13 - Who Am I?

185 39 3
                                    

Untuk menyelesaikan pekerjaannya malam ini, Eunbi melakukan check up rutin sebelum pasien tidur. "Permisi."

Eunbi masuk ke dalam salah satu VIP Room. Disamping pintu tertulis nama Pasien. Eunbi tidak tahu kapan actor ini dirawat di HMC, mungkin dilarikan kemari saat dia cuti ke Jeju.

Begitu masuk ke dalam, tempat tidur pasien kosong. Dengan panik matanya menyapu ruangan, hampir menyentuh Nurse Call untuk meminta bantuan namun segera diurungkan begitu melihat seseorang keluar dari kamar mandi.

"Anda butuh bantuan?" tawar Eunbi melihat pasiennya nampak kesulitan untuk mengancing baju dengan tangan digifs.

Pria itu tidak menjawab tapi masih berusaha mandiri untuk membenahi pakaiannya seraya berjalan ke tempat tidur. Merasa bantuannya ditolak, Eunbi tidak lantas menyerah.

"Jika anda merasa tidak nyaman, bagaimana kalau saya panggilkan perawat laki-laki untuk membantu anda."

"Bagaimana kau bisa membantuku jika jarakmu sejauh itu?" nada ketus dan kalimat sarkas itu menarik Eunbi ke realita bahwa benar saja, dia masih berada di depan pintu masuk. Bahkan pintu di belakangnya belum ditutup.

Sang actor berbaring begitu Eunbi mendekat, dengan telaten mengancing satu demi satu sampai tertutup semua. Cidera lengan kanan membuat pria itu berubah menjad bayi yang apa-apa harus dibantu.

"Selanjutnya ganti perban. Saya izin menyentuh anda, Minhyun-ssi."

Sementara sang suster melakukan pekerjaannya, Minhyun seperti dilempar ke dimensi lain. Sebuah tempat dengan nuansa kuning redup khas zaman dulu. Dia merasa pernah di posisi ini sebelumnya.

"Oppa sakit ya? Biar bi periksa dulu, Okay?"

Scenarionya, Minhyun kecil jatuh dari sepeda, kemudian sang adik datang dengan mobil ambulance yang temannya kendarai. Dua anak kecil itu membunyikan sirine mobil ambulance dengan mulut, sedangkan Minhyun meringis pura-pura kesakitan.

Bi kecil memerika lutut Minhyun dengan Stetoskop mainan. Sementara anak laki-laki di samping sang adik hanya diam.

"Koo Oppa, bawa Minhyun Oppa ke mobil."

Setelahnya, Minhyun ikut membunyikan sirine dengan mulut seperti anak-anak kecil di hadapannya.






"Saya pikir ini cukup sakit karena lengan anda masih bengkak, tapi melihat anda tersenyum, sepertinya ini bukan masalah besar?"

Minhyun bahkan tidak sadar dia tersenyum, ingatan tentang masa kecilnya selalu mengundang kehangatan di hati. Dia merindukan sang adik yang telah lama tiada.

"Tidak sesakit saat pertama kali dilarikan kemari." Sahut Minhyun kini lebih bersahabat. Eunbi membalasnya dengan senyuman.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Every Moment of You; SinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang