Semakin hari, hubungan Luci dan Rexi semakin dekat. Tanpa mereka berdua sadari bahwa semakin dekat hubungan mereka, semakin dekat pula ajal mereka.
Rexi juga sepertinya tidak mengindahkan peringatannya. Padahal dia sudah memberinya peringatan waktu itu. Dia terlalu meremehkan lawannya.
Tanpa mencari tau siapa lawannya dan siapa pionnya. Rexi terlalu terlena dengan apa yang dia dapatkan sekarang. Tanpa berpikir jika apa yang dia dapatkan sekarang bisa saja hilang dalam sekejap mata.
Ughhhhh. Baik Rexi maupun Luci, mereka sama sama bodoh dalam hal ini. Dan Agatha senang karena dia tidak harus mengeluarkan banyak tenaga untuk itu.
Sedangkan pion yang sudah berhasil ia kumpulkan sungguh sangat dahsyat. Contohnya saja Sean dan Raka.
Kedua pria itu bahkan lebih membelanya daripada Rexi yang notabene adalah anak dan cucunya.
Jika Sean sangat membelanya itu jelas karena Sean mencintainya, bukan jiwa asli Agatha. Tapi Raka? Dia adalah ayah dari tubuh yang ia tempati.
Dan disaat jiwa asli tubuh ini ingin merebutnya kembali, Raka malah membencinya. Haruskah ia bersorak senang sekarang. Merayakan kemenangan yang ada di depan mata.
Hanya tinggal menghitung hari saja semuanya akan berakhir. Tepat di ulangtahun Rexi, semuanya akan berakhir.
Karena kisah ini di mulai dari ulangtahunnya, dan berakhir di ulangtahunnya juga. Hanya tinggal beberapa hari, dan ia harus bisa sabar menunggu hari itu tiba.
"Kamu jadi membunuhnya di hari itu girl?" Tanya Sean.
Saat ini Sean dan Agatha sedang menikmati waktu berdua di kantor milik Sean. Sekaligus melihat seberapa dekat Rexi dengan Luci. Ngomong ngomong, nama mereka sedikit mirip jika begini.
"Tentu. Lagipula hari dimana kisah ini berakhir, adalah hari di mana kisah ini di mulai." Jawab Agatha di atas pangkuan Sean.
Seperti biasa. Ia akan selalu ada di pangkuan Sean saat menikmati waktu berdua seperti ini. Pangkuan suaminya benar benar nyaman. Ia bahkan bisa ada di sana selama seharian penuh.
Yeah meskipun itu belum pernah terjadi juga. Mana sanggup Sean memangkunya sepanjang hari. Meskipun sanggup, ia juga tidak akan meminta hal itu. Bisa bisa paha Sean akan kram.
Kalau kram kan Sean tidak bisa bekerja. Kalau Sean tidak bekerja bagaimana dia bisa menikmati uangnya. Dia matre lo.
Oh ya kenapa Agatha bisa sesanti ini dengan Sean. Itu karena Rexi selalu menempel dengan Luci yang sekarang berubah jadi Wulan.
Dimana ada Luci, di situ pasti ada Rexi. Seperti pasangan ibu dan anak yang sangat kompak bukan. Tentu saja. Bahakan orang kantor juga bilang begitu.
Mereka iri dengan Luci yang bisa sangat dekat dengan Rexi. Bahakan menjadi sekertaris pribadi dari Sean. Dan yang lebih membuat iri pegawai lain adalah dia yang bisa lolos dari Agatha.
Andai mereka di posisi Luci, sudah di pastikan mereka akan menjadi pelakor dalam rumah tangga bos nya. Kenapa tidak merebut Sean dari Agatha saja?
Ya karena Sean begitu mencintai Agatha. Tidak ada yang bisa menggeser posisi Agatha dalam hidup Sean. Bahkan Rexi putrinya sendiri pun tidak bisa menggeser posisi Agatha di hidup Sean.
Jadi, jika tidak bisa menjadi satu satunya, menjadi salah satunya juga tidak masalah. Itulah yang ada di pikiran karyawan lain.
"Kamu udah nyiapin kado buat Rexi mas?" Tanya Agatha lagi setelah hening cukup lama. Maklum, ia sangat menikmati posisi ini sampai lupa segalanya. Dan Sean yang fokus dengan berkas berkas di mejanya. Tapi tangannya tidak berhenti mengusap pinggang Agatha. Kan Agatha semakin nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT GIRL [END]
Teen FictionRexi Cecilia. Gadis pendiam yang menyukai novel transmigrasi. Selalu berharap dirinya bisa merasakan bagaimana transmigrasi itu. Agatha Dian Quinsha. Seorang Figuran yang bahkan tidak pernah memiliki dialog sama sekali. Hanya muncul sekali itupun ka...