Ricuh menggambarkan keadaan sekitar mading SMA Lintang Khatulistiwa pada hari ini. Setelah guru menempelkan hasil kuis per bulan, tempat tersebut langsung menggantikan kedudukan kantin yang menjadi tempat teramai.
Terdapat 25 nama siswa peraih nilai tertinggi dalam kertas-kertas yang tertempel.
"RAY SEMPURNA? SERIBU BJIR!"
"Makan apa ya mereka?"
Dari lantai dua, Ladara memperhatikan kericuhan itu. Dia sama sekali tidak berminat melihat hasilnya, sebab dia sudah tau bahwa namanya tidak masuk.
Tadi, dia sudah dipanggil ke ruang guru karena dia menjadi peraih nilai terendah.
"Udah gak heran sih kalau IPA satu ngeborong prestasi," celetuk Elda.
Ladara meneguk minumannya. Matanya menatap beberapa cowok yang ada di dekat mading. Ray memang pandai dan tampan, nyaris tidak ada celah aib sedikitpun.
"Anjing, najis!" umpat Ladara tatkala Ray membalas tatapannya dan mengedipkan mata.
"Amit-amit," rutuk Ladara.
Sementara Elda tertawa berbahak-bahak melihat hal itu. Baru kali ini Ray memberikan tindakan gila itu pada seorang gadis, dan gadis itu Ladara.
****
Ladara memasuki rumah megahnya, tempat tinggal yang tidak layak ia sebut sebagai tempat tinggal sebab setiap kali dia memijakkan kakinya pada lantai rumah, ia selalu merasa dihantui ketakutan. Langkah Ladara terhenti saat Leon menarik tangannya pelan.
"Tidur di kamar gue aja," kata Leon, saudara kembar Ladara.
Sebagai saudara kembar, Leon yang menjadi seorang Kakak. Mereka berdua memutuskan pisah sekolah dengan kausalitas yang telah mereka pertimbangkan. Soal otak, mereka berbanding terbalik.
Ladara yang bodoh dan Leon yang pintar.
"Mama di rumah?" tanya Ladara.
Dia sudah hafal jika Leon menyuruhnya tidur di kamar cowok itu, artinya akan ada masalah menghampiri.
"Iya, mungkin soal twit yang lagi ramai."
Ladara mendengkus kasar. Ia menghempaskan tangan Leon, berjalan tergesa menuju kamarnya. Jika ia tidur di kamar Leon, maka yang akan terjadi adalah Leon yang menerima pukulan dari Mamanya.
Saat pintu kamar terbuka, hal yang pertama Ladara lihat yaitu seorang wanita duduk di tepi ranjangnya. Lantas, Ladara melempar tasnya ke lantai.
"Kegiatan sekolah gak sampai jam tujuh malam, Dar," ujar wanita itu.
Mama Ladara berdiri menghampiri putrinya yang sedang menahan kesal. Di tangannya sudah ada sebuah ponsel yang menampilkan isi twitter dari pengguna bernama Ray.
"Did you know? Masa depan kamu bakal lenyap kalau Papa tau soal ini."
Wanita bernama Dasha itu menutup mulutnya sambil tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty Of Violins
Teen FictionREBORN PYTHAGORAS Rayyan Afkara, biasa dipanggil Ray. Dia laki-laki pintar, tampan, dan mapan. Hidupnya tertata rapi, namun sangat monoton. Hingga akhirnya Ray menemukan lembar ulangan Ladara yang mendapatkan nilai buruk. Ladara Chesilia, gadis IPA...