3. Z&N

973 34 7
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🤍

Happy reading 💗

Tepat malam hari, Nafisa terbangun. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya lampu yang masuk kecelah-celah bulu matanya.

Tangannya meraba-raba tempat yang ditiduri suaminya, kening Nafisa mengerenyit heran. Ia menolehkan kepalanya kesamping, kosong. Kemana suaminya pergi?

Nafisa bangun dari tidurnya, ia mengambil benda pipih yang berada diatas nakas. Menyalakan benda itu, jam menunjukkan pukul dua malam. Nafisa kembali meletakan ponselnya diatas nakas lalu melenggang pergi kedalam kamar mandi untuk berwudhu, berwudhu untuk melaksanakan shalat tahajud.

Setelah selesai berwudhu, Nafisa mengambil mukena dan mengenakannya lalu melaksanakan shalat tahajud.

Setelah selesai melaksanakan shalat tahajud, Nafisa mengadahkan tangannya untuk berdo'a.

"Ya Rabb, maafkan hambamu ini. Maaf jika hamba berani mengadukan suami hamba kepada mu ya Allah. Hamba hanya ingin-" perkataannya terhenti ketika buliran air mata mulai membasahi pipinya.

"H-hamba hanya ingin, suami hamba sadar ya Allah. Berikan suami hamba kesadaran bahwa pernikahan ini bukanlah permainan, maafkan dosa hamba dan dosa suami hambamu ini ya Allah,"

"Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal Maula wa ni'man Nasir,"

Nafisa mengusap tangannya kewajah. Entah kenapa tiba-tiba hatinya jadi baperan seperti ini, Nafisa sendiri tidak mengerti dengan hatinya sekarang yang mudah sekali terbawa perasaan.

🌙🌙🌙

Sementara disisi lain, Zayyan dan teman-temannya sedang berada disebuah warung sederhana yang biasanya dipakai untuk nongkrong.

Zayyan menghisap kuat nikotin yang ada ditangannya, lalu menghembuskan asapnya keudara. Dan begitu saja terus sampai habis satu batang.

Disaat tangannya ingin mengambil gas korek yang tergeletak disebelahnya, tiba-tiba gas korek itu diambil oleh seorang lelaki yang menatapnya datar.

"Pulang. Istri lo sendirian dihotel," celetuk Mahesa datar, lalu duduk disebelah Zayyan.

"Terus?" Balas Zayyan tak kalah datar.

Mereka berdua saling melemparkan tatapan datar masing-masing, sehingga membuat aura yang tidak mengenakan disekitarnya.

"Awas. Dari mata, turun kehati," celetuk Juan tiba-tiba membuat yang lain tertawa.

"Buset, dari mata turun kehati. Ceunah," kekeh Azka.

Zayyan mendengus, ia kembali mengalihkan tatapannya kedepan. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk ditengah-tengah, diantara Zayyan dan Mahesa.

"Awas, sat!" Geram Zayyan menatap tajam orang yang duduk diantara dirinya dan Mahesa, sedangkan yang ditatap tajam hanya nyengir merasa tak berdosa.

"Santai wir," Farhan cengengesan tidak jelas.

Mahesa sedikit memberikan jarak antara mereka bertiga, "gue cuma ngingetin lo, Zay. Kalau sekarang lo udah punya tanggung jawab sebagai seorang suami, gue harap lo gak lupa apa tanggung jawab lo," ucap Mahesa panjang lebar.

ZAYYAN & NAFISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang