part 15: strategi berikutnya

497 66 10
                                    

"Kenapa kamu bawa aku ke sini?" Gulf bertanya, rasa bingung dan penasaran tercampur dalam suaranya saat mereka berada di sebuah taman yang telah dihias dengan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu bawa aku ke sini?" Gulf bertanya, rasa bingung dan penasaran tercampur dalam suaranya saat mereka berada di sebuah taman yang telah dihias dengan indah.

"Kamu bakal tau nanti," jawab Mew dengan nada misterius, senyum samar terpampang di wajahnya, menambah rasa penasaran Gulf.

"SEMUANYA! LAKUKAN SEKARANG!" Mew berteriak tiba-tiba, suaranya bergema di udara malam, membuat Gulf terkejut dan hatinya berdegup kencang.

Tiba-tiba, Gulf melihat beberapa pria berbaju hitam muncul dari kegelapan. Mereka membawa senjata, bukan senjata asli, tapi senjata yang dipenuhi petasan.

Dipimpin oleh Ja, mereka berjalan dengan langkah pasti menuju Mew dan Gulf. Setelah berbaris dengan rapi di depan mereka, Ja memberi aba-aba.

"SIAP GRAK! BERI HORMAT PADA KAK MEW DAN KAKAK IPAR!" Ja memimpin dengan suara lantang.

"SIAP! SELAMAT MALAM PAK MEW DAN PASANGAN!" Para pria itu menyapa Mew dan Gulf, membuat mereka saling pandang dengan rasa terkejut dan bingung.

"Kak Mew, semuanya sudah siap."

"Lakukan."

"Siap lakukan."

"SEMUANYA! BALIK KANAN GRAK!" Pada perintah itu, semua pria itu berbalik, mengarahkan senjata mereka ke langit.

Dor! Dor! Dor!

Sebuah hujan kembang api muncul dari senjata mereka. Banyaknya kembang api membuat langit malam menjadi indah, membuat Gulf terkejut sekaligus kagum.

Gulf maju beberapa langkah, matanya terpaku pada puluhan kembang api yang meledak di langit. "Apa ini bintang jatuh yang kamu ucapkan tadi?" Gulf bertanya dengan suara penuh kekaguman, dijawab dengan anggukan oleh Mew.

"Apa kamu suka?" Mew bertanya dengan suara lembut, Gulf menoleh dan mengangguk dengan antusias sebelum kembali memandangi kembang api. "Suka, sangat suka!"

Mew tersenyum, dia berdiri di samping Gulf, kedua tangan masuk ke dalam saku celananya. Dia lebih memilih untuk menatap Gulf, menikmati ekspresi bahagia di wajah pria itu.

"Apapun yang kamu mau, apapun itu. Saya akan melakukannya yang terbaik agar keinginanmu terwujud." Gulf tersenyum lebar, menunjukkan gigi-giginya yang rapi, menambah kebahagiaan yang sudah terpancar jelas dari wajahnya.

Mew menarik bahu Gulf, membuatnya berhadapan langsung dengannya. "Gulf, ada satu hal yang harus saya katakan padamu." Suaranya dalam dan serius, membuat Gulf merasakan denyut jantungnya semakin cepat.

Gulf menelan ludah, merasakan kegugupan yang mendalam. "K-kenapa tiba-tiba jadi serius kayak gini?"

Mew mulai membuka suaranya, lembut namun penuh dengan keteguhan. "Saya, Mewza Alexander, berusia 27 tahun, setelah tamat kuliah di luar negeri, saya mengikuti latihan militer. Setelah mundur dari pasukan khusus, saya bergabung dengan tentara bayaran. Setelah kembali, dengan tidak sengaja menjadi asisten pribadi pak Hans."

Love Amidst Betrayal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang