Aku lagi males nulis tapi lagi mood cerita.

1.6K 100 27
                                    

Apa kalian ingin mendengar ceritaku malam ini?.

Dengar, kurang lebih beberapa hari yang lalu atau seminggu yang lalu. Tepatnya anggap saja dua bulan yang lalu, aku lupa tepatnya kapan. Aku bertemu dengan seseorang, dia seorang wanita. Wanita dewasa tentunya, aku tidak tertarik dengan anak-anak.

Dia datang padaku karena tulisan-tulisan acakku, kalian juga membacanya. Ya, dia membeli novelku. Aku menggodanya karena aku sedang bosan, dia menawarkan harga tapi aku sebagai penjual punya harga sendiri!.

Karena 10k yang tidak mau aku lepaskan, yang sekarang sudah menjadi bagian dari alam. Aku masuk ke hidupnya, Aku menyukainya. Sekalias dia memberikan perasaan nyaman yang tidak dapat di jelaskan, aku pikir aku menemukan orang yang aku cari.

Awalnya aku berpikir begitu, tapi setelah mengenalnya lebih jauh. Aku mundur, namun karena suatu alasan aku tidak mundur sepenuhnya. Aku masih bicara dengan dia, bicara omong kosong.

Mungkin karena aku terlalu kesepian. Hei, aku baru pertama kali menjadi single dalam waktu yang lama. Sebelumnya, aku tidak kekurangan penghibur. Tapi karena suatu alasan, aku memilih sendirian. Yeah, not bad. But aku tidak begitu menyukainya.

Singkat cerita, Aku dan dia menjalin hubungan. Mungkin di antara kalian ada yang tahu mengenai ini, awalnya tidak ada masalah. Aku mencoba menyesuaikan diri dan dia juga begitu, tapi cuma aku yang tahu ada yang salah dalam hubungan ini.

Btw hubungan kita itu hubungan tanpa status.

Tapi bukan itu masalahnya, aku tidak begitu memikirkannya. Lagipula aku menyukainya. Itulah yang aku pikirkan awalnya, sampai akhirnya pihak ketiga datang. Namanya Erin, dia juga lebih tua dari aku. Aku meragukan identitas orang ini btw.

Aku sudah melewati banyak hal dan melakukan banyak kegilaan, aku tidak begitu bodoh percaya dengan omong kosongnya dan aku tidak menyukainya. Menurutku, dia tidak begitu realistis. Kepribadiannya arogan dan cenderung menuntut.

Aku tidak begitu suka orang seperti itu, tapi kata-katanya sangat menganggu. Erin bilang Aku dan wanita itu tidak memiliki hasil dan kepastian. Dia tidak salah, dia benar. Itu membuatku goyah, dalam hal ini. Ini salahku.

Kegilaanku tidak berlangsung lama, lagipula apa artinya keputusan yang aku ambil dengan linglung?. Bagiku, antara aku dan Erin tidak ada artinya. Tidak sebanding dengan hubunganku dengan wanita itu, jadi aku tidak segan-segan mengusir Erin dalam hidupku.

Btw, Wanita itu sangat baik padaku. Sayang sekali, hubungan kita berakhir tidak lama setelah kira menjalin hubungan. Adapun alasannya, sebagai besar merupakan alasan Egois dan Sebagai lagi karena kita tidak cocok.

Sungguh, kita tidak cocok. Aku berusaha untuk mencocokkan diri, tapi aku menyerah.

Aku tanpa sadar membandingkan dia dengan orang lain, seseorang yang sudah ada di dalam hatiku sejak awal. Aku tidak mencintainya dalam kasus ini, aku cuma menyukainya karena dia sangat baik.

Dan dia awalnya memiliki kesan hampir sama seperti mantanku, seseorang yang mau mendengarkanku tanpa menyela. Tapi aku salah, setelah dia menyukaiku. Itu seperti hitam dan putih, namun aku masih menyukainya.

Aku tidak sepenuhnya bisa menerimanya di dalam hidupku, telingaku sangat asing dengan suaranya. Aku tidak terbiasa, mataku juga merasa asing dengan wajahnya. Dia cantik, tapi ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan membuatku tidak ingin menatapnya lebih lama.

Terlebih lagi, aku terus mengingat apa yang aku katakan pada mantanku. Aku tidak akan menerima wanita yang identitasnya serumit dia, tapi bukan itu yang membuatku yakin dan bertekad berpisah tapi hal lain.

Itu adalah alasan kemanusiaan.

Wanita itu baik, tapi jika di bandingkan seseorang di masalalu. Dia bukan apa-apa, aku tidak mau bersama orang yang tidak bisa membedakan benar antara timur dan barat. Dia memang baik, aku akui dia sangat baik. Tidak ada yang orang sebaik dia aku temui seumur hidupku, tapi manusia tidak begitu sempurna dan aku tidak bisa menerima kekurangan dia.

Aku tidak bisa menerima orang yang lebih buruk dari seseorang di masalalu, seseorang yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Aku ingat, dia mengatakan bahwa dia membenci rasisme orang kulit putih terhadap orang kulit hitam.

Aku hampir tidak ingat rupa orang itu, tapi di mataku dia sangat cantik. Dia lembut dan tidak begitu memuja uang, dia juga tegas dan begitu tertutup. Andai aku bisa bertemu dengan dia lagi, orang itu masih ada di hatiku.

Tapi aku tidak tahu, apakah dia masih mengingatku. Lagipula itu sudah lama, dua tahun yang lalu.


Btw, Update bab selanjutnya nanti. Pas aku lagi mood hehehe, aku lagi cari referensi 😭😭😭

Kakak Ipar? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang