"Press conference, akan segera dimulai. Seperti yang telah sampaikan sebelumnya, kami tidak akan menjawab pertanyaan apapun. Terima kasih."
Pengumuman itu terdengar hingga belakang panggung tempat Eunbi berada. Kepala menunduk dengan tangan saling meremas kuat. Tidak ada satupun orang yang dia kenal ada di sini, membuat Eunbi semakin tidak berdaya.
"Sinb-ya..."
Eunbi menoleh, menemukan orang-orang yang sejak beberapa hari ini menjadi sangat dekat dengannya berlari. Memberinya pelukan dan kata-kata penenang yang tidak Eunbi sadari, sangat ia butuhkan sekarang.
"Aigoo, uri gongju-nim. Jangan takut, okay. Ayah, ibu dan Oppa mu ada di sini. Semuanya akan berjalan sesuai rencana, Ayah bisa pastikan itu. "
'Ayah, ibu, Oppa ...?'
Sebuah kelurga, Eunbi tidak pernah berani memimpikannya.
"Noona tidak akan pernah meninggalkanmu, Hyunjin-ah."
Ada banyak orang yang ingin mengadopsi Eunbi ataupun Hyunjin, namun tidak ada yang menginginkan mereka berdua sekaligus. Eunbi mengerti itu, akan ada pengeluaran besar-besar jika membawa dua anak langsung. Jadi kapanpun Eunbi ingin diadopsi, ia menolak jika tidak membawa sang adik bersamanya. Begitu pula dengan Hyunjin kecil.
Dan sekarang Eunbi berada di keluarga aslinya, tanpa Hyunjin dalam genggaman.
Kepala Eunbi akhirnya terangkat. Menatap lurus pada ayah biologisnya, Hwang Inyeop. Actor yang sudah menua dengan tampan ini memiliki mata yang tidak mirip dengannya tapi dari bentuk wajah terlihat sama persis. Lancip dan Panjang.
Kemudian ia beralih menatap ibunya yang nampak cantik dengan wajah bulat dan manik mata coklat gelap. Oh, itu milik Eunbi. Ia memiliki mata yang sama dengan Hwang Gayoung.
Terakhir adalah kakak laki-lakinya, Hwang Minhyun. Pria yang tidak diragukan lagi anak Hwang Inyeop karena tampilan keduanya sama persis. Bahkan banyak yang mengatakan Minhyun adalah Hwang Inyeop yang muda kembali.
Keluarga ini, terlalu menakjubkan. Dengan gen nyaris sempurna, kekayaan, ketenaran dan kecantikan yang tidak bercelah. Apa mungkin ia bagian dari mereka? Sangat tidak masuk di akal sehat.
"Sayang kenapa melamun? Kau sakit, kita batalkan saja ya press conferencenya. Ibu sudah bilang bahwa acaranya ini tidak perlu dilakukan. Cukup Sinb kembali kepada kita, itu sudah lebih dari yang ibu minta. Tapi Oppa-mu bersikeras melakukan jumpa pers segala."
Eunbi menatap Minhyun sekilas. Mereka hanya saling bertukar pandang lalu Eunbi meraih tangan Gayoung. "Ini yang aku inginkan, bu. Aku ingin semua orang tahu siapa aku."
'Ya, Sinb. Ambil sedikit dendam dan balas mereka sekaligus.'
Flashback
"Kenapa harus keluar Seoul?"
Kalimat pertama yang Eunbi keluarkan sejak pertama kali masuk ke dalam mobil Minhyun. "Ada yang mengikutimu belakangan, kau tidak merasakannya?"
Eunbi menggeleng membuat Minhyun tertawa kecil. "Dengan tingkat kepekaan kurang, meski memiliki wajah secantik ini, kau tidak bisa jadi aktris. Salah satu keahlian orang dientertaiment adalah peka terhadap kamera."
"Sepertinya mereka adalah orang suruhan Jungkook."
Kalimat itu seolah menampar Eunbi bolak balik. Lupa bahwa Jungkook bisa lakukan apapun, selama ia bertekad.
"Itulah mengapa aku tidak pernah membawamu ke tempat yang sama lebih dari sekali, selalu mengganti mobil ketika akan menjemputmu dan sebisa mungkin jauh dari Seoul agar sulit dilacak."
Beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah dermaga tempat kapal-kapal dagang besar berlabuh. Tapi sungai yang beku saat ini membuat aktifitas dagang terganggu. Tempat ini berubah menjadi lebih indah ketika salju turun seperti sekarang.
"Jadi bagaimana? Sudah buat keputusan?"
Dipertemuan terakhir mereka, Minhyun memberinya dua pilihan. Kembali dan hidup bersama keluarga Hwang atau tetap ingin menjadi Eunbi. Hidup seperti saat ini tapi Minhyun akan tetap mengatakan kepada orang tua mereka tentang keberadaan Eunbi.
Jadi scenario terburuknya adalah Eunbi akan diseret orang suruhan ayah mereka. Bukan karena Hwang Inyeop adalah orang yang kasar dan keras, melainkan dari semua orang, sang ayahlah yang paling tersiksa saat Sinb hilang.
Hwang Sinb adalah tuan puteri kecil kesayangan mereka.
Melihat diamnya gadis itu, Minhyun mengangguk. "Tidak apa-apa kalau kau butuh waktu lebih lama. Kami bisa menunggu selama yang kau mau. Jadi jangan terlalu memaksakan diri."
Eunbi mengangguk. Merasa lega diberikan keringanan seperti itu.
"Tapi Eunbi-ssi... bisa aku memeluk adikku?"
Ada gumpulan yang terasa bergemuruh di dalam dadanya. Matanya tiba-tiba berair dengan tangan yang entah sejak kapan terbuka. Dan disambut oleh pelukan erat setelahnya.
"Gongju-nim. Terima kasih karena masih hidup. Oppa—, Oppa tidak akan pernah membiarkanmu pergi lagi. " Bibir lembut Minhyun menyentuh puncak kepalanya. "Kau adalah orang yang berharga."
Saat itulajh air mata Eunbi jatuh. Ikut balas memeluk Minhyun dan mendapatkan kedamaian setelahnya. "Oppa sangat menyayangimu di dunia ini, jadi tolong ambil semua kebahagiaan ke sisimu."
Besar dengan menjadi ayah, ibu dan kakak untuk Hyunjin membuat Eunbi lupa bahwa dia juga seorang anak. Bahwa ia juga butuh perlindungan, kasih sayang dan dekapan hangat seperti ini.
Sepertinya pelukan itu memberi efek luar biasa untuk inner child Eunbi. Gadis itu berhasil berpikir di luar tempurung. Eunbi merasa terlalu dangkal dalam menghadapi semua situasi ini. Ia terlalu fokus pada rasa sakitnya, tanpa memikirkan hidup menjadi keluarganya juga tidak mudah.
Kehilangan anak selama puluhan tahun. Mencari-cari dengan hasil nihil, kemudian begitu ditemukan, sang anak memilih untuk tidak kembali ke keluarga?
Eunbi berhasil memframing dirinya begitu buruk dan berujung menyetujui Minhyun untuk pulang ke rumah Hwang dengan syarat. "Adakan press conference dan katakan aku... aku sedang mengandung."
Maaf ya dikit, soalnya mau kalo nambah scene jadinya malah kebanyakan. Jadi sisanya buat next chap aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Moment of You; Sinkook
FanficHwang Eunbi. Seorang perawat di Hallym Medical Center bagian Bedah Umum Unit 2. Gadis itu berpenampilan tidak mencolok. Hanya perempuan biasa yang mungkin ketika pasien sembuh, keluar dari rumah sakit, lalu secara kebetulan berpapasan dengan Eunbi d...