"Sekarang, mari persilahkan mempelai pria untuk masuk," seru MC dengan antusias, yang langsung diikuti dengan tepuk tangan meriah dari para tamu yang hadir.
Di sana, terlihat seorang pria yang memakai jas dengan bouquet bunga di tangannya berjalan di atas jembatan kaca dengan tatapan datar.
Pria itu menghampiri sang calon istri yang sudah menunggunya bersama seorang pendeta yang siap menjadi saksi nikah mereka.
"Pengantin pria, apa kau bersedia menikahi wanita yang ada di depanmu ini sebagai istri dan hidup bersamanya selamanya?" Tanya pendeta membuat Mew terdiam. Bibirnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan itu.
"Tidak bersedia."
Pekikan itu membuat semua orang menoleh ke arah sumber suara. Di depan pintu terlihat Gulf dengan jas yang senada dengan Mew sedang mengatur nafasnya karena lelah berlari.
Mew mematung melihat Gulf yang terlihat tampan dan manis di saat yang bersamaan. Dia tak menyangka Gulf akan datang di pernikahannya, namun juga untuk menggagalkan acara tersebut.
"Aku tidak bersedia! Kamu ngga boleh menikah dengan siapapun selain aku!" Seru Gulf lalu berjalan menghampiri Mew yang masih mematung.
Cup!
Tanpa ragu, Gulf langsung mengecup bibir Mew dengan penuh keberanian setelah berdiri di hadapan pria itu. Lalu, dengan lembut, dia menjauhkan dirinya, tetapi tatapannya tetap penuh dengan emosi yang tak terungkapkan.
"Mew, maaf. Aku salah, aku ngga seharusnya salah paham sama kamu. Dan juga mengusirmu. Kamu pergi beberapa hari ini, membuat aku memikirkanmu setiap saat," ucap Gulf dengan suara yang penuh penyesalan, sambil menatap mata Mew dengan intensitas yang tak tergoyahkan.
"Setiap kali aku ada masalah, kamu pasti akan muncul di sisiku. Kamu adalah pelindungku dan aku ngga bisa hidup tanpa kamu. Mulai sekarang. Kamu adalah yang pertama dan terakhir dalam hidup aku. Entah apa yang akan terjadi suatu saat nanti, aku akan memilihmu selamanya. Percayalah padaku."
Gulf lalu melepaskan cincin yang pernah Mew pasangkan di jari manisnya. lalu mengangkatnya sebatas dada. "Aku mencintaimu. Apa kamu bersedia menikahi ku?" tanyanya dengan suara yang gemetar karena kegugupan dan keberanian yang menyertainya.
Mew terdiam, matanya terpaku pada Frans yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Gulf ikut menoleh, lalu kembali menatap Mew dengan harapan yang besar, menunggu jawaban dari pria itu.
"Ngga masalah kalo kamu ngga bersedia sekarang. Aku akan menunggumu," lanjutnya dengan suara yang penuh kelembutan. "Dulu kamu yang selalu menunggu dan menjagaku. Sekarang, giliranku yang akan menunggumu."
"Aku akan menunggumu, sampai tiba dimana hari kamu bersedia." Gulf lalu membalikkan badannya, perlahan meninggalkan tempat itu karena Mew hanya diam tanpa memberikan jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Amidst Betrayal (End)
AléatoireJangan salah lapak! ini lapak BXB! Gulf, seorang pria yang terjatuh dan koma selama tiga tahun setelah mengetahui tunangannya berselingkuh, bangkit dengan rencana balas dendam. Dia berpura-pura amnesia sementara perusahaan ayahnya dirampas oleh tu...