01 - Zalina Madeleine

19 10 1
                                    

Senin, 17 Januari 2022

Zalina sibuk mencatat rumus-rumus dari buku yang ada dihadapannya. Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi tetapi gadis itu masih sibuk berkutat dengan buku-bukunya. Dia sekarang sudah kelas 12 jurusan IPA di SMA Antariksa.

"Zal, lo masih lama?" Esther datang sambil melirik jam tangannya, gadis itu sudah menggendong tas sekolah miliknya bersiap untuk pulang.

Zalina menoleh kearah Esther kemudian mengangguk, "Lo duluan aja, Ther. Lagipula gue gak mau ngerepotin sopir lo karena rumah kita beda arah, gue nanti bisa pesan ojek online."

"Sampai kapan mau ngerjain soal ini?"

"Sampai gue ngantuk kayaknya, hehehe."

Esther menggelengkan kepalanya, menatap temannya heran, Zalina ini jika niat maka dia akan fokus dengan satu hal itu terus, tapi jika sudah malas, malasnya melebihi kerbau tidur.

"Ya udah, gue pulang duluan. Lo jangan kesorean, Zal." Esther akhirnya pamit dan diacungi jempol oleh Zalina.

"Siap, lo hati-hati." Zalina melambaikan tangannya begitu pula Esther, sampai Esther menghilang dibalik pintu kelas, dia kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu menulis.

"Yow yow, semua yang ada disana, semua ikut bernyanyi yow!"

"Yow kenalin gue cowok tampan satu dunia, gak ada lawan, apalagi tandingan," lanjutnya, "aura gue tentu menawan,"

Rap dengan lirik yang sangat abstrak ini membuat Zalina mendengus, "Sangga, lo bisa berhenti gak?"

Laki-laki yang dipanggil Sangga itu menyembulkan kepalanya dari arah pintu sambil memperlihatkan cengirannya khasnya, Zalina hanya menatapnya, manis, tapi...

Terlihat seperti kuda karena terlalu lebar.

"Gimana rap baru gue?" wajah songongnya tidak pernah tertinggal, laki-laki itu berjalan kearah Zalina sambil memainkan jambulnya.

"Gue mau muntah liat lo, Sang, asli." ujar Zalina sambil berlagak mau muntah.

"Tapi lo terpesona dengan ketampanan gue, kan, Zal?" Sangga menaik turunkan alisnya.

Zalina bergidik ngeri. "Amit-amit lo," gadis itu segera membereskan alat tulisnya. Jika Sangga sudah disini, fokusnya akan buyar dan hilang begitu saja, laki-laki itu mana bisa membiarkan Zalina belajar dengan tenang.

"Cepet pulang." ujar Zalina sambil mendorong Sangga.

Sangga hanya cengengesan. Benar, Sangga laki-laki yang akan dia hindari semenjak kejadian minta nomor itu sekarang malah menjadi sahabatnya, semuanya berjalan begitu saja sampai akhirnya Sangga dan Zalina menjadi akrab seperti sekarang.

Bahkan Esther kadang sering mengejek Zalina, katanya 'apapun makanannya, minumannya adalah ludah sendiri', sial. Tapi Sangga memang baik untuk dijadikan sebagai sahabat, karena Zalina masih tetanggaan dengan Sangga, dan Zalina sekarang tinggal seorang diri di Jakarta, dia sudah terlalu sering merepotkan Sangga. Tapi minusnya, Sangga memang tengil, sok ganteng walau memang ganteng, dan tentunya jahil bukan main, Zalina adalah korban kekonyolan Sangga.

-Kisah Tanpa Ujung-

Zalina Madeleine, adalah seorang anak tunggal. Papa dan Mama nya sudah bercerai saat dia masih berusia 6 tahun, saat itu dia baru masuk ke Sekolah Dasar kelas 1. Zalina lebih memilih tinggal bersama Oma dan Opa nya, karena orang tua Zalina sudah mempunyai keluarga baru masing-masing, dia tidak ingin ikut Mama nya, apalagi Papa nya.

Oma dan Opa nya kini pindah ke Bandung, Opa Zalina memiliki rumah di Bandung dan mempunyai kebun teh, disana juga ada Tante Zalina, Mama Jisabel adalah adik bungsu Papanya. Jisabel ikut pindah ke Bandung dan melanjutkan Sekolah disana.

Oma nya sempat memaksa Zalina untuk ikut ke Bandung, tetapi gadis itu bersikeras meyakinkan Oma nya bahwa dia pasti bisa menjaga diri sendiri di Jakarta, dia masih tinggal di rumah lama yang ada di Komplek Bougenville. Zalina berniat melanjutkan Sekolah disini dan pindah ke Bandung setelah lulus SMA.

Rumah Zalina memiliki warna yang bernuansa putih, ini adalah konsep yang dipilih Oma nya agar rumahnya terlihat elegan. Rumah ini memiliki tiga kamar tidur, dua kamar mandi, ruang keluarga, ruang makan, halaman depan, dan halaman belakang.

Memang besar untuk ukuran Zalina yang tinggal sendiri karena rumah itu memang milik Opa dan Oma nya dulu ketika anak-anaknya belum menikah. Opa nya tidak ingin menjual rumah itu karena memiliki banyak kenangan, tidak ingin disewakan juga karena takut penyewa nya tidak merawat rumah dengan baik, alhasil saat Zalina memaksa untuk diizinkan tinggal di rumah itu, Opa nya mengizinkan, selain untuk membuat Zalina mandiri, juga agar rumah itu tidak pernah kosong.

Di Antariksa, Zalina memiliki 3 orang teman, yang pertama tentunya Esther yang sudah berteman dengannya sejak SMP, lalu ada Ivy, dan Meira. Selain Sangga dan adiknya yang sering bermain kerumah Zalina, Zalina juga kadang mengundang teman-temannya untuk menginap atau bahkan sekedar menghabiskan waktu dirumahnya agar tidak terlalu kesepian.

Zalina menaiki satu per satu anak tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. 4 bulan menuju kelulusan SMA adalah masa-masa sibuknya anak kelas 12, entah simulasi, ujian sekolah atau ujian nasional, semuanya harus dipersiapkan dengan matang supaya bisa mendapatkan hasil yang bagus.

Zalina membaringkan tubuhnya diatas kasur, tak berselang lama ponselnya berdering menandakan ada telpon masuk, dengan malas  dia mengambil ponselnya diatas nakas dan melihat nama Oma nya tertera disana.

"Halo, Oma."

'Zalina, bagaimana sekolahnya?'

"Berjalan dengan baik, ada apa Oma?"

'Tidak apa-apa, Oma hanya ingin memastikan kamu sudah makan atau belum?'

"Aku belum makan nasi karena masih kenyang, tapi aku udah banyak ngemil kok"

'Jangan lupa makan nasi. Jangan terlalu sering membeli makanan siap saji, mie instan, dan yang pedas. Ingat, kamu punya penyakit Maagh, kamu disana sendirian tidak ada yang mengurus jadi jaga dirimu dengan baik. Disini Abel sedang sakit karena selalu telat makan'

"Marahin aja, Oma"

'Kamu juga sama!' tegur Oma, "sudah Oma hanya ingin mengingatkan kamu, jaga kesehatan disana, sebentar lagi kamu lulus SMA, kamu segera pindah ke Bandung.'

"Iya, Oma, siap. Oma jaga kesehatan disana."

'Ya sudah, Oma matikan telponnya'

Belum sempat menjawab, sambungan telponnya sudah terputus, Zalina menggelengkan kepalanya, memang memiliki sepupu seperti Abel membuatnya sering ikut kena getah karena ulahnya, dasar Abel, makan aja susah apalagi bahagia?

Tertanda,
BLZLUNA

Bogor, Jawa Barat.
Sabtu, 28 Oktober 2023

Kisah Tanpa UjungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang