceritakan pada yang lain.
"Soal tugas tadi, sebenarnya itu rencana gue." Eve menoleh ke samping saat senja sudah terlewat, dan malam sudah datang.
"Maksud lo?"
"Gue udah tau rencana Luci dari awal. Dan gue diem karena gue juga pengen rencana Luci berhasil. Soal nilai, lo tenang aja. Karena gue udah kirim data tugas itu. Jadi, nilai kita aman meski tanpa makalah bentuk print nya."
Eve tidak terkejut mendengar pengakuan Agatha. Karena dari awal pun dia sudah menduga jika itu ulah Agatha. Jika tidak, kenapa Agatha harus mengumpulkan tugas itu setelah istirahat. Mereka bahkan bisa mengumpulkannya langsung setelah tiba di sekolah.
Tapi untuk kekesalan yang ia rasakan itu nyata, bukan sebuah drama. Bayangkan saja, apa yang kau rasakan saat tugas yang sudah kau kerjakan dengan susah payah tiba tiba saja rusak. Itupun karena kesengajaan orang lain.
Capek, kesal, marah, itu yang Eve rasakan tadi. Belum lagi yang mencari masalah dengannya ada Luci. Perempuan yang juga berusaha menggoda kekasihnya.
Jika masalah mengungkap identitasnya sebagai kekasih Matteo, jujur itu di luar kendalinya. Amarah yang tiba tiba naik, di tambah perkataan Gavin yang merendahkannya, membuat Eve tanpa sadar mengungkapkan hubungannya dengan Matteo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT GIRL [END]
Teen FictionRexi Cecilia. Gadis pendiam yang menyukai novel transmigrasi. Selalu berharap dirinya bisa merasakan bagaimana transmigrasi itu. Agatha Dian Quinsha. Seorang Figuran yang bahkan tidak pernah memiliki dialog sama sekali. Hanya muncul sekali itupun ka...