📕[26] - [Treachery]

97 47 13
                                    

[Ruangan Tari]

Selesai mengoleskan minyak angin kepada kaki Jimin yang terkilir, Jungkook membawanya untuk duduk ke kursi di sudut ruangan.

Menceritakan aktivitas saat dari pertama masuk ke dalam ruangan rahasia yang menyatu dengan ruangan kesehatan lalu bertemu Seokjin. Setelah itu mengikuti jam pelajaran sampai dapat membunuh si perundung dan memindahkan darahnya dari pipet volumetrik ke dalam beaker glass di laboratorium.

Sebagai kakak kelas sudah tidak asing lagi bagi Jimin dengan Seokjin karena lebih dulu mengenalnya di sekolah. Ia pun menceritakan pernah diobati lukanya bersama Taehyung oleh Seokjin akibat pukulan dari si perundung.

Bahkan Jimin menceritakan tentang Namjoon yang merupakan adik Seokjin. Mereka selalu bersama karena Seokjin sebagai dokter sekolah dan Namjoon sebagai pustakawan.

"Aku pernah mendengar mereka berselisih di perpustakaan." Jimin masih fokus kepada kakinya yang sekarang sudah diperban. "Awalnya Kak Namjoon berbicara tentang ayahnya, tetapi Kak Seokjin terlihat marah besar."

Jungkook di hadapannya menjadi berpikir keras. Ia ingat, Seokjin pernah berkata dipukul kepalanya sebelum akhirnya tergeletak lemah di lantai perpustakaan dan akan mencari pembunuh ayahnya. Apa mungkin pelaku yang sama adalah Namjoon? Tapi, untuk apa tujuannya? Bukankah mereka adik kakak?

"Dalam keluarga pun bisa saling mengkhianati, 'kan, Jungkook?"

Lamunannya membuyar ketika Jimin kembali berbicara dan melempari pertanyaan. "Aku tidak tahu karena dari dulu hanya tinggal bersama ibu dan ayah sebelum mereka tiada." Suasana berubah teduh ketika Jungkook membicarakan tentang orang tuanya. Sangat disayangkan mereka pergi secepat itu.

Tiba-tiba kamera pemberian Taehyung menyala dengan sendirinya menarik perhatian Jungkook. Mengeluarkan dari dalam tas lalu muncul kata baru dari nama file yang awalnya masih berbentuk kode.

'<+#' = Kim Taehyung

'^^¥9' = Min Yoongi

'¶]^^' = Park Jimin

'<$]' = Kim Seokjin ◄

'<π]'

']#$'

Menatap Jimin masih sibuk dengan kakinya, kembali memperhatikan kamera lalu meng-klik perintah yang menunjukkan harus menonton video bertuliskan '<$]' = Kim Seokjin ◄.

Selesai video terputar, Jungkook kembali terbawa pada masa lalu dua orang dalam video tersebut.

***

"Jangan khawatir, aku adalah ayahmu yang sekarang."

Masih menghiraukan perkataan orang dewasa itu karena terlena oleh lahapan amarah api yang meruntuhkan dunianya. Kebakaran itu mengubahnya menjadi anak usia tujuh tahun malang kehilangan seseorang sangat berarti.

Miris sekali. Saat terlahir ke dunia tidak tahu wajah cantik ibunya seperti apa, bersama dengan ayahnya pun hanya sampai tujuh tahun. Takdir begitu kejam menghantam anak kecil sepertinya.

Pipi tembam yang tadi teraliri buliran bening sekarang mengering karena seseorang mengusapnya menggunakan kain biru. Menarik atensi untuk memperhatikannya yang memberi senyuman hangat.

"Aku adalah kakakmu. Jangan menangis lagi, ya?"

Hingga waktu begitu cepat berlalu, seorang anak laki-laki yang sebagai kakak itu sekarang sudah tumbuh dewasa bersama dengan adik angkatnya.

WELCOME! || RED BOOK - END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang