"Aku paling takut masa lalu, Han. Masa lalu yang hampir setiap hari menghantui aku dan kamu."
-Agha"Semua orang takut masa lalu yang seram. Aku juga, takut ga bisa lepasin orang yang udah tenang di sana tanpa rasa sakit yang terus-menerus dia alami."
-Hania*****
Dua tahun yang lalu...
"Dengan ini dinyatakan cerai!"
Tok tok tok
Palu di ketukkan oleh sang hakim. Pertanda bahwa keputusannya sudah bulat dan tidak dapat diganggu gugat. Semua orang yang menjadi saksi perceraian itu melakukan kesibukannya masing-masing. Sedangkan anak kecil yang baru saja menginjakkan usianya 11 tahun itu hanya berusaha untuk menguatkan dirinya.
Agha, anak kecil yang menjadi saksi kedua orangtuanya bercerai. Agha hanya bisa diam. Ia hanya menguatkan dirinya, tidak ingin menangis di depan umum.
"Agha, kamu ikut Papa ya?" Ucap sang Mama sembari memegang kedua pundak anaknya yang sebentar lagi akan menanggung beban yang besar.
"Agha maunya sama Mama" ucap Agha dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Ga usah. Sama Papa aja ya, Mama ada banyak hutang. Takut ga bisa biayain hidup kamu, Nak" ucap Mama yang ternyata matanya juga berair.
Agha menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Menandakan bahwa ia tidak ingin mengikuti jejak sang Papa. "Agha bisa bantu buat biaya hidup, Ma. Tapi jangan suruh Agha pisah dari Mama," ucapnya.
Mama turut menggelengkan kepalanya pelan. Ia harus membuat anak laki-lakinya itu mau mengikuti Papa anak tersebut. "Ikut Papa aja, ya? Agha baik-baik sama Papa, jangan nakal," ucapnya.
"Ga! Agha maunya sama Mama!" Teriak Agha yang tidak terima dengan keputusan Mamanya.
"Udah! Sini kamu Agha!" Ucap Papa yang tiba lalu menarik lengan anaknya.
"GA! AGHA GA MAU!" Teriak Agha lalu kembali menarik lengannya yang memerah akibat cengkeramannya yang kuat.
"Nurut sama Papa! Ga usah ikutin wanita jal*ng seperti Mamamu itu!" Teriak Papa.
"Baik-baik sama Papa ya, Agha?" Ucap Mama dengan air mata yang menetes.
"MAMA! JANGAN SURUH AGHA PERGI SAMA LAKI-LAKI BRENGS*K KAYAK PAPA, MAA!!!"
"MAMA!!!!!"
"Mama!"
Agha terbangun dari mimpi yang kembali datang. Ia memperhatikan sekitar. Dan Agha lupa bahwa semalam ia menginap di rumah Hania. Yang berarti sekarang ia masih berada di sini.
'Buset kelepasan' ucap Agha yang tersadar lalu menutup mulutnya.
"Ga tidur?" Tanya Hania yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Lah? Ga tidur?" Tanya Agha yang terkejut melihat Hania.
"Ngga, tadi kebangun jam dua" ucap Hania.
Agha memperhatikan jam dinding di kamar Hania. Jam tersebut menunjukkan pukul 03.20. Dapat dipastikan perempuan tersebut terjaga dari tidurnya selama 1 jam 20 menit.
"Kenapa bangun?" Tanya Agha sembari membenarkan posisi duduknya.
"Ngga, ga bisa tidur" ucap Hania dengan pandangan yang masih terfokus dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini ESEMPE, Bukan ESEMA! [HIATUS]
Novela Juvenil[SLOW UPDATE] Iya ga salah kok. Ini emang ESEMPE, bukan ESEMA. . . . "Kenapa harus esempe? Bukan SMP?" --Jayfan. "Shut your lambe before i slepet you nganggo my shoes" --Hania. Namanya Agha, tokoh utama di sini. Dia pendiem, walaupun kadang ngereog...