Bagaimana rasanya masuk ke dalam dunia lain dan menjalani kehidupan di dua alam berbeda?
Berawal dari sebuah buku lama yang Jeon Jungkook temukan di perpustakaan sekolah. Buku yang bukan sembarang buku, berisikan perintah dari seseorang yang kehidup...
Ada rasa cemburu ketika menampilkan video Taehyung---kakaknya bersama dengan orang yang merupakan sahabatnya---Jimin. Namun, untuk apa kecemburuan itu? Jungkook tidak ada hak karena sahabat kakaknya lebih dulu mengenalnya.
Singkirkan keegoisannya. Untuk kali ini, Jungkook harus mencari tahu alasan mengapa mereka sejauh langit dan bumi tidak seperti dulu yang sedekat nadi? Memang Jungkook pun tidak tahu di mana keberadaan Taehyung sekarang, tetapi terakhir sebelum berpisah, Taehyung dan Jimin seperti saling meninggalkan luka.
Dengan masih membiarkan kamera dalam genggaman, bayangan sekilas terlintas di ingatan membuatnya membawa kembali pada masa lalu.
***
[Sekolah - 14:30 KST]
Latihan telah selesai, kedua siswa kelas XI duduk di lantai dingin agar mendapat kesejukannya untuk meredakan rasa lelah.
"Seandainya dia bukan anak kepala sekolah, kita pasti terpilih dalam kompetisi menari." Siswa ber-name tag Kim Taehyung mulai bersuara dan kemudian memberi tenggorokannya asupan air segar.
Sahabat di sampingnya ber-name tag Park Jimin tersenyum sambil menunduk. "Kita hanya dapat berandai-andai." Kepalanya kembali terangkat dengan memberi tatapan sendu. "Saat semua temannya merundung, kita pun hanya dapat membalas senyuman. Tidak melawan karena kurang kekuatan, bergerak selangkah pun nyawa menjadi taruhan."
"Anehnya kita tidak mati," sahutan Taehyung membuat Jimin tertegun. "Kita masih dibiarkan untuk menderita."
Pembicaraan yang mulai mendalam, akhirnya Jimin mencari cara untuk mengalihkan. Seringkali Taehyung berharap seperti itu, padahal masih banyak mimpi yang belum diraih.
Sekedar mencicipi ramen rasa cokelat, memetik won dari pohon apel, bahkan mencoba untuk membelah lautan menjadi lima bagian. Rasanya Taehyung tidak penasaran dengan hal seperti itu karena menginginkan cepat menuju langit.
Jimin mengerti sakit rasanya dirundung setiap waktu. Entah apa maksud dan tujuannya merasakan penderitaan seperti itu. Mungkin karena keduanya pandai melakukan tarian sampai diikutsertakan dalam kompetisi menari di beberapa negara. Namun, semua sirna setelah anak kepala sekolah merasa iri dengan pencapaiannya.
"Sekarang kau boleh memakai sepeda milikku sepuasnya." Alihan pembicaraan yang dilontarkan Jimin sepertinya berhasil karena bola mata Taehyung mulai berbinar.
"Wah! Benarkah?!" Senyuman kotak yang selalu menjadi ciri khasnya mulai terpatri disertai garis lurus pada kedua mata.
"Ayo, cepat naik sana! Aku akan mengejarmu!"
Rasanya luka di sekujur tubuh hilang tertelan kebahagiaan. Keduanya saling tertawa bermain kejar-jaran. Taehyung mengayuh sepeda dengan cepat diiringi Jimin di baliknya berlari mengikuti jejak ban.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kejar aku jika kau bisa! Haha! "
Dalam ruangan kosong, suara gelak tawa keduanya mengisi seluruh sudut.
***
Kaki Taehyung kembali menginjak lantai perpustakaan. Kemarin saat sedang mencari buku Biologi, tidak sengaja mendapati buku menarik berwarna merah darah. Tidak memiliki judul dan entah siapa penulisnya, buku usang tersebut sangat polos. Awalnya tidak menampakkan kata, tetapi ketika diusapnya lembut mulai muncul menampilkan beberapa kalimat.
Keunikan itu membuat tertarik untuk membaca berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan mengikuti setiap perintah di dalamnya. Hingga pada perintah terakhir memunculkan kata, "Membunuh sahabat sendiri."
Berkali-kali Taehyung mengembalikan buku tersebut, tetapi entah mengapa selalu ada pada genggamannya. Lagipula imbalannya sangat baik, yaitu jika perintahnya terlaksanakan sampai tuntas, keduanya tidak akan lagi menderita.
***
Semakin hari keanehan mulai dirasakan Jimin ketika mengambil video Taehyung yang sedang menari. Semula mentari memancarkan sinarnya. Namun, selang beberapa detik berubah menggelap meski cahayanya tidak pudar dan tatapan Taehyung pun begitu menajam. Tentunya membuat Jimin terkejut dan kembali memutar video nya berulang dengan menatap lekat layar handphone.
Seringkali merasakan hal seperti ini, tetapi sekarang semakin berani Taehyung menunjukkan dengan ada apa sebenarnya. "Maaf, Jimin ... aku harus membunuhmu."
Rasanya dunia runtuh seketika. Jimin pikir, Taehyung seperti ini karena tidak ingin ada saingan dalam menari juga mungkin telah bergabung dengan si perundung.
Taehyung tidak dapat menjelaskan tentang buku itu karena tidak ingin mendapat hukuman. Akhirnya meninggalkan kesalahpahaman yang menciptakan kebencian. Membunuh Jimin dengan tidak menunggu untuk melempar pertanyaan karena lebih dulu bersimbah darah mewarnai ubin putih.
***
Tentang bayangan sekilas yang merupakan masa lalu perlahan memudar, Jungkook kembali pada kesadarannya setelah ada tangan pada pundaknya.
"Di mana tempat tidurku?"
Jimin, teman barunya yang bertemu di ruang tari sekarang ikut pulang ke rumah Jungkook.
"Di kamarku saja, kita tidur bersama."
Dan Jungkook tidak mematuhi petuah Yoongi yang berkata untuk tidak membawa orang asing ke dalam rumah.
Mungkin membawa Jimin ke rumahnya akan menambah sedikit petunjuk dengan sangkut paut dalam buku, game, kamera, serta bayangan sekilas tadi.
Mungkin juga dapat membantunya dalam menjalankan misi.
***
•Glosarium•
KST (Korean Standard Time) = Waktu Standar Korea
XI (Angka Romawi) = Sebelas
Kompetisi = Sebuah pertandingan di mana dua atau lebih individu atau tim bersaing untuk meraih kemenangan atau prestasi tertentu
Name tag = Selembar benda yang biasanya terbuat dari bahan karton atau plastik, digunakan untuk menunjukkan identitas seseorang. Dikenakan di atas pakaian dan berisi informasi seperti nama lengkap, jabatan, dan perusahaan atau organisasi tempat seseorang bekerja atau tergabung di dalamnya
Tertegun = Sebuah reaksi spontan di mana seseorang terkejut atau terperanjat dengan situasi atau peristiwa yang tidak terduga
Ramen = Makanan populer asal Jepang, terdiri dari mie halus dan lebar yang direbus dan disajikan dalam kaldu yang biasanya terbuat dari tulang babi atau ayam, serta diberi tambahan berbagai bahan seperti potongan daging, irisan daun bawang, telur, dan nori
Won (Bahasa Korea) = Mata uang negara Korea
Terpatri = Bentuk pasif dari mematrikan, dalam keadaan dipatri(kan); (kiasan), terlekat erat-erat, sudah ditetapkan (diteguhkan), dsb
Usang = Benda atau hal yang sudah tua atau tidak lagi segar seperti makanan atau buah-buahan yang sudah busuk
Mentari (Bahasa Sansekerta) = Matahari atau bintang di pusat tata surya
Bersimbah darah (Sebuah ungkapan) = Untuk menggambarkan situasi atau kejadian yang sangat kejam atau berdarah-darah
Ubin = Material bangunan yang terbuat dari bahan keramik atau batu alam berbentuk persegi atau segienam, dan biasanya digunakan untuk menutupi lantai atau dinding sebuah bangunan
Petuah = Nasihat atau kata-kata bijak yang diberikan oleh seseorang untuk membantu orang lain dalam mengatasi masalah atau menghadapi situasi tertentu