Entah sudah berapa kali Eunbi membasuh wajahnya dengan air di wastafel, bayangan adegan panas tempo hari tidak mau enyah dari kepala. Tentu sedikit banyaknya hal itu mempengaruhi kinerjanya di rumah sakit. Untung tidak teledor hingga melesatkan jarum infus ke vena yang salah.
"Demi Tuhan, sadarlah Hwang Eunbi."
Pantuan dirinya pada cermin terlihat menyedihkan. Area gelap di bawah mata, belum lagi sisi rambutnya yang ikut kuyup. Oh, tampilannya tidak lebih baik dari kucing yang jatuh ke sungai.
"—beritanya sudah menyebar kemana-mana. Pantas saja gadis kampung yang bahkan tidak mengambil Pendidikan Profesi Ners itu dapat bergabung di rumah sakit sebesar HMC. Backingnya Jeon Jungkook, donator terbesar rumah sakit."
Orang itu masuk, masih dengan ponsel yang menempel di telinga. "Hahaha, apalagi kalau bukan tubuhnya yang jadi imbalan. Hidup di Seoul memang keras."
Perawat dari bedah Onkologi, Park Jiwon menatap diri di pantulan cermin sampai mendapati siapa orang di sampingnya. Suasana menjadi canggung seketika.
Eunbi hanya diam, melewati perawat tersebut cepat. Untungnya shiftnya telah berakhir, jadi menangis sekarang pun tidak akan jadi masalah. Eunbi hanya perlu menggunakan masker dan berjalan dengan cepat ke platnya.
Namun dihadang oleh Motor Harley Davidson tidak pernah ada dalam scenario. Apalagi melihat seonggok daging yang mengendarainya, tangis itu pecah. Secara tidak diinginkan hinaan yang ia dapatkan tadi kembali terulang di kepala.
"Ada pasien yang meninggal hari ini?" Tanya pria itu setelah berhasil menjauh dari rumah sakit.
Merasa tidak mendapat jawaban, Jungkook mencoba hal lain. "Atau kau sedang red days?"
Melalui spion, dapat Jungkook lihat gadisnya menggeleng. "Jangan bilang kau — "
"Pernikahan kita akan dilakukan dengan tertutup, kan?"
Jungkook tidak suka ucapannya dipotong, tapi untuk Eunbi, mungkin sebuah pengecualian. "Ya, seperti yang kau inginkan."
Keheningan diantara keduanya bertahan sampai mereka berada di rumah Jungkook. Well, rencananya memang hari ini mereka ingin House Tour rumah Jungkook agar Eunbi mulai terbiasa. Tapi melihat suasana hati si gadis yang mendung, semangat Jungkook ikut hilang.
"Kau tidak bisa mundur dari ini semua, jika itu yang membuatmu menangis."
Eunbi berbalik dengan keadaan yang sudah lebih baik, mata yang berangsur kembali normal begitu pula dengan hidungnya yang tidak lagi merah.
"Tebakan mu tidak sepenuhnya salah. Aku hanya memikirkan hari-hari sebelum aku mengenalmu. "
Adanya sofa seperti tidak memiliki kegunaan karena keduanya malah berbaring di lantai marmer, menghadap pada taman belakang. Tamannya cukup terawat, mungkin Jungkook menggunakan jasa seseorang untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Moment of You; Sinkook
Fiksi PenggemarHwang Eunbi. Seorang perawat di Hallym Medical Center bagian Bedah Umum Unit 2. Gadis itu berpenampilan tidak mencolok. Hanya perempuan biasa yang mungkin ketika pasien sembuh, keluar dari rumah sakit, lalu secara kebetulan berpapasan dengan Eunbi d...