09 - Healing

4 2 0
                                    

"Huhhhh!"

"Akhirnya selesai juga." ujar Meira sambil meregangkan otot-ototnya.

Benar, hari ini adalah hari terakhir simulasi UTBK, walaupun masih ada ujian selanjutnya tetapi setidaknya mereka masih mempunyai waktu 1 minggu untuk berleha-leha, setelah itu baru bertempur kembali dengan ujian.

"Eh, ada film baru di bioskop. Bikin otak segar dulu yuk, mending nonton!" ajak Ivy sambil menunjukan daftar film terbaru.

Esther mengangguk. "Setuju!"

"Besok kan libur, lo semua gak ada acara kan?"

"Bisa ada acara apa emang gue? bukan pejabat penting, yang ada banyak waktu kosong." sahut Zalina sambil terkekeh.

"Nih artis!" kata Meira sambil menunjuk Esther.

Ya dibandingkan teman-temannya, memang Esther lah yang paling banyak memiliki jadwal setiap minggunya.

"Hehehe, nggak kok!" kata Esther sambil tertawa.

"Yaudah, besok kita janjian aja ditempatnya atau mau berangkat bareng?" tanya Ivy.

"Mending nginep dirumah gue gak sih?" kata Zalina.

"Boleh tuh!" seru Esther.

"Yuk!" timpal Meira.

"Oke, oke. Nanti gue ambil baju dulu." Ivy menyenggol lengan Meira. "Tungguin gue."

Meira mengangguk, Zalina menggendong tasnya. "Yaudah kabarin aja kalo udah berangkat, gue mau belanja dulu buat masak-masak."

"Yang banyakkk!" ujar Esther menyengir.

"Makanan aja cepet lo!" sahut Zalina. "Gue duluan, bye."

Zalina beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kelas menghampiri Sangga yang sudah menunggunya didepan kelas. Laki-laki itu sedang memainkan ponselnya, mendengar ada yang datang dia pun langsung memasukan ponselnya kedalam saku.

"Udah?" tanyanya.

Zalina mengangguk, "Yuk pulang." Gadis itu mengaitkan lengannya di tangan Sangga.

"Besok lo ada acara?"

"Ada dong! gue mau nonton sama temen-temen gue."

"Ikut lah gue."

"Enak aja! girls time tau!"

Keduanya berjalan beriringan, beruntung sekolah sudah semakin sepi, orang-orang sudah lumayan berkurang karena memang sudah jam pulang.

"Boleh aja sih kalo gue gak ikut, tapi malamnya gue gak mau dengar penolakan." kata Sangga sambil memakai helmnya.

"Mau ngapain?"

"Ajak lo main lah, masa healing sama teman-teman lo doang. Gue bukan teman lo juga?"

Zalina tertawa, tangannya mencubit kedua pipi Sangga. "Sama teman gue aja irian lo!"

Keduanya sudah berada dimotor, dengan cepat Sangga menancapkan gasnya dan meninggalkan area sekolahan. Sepanjang jalan Zalina memperhatikan jalanan yang basah karena habis hujan.

"Zal, Zal."

"Hmmm."

"Kota apa yang bisa gombal?" tanya Sangga tiba-tiba.

"Hah? mana ada kota bisa gombal anjir." sahut Zalina.

"Ada."

"Apa?"

"Cikarang."

"Hah?"

"Cikarang atau lima puluh tahun lagi ku masih akan tetap mencintaimu."

Kisah Tanpa UjungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang