02 - Sanggala Arsenio

12 5 0
                                    

Matanya melirik kearah jam dinding yang terletak diatas televisi yang ada di kamarnya, jam sudah menunjukkan pukul 01:00 Waktu Indonesia Barat. Dia segera beranjak dari tempat tidur dan pergi untuk berganti pakaian.

Kaos putih yang dipadukan dengan jaket kulit hitam dan celana jeans, dia menatap dirinya di cermin sambil tersenyum bangga. Buset cakep bener anak Bapak Dito, batinnya. Kemudian dia memakai kaos kaki dan segera berjalan keluar kamar untuk mengambil sepatu yang ada di rak, rak tersebut berada dilantai satu.

Lampu yang ada diruang tamu selalu dimatikan setiap malam, dia berjalan mengendap-endap seperti maling yang takut ketahuan oleh pemilik rumah, dia tersenyum puas ketika sudah mendekati pintu.

Baru saja tangannya memutar kunci pertama, dia tersentak mundur ketika mendengar suara yang sangat dia hindari, namun pada akhirnya suara dari orang tersebut tetap dia dengar.

"Mau kemana, Sanggala?"

Bersamaan dengan suara itu muncul, lampu ruang tamu seketika menyala dan menampilkan Ayah nya disudut ruangan dekat saklar lampu sedang bersedekap dada sambil menatap Sangga dengan wajah datarnya.

Sangga melihat Ayah nya kemudian cengengesan. "Mau ngopi di teras, di kamar Sangga panas, kayaknya AC kamar Sangga rusak, ya, Yah?"

"Ngopi di teras, serapih ini? Kayaknya tadi Ayah dengar kalo di kamar kamu panas, memang ada orang kepanasan malah pakai celana jeans, jaket kulit, dan kaos kaki seperti kamu?"

"Kan kalo diluar itu dingin, Yah. Jadi Sangga harus antisipasi biar gak masuk angin. Apalagi nanti angin malam nya ngadu sama kopi Sangga didalam badan Sangga, nanti kalo Sangga masuk angin gimana? kasian Bunda, kan?"

"Pandai bersilat lidah kamu." Ayah nya mengambil gelas berisi air yang disimpan di meja, lalu kembali menatap Sangga, "Masuk ke kamar, lagian jam segini udah bukan waktunya buat ngopi, yang ada kamu insomnia sampai pagi sedangkan besok harus sekolah."

Sangga melihat Ayah nya berjalan menuju kamarnya, sebelum masuk Ayah nya kembali berkata. "Soal AC kamar kamu, jangan lupa setiap 3 bulan dirumah kita selalu melakukan service untuk AC."

Sangga hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kenapa dia bisa melupakan soal AC, tapi memang Ayah nya saja yang terlalu detail sampai Sangga sama sekali tidak bisa membohongi Ayah nya.

Akhirnya Sangga kembali ke dalam kamar, dalam hati dia merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa keluar dan berkumpul bersama temannya. Tapi Ayah nya ada benarnya, karena besok masih jadwal Sangga sekolah, jika dia keluar sekarang maka bisa dipastikan besok Sangga tidak akan sekolah, dan itu akan membuatnya kena omel Ayah Dito, bersyukurlah dia karena hanya kena tegur Ayah nya malam ini.

-Kisah Tanpa Ujung-

Sanggala Arsenio, anak pertama dari dua bersaudara. Memiliki adik perempuan bernama Jinggana Azela yang masih duduk di bangku SMP. Orang tua Sangga sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, Sangga bisa dikategorikan sebagai anak dari keluarga cemara.

Ayah nya selalu memperhatikan pergaulan anak-anaknya, itu sebabnya Sangga tidak bergabung dengan Galpotra, padahal popularitas Galpotra sangat tinggi dari generasi ke generasi di SMA Antariksa. Tapi Sangga juga bukan laki-laki yang suka menjadi pusat perhatian, padahal bisa dibilang Sangga termasuk siswa tampan yang ada di Antariksa.

Sangga boleh keluar malam tetapi harus pulang dibawah jam 12 malam, lewat dari itu Ayah nya tidak akan mengizinkannya, jika melanggar dia hanya mendapatkan pintu rumah yang sudah dikunci. Sangga awalnya keberatan karena dia merasa bahwa anak laki-laki harusnya bisa lebih dibebaskan dan Sangga merasa bisa menjaga dirinya sendiri diluaran sana. Tapi Bunda nya pernah berkata 'kamu boleh keluar malam tapi tidak lebih dari jam yang sudah Ayah tentukan, Ayah sekarang hanya membatasi kamu sampai kamu lulus SMA, sekarang kamu sudah kelas dua belas dan masa sekolah kamu hanya tinggal empat bulan lagi, pergunakan waktu itu dengan baik, setelah lulus Bunda yang menjamin Ayah gak akan larang kamu lagi, kamu bisa bebas asal tau batasan dan kamu pasti sudah tau mana yang baik dan buruk' .

Sangga kembali melepas jaket dan celananya, sekarang dia hanya menggunakan kaos dan boxer, matanya lumayan mengantuk, kemudian dia kembali merebahkan dirinya di kasur.

"Ternyata ada enaknya juga ke-gep Ayah, mata gue jadi ngantuk karena gak jadi keluar." Sangga memejamkan matanya lalu ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Ting!

Sangga bergumam tidak jelas, namun yang pasti dia sudah tau dengan jelas bahwa yang mengirim pesan pasti teman-temannya. Sangga membuka mata kembali dan melihat notifikasi yang masuk.

Para Pengabdi Cupang (6)

Riga balabantuan (2): woy jing lu otw ke padang pasir?
Maxime rodedue (1): tidur lu?
Daris jamet 3 (3): ngantuk bgt aing nungguin monyet satu ini

Sangga tertawa, dia lupa, saat dia masih memakai celana tadi, dia mengabari temannya bahwa dirinya sudah berangkat. Sekarang sudah pukul 01:42, dia segera membalas pesan temannya yang ada di grup.

Sangganteng: sorry guys, idola kalian ga bisa dateng krna besok masih ada jadwal syuting, jgn kecewa y🙏🏻

Daris jamet 3: anjingnya jamet ini :')
Riga balabantuan: emg dasar anak babeh dito ☺️
Maxime rodedue: wkwkwk

Sangga meletakkan kembali ponselnya dan matanya mulai terpejam, tetapi belum ada 5 menit dia tertidur, dia kembali bangun.

"Anjing, gue bukan perawan ngapain buto ijo ngejar gue," Sangga bergidik ngeri mengingat jika sedang mimpi buruk dikejar setan entah mengapa larinya menjadi sangat lambat, dengan cepat dia segera merapalkan do'a mau tidur agar buto ijo dalam mimpinya tidak datang kembali.

Sangga akhirnya tertidur, sedangkan diseberang sana teman-temannya sudah bersiap untuk pulang, mengingat mereka juga harus sekolah besok pagi.

"Emang kampret anak Bapak Dito,"

Tertanda,
BLZLUNA

Bogor, Jawa Barat.
Rabu, 01 November 2023

Kisah Tanpa UjungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang