part 2: memori menyakitkan

748 96 15
                                    

"Para pemimpin sekalian, para hadirin yang terhormat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Para pemimpin sekalian, para hadirin yang terhormat. Proyek real estat Zar'x company dan Diamond Group akan segera dimulai. Beri tepuk tangan untuk direktur utama kita, Tuan Smith Pramudya," ucap Alex, paman Gulf yang bekerja di Zar'x company.

Smith merapikan jasnya sejenak, kemudian dengan percaya diri melangkah menuju Alex sambil melambaikan tangan pada para tamu yang hadir.

"Pertama-tama, terima kasih atas kehadiran kalian semua di konferensi pers proyek kerjasama antara Zar'x company dan Diamond Group--"

Brakkk!!

Masuklah seorang pria tampan yang membuat Smith dan Bow membulatkan mata mereka tak percaya.

"G-gulf?"

Gulf berjalan dengan tenang hingga berhadapan langsung dengan Smith. Dengan tatapan datar, dia menatap pria itu, namun di dalam hatinya memendam dendam yang sangat besar.

Gulf mendekati Smith yang masih terkejut di atas panggung. Sesampainya di sana, Gulf langsung mendorong Smith hingga pria itu terpaksa mundur beberapa langkah.

"S-smith," panggil Gulf dengan tatapan yang tiba-tiba menjadi lembut. "Hari ini tiba-tiba aku sadar. T-tapi aku ngga inget apapun," lanjutnya.

Smith terdiam sejenak, mencoba memahami situasi yang terjadi. "N-nggak inget apapun?" Tanyanya, yang dijawab dengan anggukan oleh Gulf.

"Aku ngga inget apapun!" Gulf lalu menoleh ke sekeliling. "Ada apa ini?" Ujarnya dengan rasa bingung.

Smith dan Bow saling bertukar pandangan, sama-sama merasa terkejut. "B-baguss! Semuanya, pasti karena ketulusanku yang membuat Gulf tersadar dari tidur panjangnya," ucap Smith, membuat para media yang ada di sana langsung mengabadikan momen tersebut.

Gulf memasang ekspresi bingung untuk memperkuat aktingnya. Ya, dia hanya pura-pura amnesia untuk mengetahui semua hal yang terjadi selama tiga tahun ini.

"Smith, antar aku pulang, aku ngga bisa kena flash dari kamera mereka."

"P-pulang? Y-ya, aku akan mengantarmu pulang," balas Smith lalu memeluk Gulf. Smith memberi kode pada Bow untuk menyingkirkan barang-barangnya yang berada di rumah Gulf.

"Ayo kita pulang." Smith berpamitan pada semua orang yang ada di sana. Lalu menarik tangan Gulf untuk keluar.

Di dalam mobil, Smith beberapa kali mencuri pandang ke arah Gulf. Dia masih tak percaya kalau tunangannya sudah sadar kembali.

"Eh? Kok lurus? Kan rumahku harusnya belok ke kiri," celetuk Gulf, menatap Smith dengan ekspresi bingung.

"S-Sayang, kita harus pergi ke rumah sakit lagi untuk memeriksa keadaanmu," balas Smith, padahal dia hanya berusaha mengulur waktu agar Bow bisa menyelesaikan urusannya.

"Ngapain? Aku kan baik-baik aja. Nggak usah ke rumah sakit, pulang ke rumah aja, Smith."

"Gulf, rumahmu kan udah kosong tiga tahun. Jadi pasti kotor dan banyak debu di sana. Biar nanti aku cari orang buat bersihin dulu. Kalo udah selesai, kamu baru boleh pulang ke sana," jelas Smith, berusaha meyakinkan Gulf.

Love Amidst Betrayal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang