PROLOG

3.1K 123 8
                                    

Silent riders dilarang masuk!!!!

Buat yang udah vote, jangan lupa sambil play media yg aku cantumkan di atas.

Happy reading 🫁💞

****

Ladara Chesilia, pemilik nilai F yang tengah ramai di base sekolahnya. Lembar ulangan bernilai buruk itu, terunggah dalam sosial media dengan Rayyan pelakunya. Berkedok mencari pemilik lembar tersebut, namun pada nyatanya tindakan Ray justru membuat Ladara mendapat banyak ledekan.

"DAR? NAMA BAIK LO TERCORENG!" seru Elda, sahabat Ladara. Gadis yang menjadi teman sebangku Ladara itu menjambak pelan rambutnya setelah membaca komentar di akun Ray.

"Anjing!" umpat Ladara.

Ladara langsung bangkit dari kursinya. Penuh kesal, dia berjalan menyusuri tiap koridor hingga ke kelas Ray. Tangannya sudah sangat tidak sabar memberikan pelajaran pada Ray.

"Ray kayaknya di lapbas," ujar salah satu teman kelas Ray.

Gegas Ladara menuju lapangan basket. Jika dalam langkah per langkah emosinya tidak kunjung surut, akan Ladara pastikan jika tulang hidung Ray akan bergeser.

Senyum picik Ladara terbit ketika melihat Ray duduk di tribun tepian lapangan basket. Ia buru-buru mendekati Ray. Kedatangannya memancing Ray untuk berdiri.

BHUGHH!

"RAYYY!!"

Geo menutup mulutnya ketika cewek gila yang baru saja datang langsung menjatuhkan pukulan kasar di rahang Ray. Beberapa siswa lainnya juga bereaksi sama.

"Ayo berantem di sini!" ajak Ladara, menatap tajam pada Ray.

Ray mengusap rahangnya. Pukulan dari tangan Ladara benar-benar membuatnya terkejut dan sedikit menimbulkan rasa sakit.

Perempuan itu lagi-lagi mendaratkan pukulan di perut Ray hingga Ray meringis pelan. Tidak sampai di situ, Ladara juga mendorong Ray ke belakang penuh tenaga. Namun, sejauh ini tidak ada reaksi pembalasan dari Ray.

"Udah?" tanya Ray pelan.

Mata teduh Ray terus menatap Ladara. Terlihat kobaran api amarah yang sangat sulit padam itu tertuju pada Ray. Siap membakar Ray kapan pun gadis itu mau.

"Hapus postingan lo!" suruh Ladara.

"Soal nilai F lo?"

"F for fuck you bitch."

Tadinya Ray sudah bersiap merogoh saku celananya, hendak mengambil HP dan mengikuti permintaan Ladara untuk menghapus postingannya. Namun, mendengar kata-kata kasar Ladara, Ray mengurungkan niatnya.

"Gak bakal gue hapus."

"Anjing!" umpat Ladara sangat emosi.

"Mau lo apa sih? Lo mau pansos lewat nilai gue? Ternyata lo sebangsat ini ya?!"

Ray memasukkan tangannya pada saku celana. Tatapannya berubah datar dan dingin, mampu membekukan seluruh tubuh Ladara dalam sekejap.

"Do you think I'm stupid?" tandas Ray.

Kaki Ray melangkah maju, mengikis jarak antara dia dan Ladara. Tatapannya menghunus tepat pada manik indah gadis itu.

"Benahi dulu attitude lo sebelum ngomong sama gue!" Ray berbalik badan meninggalkan Ladara yang sudah mengepalkan tangannya.

Ladara langsung mengejar Ray, akan tetapi tali sepatunya terlepas membuatnya terjatuh ke depan.

Sontak saja, semua siswa langsung menertawakan Ladara. Mereka semua yang melihat pertengkaran Ladara tentu memihak Ray. Mereka tertawa puas melihat Ladara mendapat karma.

"Lo gapapa?" tanya Ray, masih memiliki hati nurani untuk menolong Ladara.

"Basa-basi lo sampah!"

Ray melihat jika ada darah di lutut serta siku Ladara. Bahkan kening Ladara juga memerah akibat terbentur lantai.

"Ayo Lada gue bantu."

Mendengar pelafalan namanya yang salah, Ladara refleks mendorong Ray menjauh.

"LO PIKIR GUE MERICA? NAMA GUE LADARA YA, NJING! GAK USAH MANGGIL GUE LADA!"

"Ini semua gara-gara lo goblok!" lanjut Ladara lebih pelan.

Ucap kata gadis itu sangat mengusik gendang telinga Ray. Cowok itu ingin meninggalkan Ladara, namun melihat luka di siku dan lutut Ladara mau tidak mau Ray harus membantunya.

"Tangan lo berdarah," kata Ray.

Raut wajah Ladara tiba-tiba berubah menjadi sendu. Gadis itu terlihat ingin menangis.

"Kayaknya gue harus kritis deh," ujar Ladara putus asa.

"Lebay!"

"Ngen--"

"Mulut," tegur Ray, buru-buru menyela ucapan gila gadis itu. Ray menatap tajam pada Ladara yang justru terlihat tidak peduli.

"Gue kesel gara-gara lo publish nilai gue!"

Tanpa aba-aba, Ladara memukul dada Ray hingga berbunyi 'dug'.

"Sejak kapan kebun binatang pindah ke mulut lo?"

"Urusannya sama lo apa?" sewot Ladara.

Ray memutar malas matanya. Di bawah terik panas matahari, kepalanya ikut terbakar akibat suara tidak jelas dari Ladara. Ia bangkit, menatap Ladara datar. Ia mengulurkan lembar jawaban milik Ladara.

"Lain kali belajar, biar gak dapat F."

"Sokab!"

"Keras kepala!"

"Emang, kalau keras cangkang itu kura-kura," balas Ladara membuat Ray pusing.

Ray melenggang pergi meninggalkan Ladara. Niatnya untuk membantu ternyata tidak disambut baik oleh gadis itu. Ray pun tidak ingin berlama-lama berdiri di sana, malas mendengar celotehan buruk dari Ladara.

"FUCK YOU RAY ANAK BABI!"

*****

Visualisasi?

Follow Instagram :
@ray.afkara
@ladaralia
@cloudsbwaby

The Beauty Of ViolinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang