17. Sebenarnya apa yang terjadi?

2.6K 266 8
                                    

Sambil menguap Neisha berjalan menuruni tangga satu persatu, dia masih mengantuk. Semalam dia bermimpi buruk lalu paginya dia bangun dengan perasaan rumit dan tidak nyaman, dia merasa mimpi itu sangat nyata.

Di dalam mimpinya, Protagonis wanita menekannya di ranjang dan mengurungnya di bawa tubuhnya. Neisha masih ingat bagaimana perasaan tidak berdaya menyelimuti hatinya, dia berusaha untuk lepas dari cengkraman protagonis wanita tapi tubuhnya berhianat.

Dia tidak menolak dengan keras seperti yang dia harapkan, tubuhnya tidak bertenaga. Jangankan mendorong, menggerakkan satu jarinya saja rasanya sulit.

Neisha tanpa sadar menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya, mengusap lembut permukaan bibirnya. Rasa hangat dan basah masih tertinggal di bibirnya, dia tidak bisa melupakan bagaimana sensasi di cium oleh protagonis wanita di bibir.

Gadis itu menghela nafas, untungnya itu cuma mimpi walau mimpi itu terasa nyata tapi mimpi tetap mimpi. Jadi dia tidak terlalu memikirkannya, lebih tepatnya dia berusaha untuk tidak terlalu memikirkan mimpi mengerikan itu.

Semuanya gara-gara Adam, jika saja pria itu tidak mengatakan omong kosong kemarin. Dia mungkin tidak akan bermimpi buruk seperti itu, Neisha benar-benar paranoid mengenai keberadaan Protagonis wanita di kamarnya semalam.

Tapi dia terlalu lelah untuk mengatakan penolakan pada Adam semalam, dia mengetahui kedatangan protagonis wanita ke kamarnya karena saat itu dia masih belum sepenuhnya tertidur, kondisinya antara setengah sadar dan setengah tidak sadar.

Neisha bisa mendengar suara langkah kaki protagonis wanita, seperti lagu pengantar tidur. Suara langkah protagonis wanita membuatnya terbuai, otaknya hampir sepenuhnya lumpuh dan beristirahat.

Respon Neisha semalam sepenuhnya di kendalikan oleh alam bawah sadarnya, itulah kenapa saat Ileana melepaskan Neisha dan membuka pintu gadis itu langsung tidur dalam hitungan detik.

Neisha sedikit linglung saat mengingat mimpinya semalam, jantungnya berdetak kencang dan tidak terkendali. Ada perasaan asing yang tidak dia kenali menyusup masuk ke dalam jiwanya, seperti pencuri yang menyusup masuk ke rumahnya.

Dia tidak berdaya, pencuri itu terlalu profesional dalam hal menyusup masuk ke dalam rumah. Sekarang pencuri itu berkeliaran di rumahnya dan mencari harta berharga yang bernilai, sebagai pemilik rumah dia berkewajiban untuk melindungi harta berharganya dan mengusir pencuri itu.

Pertanyaannya apakah dia punya kemampuan untuk mengusirnya?, pertanyaan itu tidak bisa dia jawab.

Di sisi lain Protagonis wanita diam-diam menatap Neisha, matanya sangat dingin dan gelap seperti warna laut di malam hari, Neisha tidak menyadarinya. Dia belum tersadar dari lamunannya, gadis itu berjalan menuju dapur dan menghilang di balik dinding.

Beberapa menit kemudian Neisha muncul lagi dengan semangkuk kentang goreng dan sekaleng cocacola di tangannya, gadis itu berjalan menuju kamar kakeknya dan menghilang lagi di balik pintu kamar.

Lima menit kemudian gadis itu keluar dari kamar kakeknya dan naik ke lantai dua. Di lantai dua dia tidak pergi ke kamarnya melainkan ke perpustakaan mansion yang ada di lantai dua.

Di dalam perpustakaan, Neisha meletakkan mangkuk dan sekaleng cocacolanya di meja lalu mencari buku menarik yang bisa dia baca di rak-rak buku. Aroma buku yang khas memenuhi paru-parunya, membawa perasaan nostalgia penuh kerinduan.

Neisha menghela nafas pelan dan menstabilkan emosinya, kesedihan yang muncul di hatinya seperti batu yang di lempar ke danau yang tenang menimbulkan riak di danau.

Sebuah kenangan yang indah membanjiri kepalanya, kenangan itu tentu saja bukan miliknya tapi milik "Neisha" yang asli. Dalam kenangan itu, "Neisha" menemani ayahnya membaca di perpustakaan.

Kakak Ipar? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang