part 18: kejutan yang menyakitkan

487 75 10
                                    

Gulf tersenyum tipis, sinar matahari pagi yang menerobos jendela dapur memberikan kilauan pada wajah Mew yang sedang sibuk memasak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulf tersenyum tipis, sinar matahari pagi yang menerobos jendela dapur memberikan kilauan pada wajah Mew yang sedang sibuk memasak. Gulf merasa hangat, dia mengendap-endap, lalu dengan lembut memeluk Mew dari belakang, merasa begitu dekat dan nyaman.

Mew sedikit terkejut, namun segera menoleh, lalu membalikkan badannya untuk menghadap Gulf. Dia memeluk pinggang Gulf sambil tersenyum hangat, matanya menatap Gulf dengan penuh kasih dan kehangatan.

"Mew, luka di tubuhmu, e-emmm apa ngga papa?" Tanya Gulf dengan nada penuh kekhawatiran, matanya tidak bisa lepas dari luka yang ada pada tubuh Mew.

"Kemarin malam, bukannya kamu udah memeriksanya sendiri hm?" Balas Mew dengan nada gurau, membuat Gulf memukul kecil bahunya dengan rasa kesal.

"Yang kemarin kamu belum lihat jelas? Aku ngga keberatan kalo kamu mau memeriksa ulang," lanjut Mew dengan nada menggoda, tangan yang akan membuka kancing kemejanya membuat Gulf merasa gugup.

Namun dengan cepat, Gulf menghentikan gerakannya. "Ngga perlu, kemarin udah jelas kok." Mew terkekeh pelan, menikmati wajah panik Gulf.

Mew kemudian mengangkat Gulf dan mendudukannya di atas pantry, lalu dia melangkah masuk di antara kaki Gulf. "M-mau ngapain?" Tanya Gulf dengan nada gugup, tatapan Mew membuatnya merasa seperti akan dimangsa.

Mew mendekatkan wajahnya, membuat Gulf memejamkan matanya. Mew tersenyum tipis, menikmati respon Gulf.

"Mau makan apa?" Gulf membuka matanya, ia kira Mew akan menciumnya. Tapi pria itu hanya membisikkan sesuatu yang sebenarnya tak penting.

"Terserah!" Balas Gulf dengan nada ketus.

"Kenapa balasnya gitu?" Ucap Mew dengan nada menggoda. Gulf hanya menatapnya dengan malas, dia mendorong tubuh Mew agar dirinya bisa turun dari pantry.

Namun Mew malah semakin merapatkan dirinya dengan Gulf, membuat Gulf menahan tangannya di bahu pria itu.

"Awas ih! Aku mau mandi." Ucap Gulf dengan nada kesal, tetapi tubuhnya tidak melakukan apapun.

"Mau mandi bareng?" Bisik Mew dengan nada menggoda hingga Gulf membulatkan matanya.

"No!!" Bisa bahaya kalau mereka mandi bersama. Gulf hanya tidak ingin mengulur waktu karena dirinya sudah lapar.

Mew terkekeh pelan, dia menangkup pipi Gulf lalu mendekatkan wajahnya dengan Gulf. Mengecup bibirnya dengan sangat lembut.

Gulf, yang awalnya menatap Mew dengan kesal, kini pandangannya berubah menjadi lembut. Dia membalas ciuman Mew dengan tangan yang melingkar erat di leher Mew.

"Ngghh," Mew melepaskan tautannya ketika Gulf mendesah kecil. Dia mengecup ringan bibir Gulf lalu tersenyum lembut, matanya berkilau dengan kasih sayang.

"Udah sana kamu mandi dulu, biar aku yang masak." Setelah Gulf menganggukkan kepalanya, dia turun dari pantry dan berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang sedikit lebih ringan. Namun, saat melewati ruang tengah, mata Gulf tak sengaja tertuju pada ponsel Mew yang berdering. Gulf merasa penasaran dan mendekatinya, lalu membaca pesan di ponsel Mew. Setelah membaca pesan tersebut, ekspresi wajah Gulf berubah drastis.

Love Amidst Betrayal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang