30. Bertemu selir protagonis wanita

2.3K 259 31
                                    

Sepasang mata hijau menatap kosong ke arah laut, rasa hamba dan kesepian sama persis seperti ombak di depannya. Datang satu demi satu menghantam hati dan jiwanya, saat dia sendirian seperti ini.

Neisha merasa seperti orang telantar, tidak memiliki rumah, tidak juga memiliki keluarga dan teman. Dia tidak tidak memiliki tujuan apalagi tempat untuk pulang, seolah-olah dia sendirian benar-benar hidup sendiri di dunia yang luas.

Untuk sesaat dia di keliling oleh perasaan depresi dan kosong, keinginan untuk menenggelamkan diri dan bunuh diri seperti bisikan yang indah dan lembut di telinganya.

Merayunya untuk melemparkan dirinya sendiri ke dalam lautan, seakan-akan itulah tujuan hidupnya saat ini. Namun akal sehatnya yang tidak tergoyahkan menghandle kegilaan di jiwanya, menekan keinginan konyol di dalam dirinya.

Karena tujuannya datang ke pantai bukan untuk bunuh diri, menenggelamkan dirinya sendiri kelautan tapi untuk menikmati keindahan alam.

Merilekskan dirinya sendiri dan mendinginkan kepalanya yang hampir meledak dan sudah berasap.

Tapi karena pada dasarnya otaknya sangat absurd, Tiba-tiba saja dia memikirkan hal-hal berat dan memancing sesuatu yang kelam dan dark di dalam dirinya yang tidak seharusnya dia miliki.

Untuk menenangkan dan menstabilkan emosinya serta mengendalikan pikirannya sendiri, dia menarik nafas dalam dan menghelanya pelan. Dia melakukan hal sama berulang-ulang sampai dia merasa lebih baik dan stabil, setelah emosinya stabil dan tidak ada lagi pikiran-pikiran negatif di kepalanya.

Neisha menurunkan matanya, menatap pasir pantai berwarna putih dan indah. Tiba-tiba jiwa kekanak-kanakannya muncul tanpa peringatan, dengan ragu-ragu dia duduk di atas pasir pantai.

Perlahan ujung jarinya membelai pasir pantai yang lembut, tanpa mempertimbangkan umurnya sendiri yang tidak cocok untuk bertingkat anak kecil.

Neisha mulai menggali dan membuat lubang sampai muncul mata air, setelah lubang yang dia gali penuh dengan air. Dia mulai membuat istana pasir, bermodalkan sepuluh jarinya yang indah.

Dia mulai membuat istana pasir yang indah, dengan ekspresi serius di wajahnya. Neisha membuat satu demi satu menara istana, mata hijaunya penuh perasaan antusias.

Jiwanya di keliling oleh perasaan nostalgia yang menyenangkan, kenangannya dan kenangan pemilik asli tubuhnya tumpang tindih.

Baik dirinya sendiri atau Neisha yang asli memiliki kenangan yang indah dan hangat di pantai, perasaan hangat dan bahagia membengkak di dadanya.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, sebuah senyuman polos tanpa beban. Sangat tulus dan indah, sejenis senyuman menular dan penuh emosi positif.

Neisha larut dalam dunia anak-anak, bermain pasir dengan gembira tanpa menyadari jika sepasang mata sedang menatapnya penuh dengan minat.

Pesona yang di miliki Neisha memang tidak bisa di abaikan, bahkan sekalipun dia melakukan sesuatu yang konyol. Dia tetap terlihat menawan dan mempesona, kulitnya yang putih bersinar dengan indah di bawah sinar matahari.

Rambutnya yang panjang dan indah tergerai dengan sedemikian rupa, memberi ilusi pada siapapun yang melihatnya. Bahwa Rambut indah Neisha tidak terlihat seperti rambut, melainkan seperti air terjun di pegunungan yang indah.

Menyegarkan dan memanjakan mata.

Mata hijaunya yang jernih di kelilingi oleh keseriusan, memancarkan keindahan yang tidak terlukiskan dan menyatu dengan keindahan lautan, sesuatu yang mempesona memang melahirkan banyak keinginan entah keinginan buruk atau keinginan baik.

Kakak Ipar? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang