16 - We Fell Apart

197 39 0
                                    



"Bagaimana?"

Dokter yang dicegat Jungkook menatap heran, "Keluarga pasien?" tanyanya ragu.



"Aku calon suaminya." Ungkap si Jeon bangga seraya menunjukkan cincin di jari manis yang serupa dengan milik Eunbi, hanya berbeda ukuran.

Dan dengan terjawabnya pertanyaan tadi, bukan hanya mengejutkan Jaehyun dan dua perawat di belakangnya, tapi juga Minhyun yang entah sejak kapan berada tidak jauh dari Jungkook.


"Ngomong-ngomong, kenapa aku selalu berurusan denganmu padahal Eunbi tidak melakukan proses bedah apapun? "


Mendengus malas, Jaehyun lebih memilih menjelaskan kondisi Eunbi. "Pasien mengonsumsi bahan makanan yang memicu alerginya. Pistachio, apakah anda sendiri mengetahui alergi tersebut, tuan calon suami?"


Jungkook menggeleng, dengan perasaan bercampur aduk mendengarkan penjelasan Jaehyun yang terasa semakin samar di telinga. Jungkook mulai bertanya-tanya seberapa payah dirinya dalam menjaga Eunbi.


Dia tahu ibunya tidak menyukai Eunbi, tapi Jungkook tidak menyangka beliau sampai berpikir untuk mencelakai orang yang dia cintai hanya karena ketidaksukaan tersebut. Atau mungkin, ibunya juga sama seperti dirinya, tidak tahu menahu masalah alergi milik Eunbi.



Kalau itu benar, maka yang harus disalahkan adalah Jungkook. Jungkook yang tidak begitu mengenal Eunbi, Jungkook yang hanya tahu cara membuat gadis itu menetap di sisinya tanpa tahu apakah itu yang Eunbi inginkan. Apa yang sebenarnya Eunbi mau.

Bertingkah seperti orang yang paling mencintai gadis itu, berpikir congkak bahwa Eunbi akan ketergantungan padanya. Namun belakang kepalanya baru saja dilempar batu berton-ton, membuat sadar bahwa apa yang dia ketahui tentang gadisnya masih sangat kecil.

Kau payah, Jeon Jungkook.



"—untuk sekarang, Eunbi tidak ingin ditemui siapapun, kecuali tim medis. "

"Tapi kenapa?" Akhirnya Jungkook mampu membalas, sejak tadi tetap mendengarkan meski otaknya melayang entah kemana.

"Saya kurang tahu. Baik, jika tidak ada yang ditanyakan lagi, kami permisi."

Jaehyun berjalan melewati Jungkook dengan dua perawat lain di belakangnya, meninggalkan Jungkook yang ketika berbalik ingin duduk, malah bertemu tatap dengan Minhyun.


"Hyung!"

"Aku dengar yang dirawat tadi calon istrimu?"

Jungkook menunduk, selalu merasa segan ketika berhadapan dengan anak sulung keluarga Hwang ini. "Maafkan aku, Hyung."



Minhyun tersenyum, menepuk bahu Jungkook dengan tangannya yang tidak di gips. "Tidak apa. Kau pantas mendapatkan seseorang yang jelas keberadaannya. Maaf karena membuatmu menunggu sesuatu yang tidak pasti selama bertahun-tahun."


Jungkook menerawang jauh, melihat lagi semua kenangan masa kecil mereka yang nampak sempurna. "Aku tidak pernah menyesal untuk apa pun tentang Sinb. "



"Entah bagaimana keadaanya sekarang. Tidak ada jaminan juga kalau dia masih hidup." Meski nadanya terdengar kekehan diakhir, Jungkook dapat meraba luka di dalam diri pria itu. Yang mungkin ukuran lebih besar daripada miliknya.


Seperti pemantik, Jungkook tiba-tiba menegakkan punggung. "Kalau Hyung tidak keberatan, aku ingin minta bantuan."

"Apa?"



Every Moment of You; SinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang