"Tuan Gulf, operasi ibu saya berjalan lancar. Terima kasih karena anda sudah mencarikan dokter terbaik untuk ibu saya," ucap Love, matanya berbinar penuh harapan dan lega.
Gulf, dengan aura tenang dan perhatian yang mengalir dari matanya, mengangguk. "Kamu pulang ke kampung buat ngerawat ibu kamu. Saya sudah mengurus semuanya. Kalo kamu butuh sesuatu hubungi saya saja."
"Kalo kamu mau balik bekerja di sini, pintu perusahaan ini bakal terbuka terus buat kamu." Love menatap Gulf dengan rasa terima kasih yang mendalam, senyumnya hangat dan tulus.
"Sebenarnya meninggalkan Zar'x company kali ini, ada yang membuatku tak rela selain anda." Gulf mengernyit, mencoba memahami maksud tersembunyi di balik kata-kata Love.
"Apa?"
Love melirik Mew yang sedang asyik bermain ponselnya dengan ekspresi yang tersipu malu. Gulf mengikuti pandangan Love, dan menatap Mew dengan ekspresi bingung.
"Pak Mew orang yang sangat baik. Kalo nanti saya kembali dan dia masih lajang, saya pasti akan mengejarnya." Gulf merasa sesuatu yang menusuk hatinya, sebuah rasa yang tak dia mengerti saat mendengar ucapan Love.
"Baiklah, tuan Gulf, saya pamit pulang." Gulf menganggukkan kepalanya, menatap Love pergi dengan perasaan yang sulit diartikan.
Gulf berbalik, langkahnya menuju Mew yang masih asyik dengan ponselnya. Mew menatap Gulf, matanya bertanya-tanya.
Gulf merasa sesak, seolah ada hal yang tak rela dia lepaskan. Membayangkan Mew bersama orang lain rasanya seperti pisau yang mengiris hatinya.
"Kenapa?" Tanya Mew ketika Gulf sudah berdiri di hadapannya. Gulf terdiam, matanya masih terpaku pada Mew.
Mew menatap Gulf dengan rasa bingung, dia menggoyangkan bahu Gulf hingga Gulf tersadar dari lamunannya.
"Ngelamunin apa?"
"Siapa yang ngelamun?" Tanya Gulf mengelak. Mew hanya terkekeh pelan, lalu membukakan pintu untuk Gulf. "Ayo pulang." Gulf menganggukkan kepalanya dan segera masuk ke dalam mobil.
"Kalian abis ngomongin apa?" Pertanyaan Mew menggema di dalam mobil, memecah keheningan.
"Bukan apa-apa. Cuma nenurutku perempuan kayak love harus di perlakukan adil," jawab Gulf, nada suaranya tenang namun penuh dengan keyakinan.
"Saya ingin tanya satu hal sama kamu." Gulf menoleh, matanya bertemu dengan Mew, menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.
"Udah berapa lama kamu tau tentang mereka?"
"Mmmm beberapa hari yang lalu." Gulf menjawab sambil tersenyum tipis, mengingat bagaimana dia menemukan fakta tersebut.
"Kamu benar-benar ngawasin Smith ternyata." Gulf terkekeh pelan, menangkap nada cemburu dalam suara Mew.
"Kenapa? Kamu cemburu?" Tanyanya, mencoba menyembunyikan rasa puasnya melihat Mew yang cemburu.
"Kalo pacar kamu ngga marah sama kamu, ngga cemburu sama kamu. Itu tandanya dia ngga sayang sama kamu lagi," balas Mew, matanya tetap fokus pada jalan di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Amidst Betrayal (End)
RandomJangan salah lapak! ini lapak BXB! Gulf, seorang pria yang terjatuh dan koma selama tiga tahun setelah mengetahui tunangannya berselingkuh, bangkit dengan rencana balas dendam. Dia berpura-pura amnesia sementara perusahaan ayahnya dirampas oleh tu...