part 6: jam tangan

644 86 6
                                    

"Smith, Gulf sengaja malu-maluin aku, tapi kamu juga ngga bantuin aku tadi," Bow merajuk, suaranya penuh kekecewaan saat dia bersandar di dada Smith setelah kegiatan intim mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Smith, Gulf sengaja malu-maluin aku, tapi kamu juga ngga bantuin aku tadi," Bow merajuk, suaranya penuh kekecewaan saat dia bersandar di dada Smith setelah kegiatan intim mereka.

Smith tampaknya acuh, dia malah bingung, matanya terfokus jauh. "Kenapa dia bisa tau kalo tanah itu bermasalah?" gumamnya, suaranya hampir tak terdengar.

Bow menepuk pelan dada Smith, merasa diabaikan. "Smith, kok kamu ngga dengerin aku?"

"Ngga gitu sayang, tapi aku ngerasa kayak ada yang ngga beres. Apa dia tau sesuatu?" Smith bertanya, suaranya penuh kekhawatiran.

"Apa dia bakal tau nantinya?"

"Ngga bisa," balas Smith cepat. Dia kembali terdiam, matanya terlihat bingung. "Kayaknya aku harus nikahin Gulf sebelum dia ingat sesuatu," lanjutnya, membuat Bow menatapnya dengan tatapan tajam.

"Nikah?"

"Iya, jadi nanti aku bisa dapetin setengah saham. Itu lebih besar dari apa yang kita rencanain." Bow terkekeh pelan lalu mendudukkan dirinya.

"Kalo kamu nikah sama Gulf, terus aku gimana?!"

Smith meletakkan gelas yang berisi wine di atas nakas, kemudian sebelah tangannya menarik pinggang Bow agar mereka semakin dekat.

"Bow, kamu tau ngga apa yang aku sukai dari kamu dulu? Kemampuan kamu memahami sesuatu." Jelas Smith membuat Bow menatapnya.

"Tiga tahun lalu kamu cuma seorang resepsionis, aku yang mengangkat kamu jadi asisten direktur utama. Apa tiga tahun itu masih kurang untukmu?" Tanya Smith pada Bow.

Bow menundukkan kepalanya, Smith yang melihat itu pun membawa kepala Bow agar bersandar di bahunya. "Sayang, aku nikah sama Gulf kan biar bisa sama kamu juga, dan masa depan kita," bujuk Smith namun Bow masih terdiam.

"Ah begini aja, aku nyari tempat buat kamu bersembunyi dulu beberapa hari. Kamu pasti bakal suka sama hotel itu, oke?"

"NGGAK MAU! Aku nggak setuju kamu nikah sama Gulf! Ngga boleh!"

Kringg kringgg

Tiba-tiba ponsel Smith berbunyi, dia segera mengambil benda pipih itu yang disimpannya di atas nakas.

"Hussttt!" Smith memberi isyarat pada Bow agar diam ketika melihat nama Gulf terpampang di layar ponselnya.

"Halo."

"Halo smith, kamu dimana?"

"A-aku lagi lembur sayang."

"Oooo aku udah nebak kamu lagi lembur. Ternyata kamu pria pekerja keras."

"Y-yaa memang udah seharusnya gitu sayang. Kan buat Zar'x company juga."

"Oh iya, aku mau bawain kamu makan malam. Aku udah di jalan. Kamu tunggu ya?"

Love Amidst Betrayal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang