23. Z&N

763 38 16
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Don't forget for vote and comment guys 🌟🗨️

Happy reading 💗


Tubuhnya mematung, bibirnya bergetar menahan tangis. Tanpa aba-aba, Nafisa langsung berdiri dan memeluk sosok didepannya dengan erat dan tangisan yang langsung  pecah.

"Abang ... " ucapnya lirih, membenamkan wajahnya di Dada bidang orang yang ia sebut sebagai 'abang'.

"Hm? Kenapa nangis?"

Nafisa tidak menjawab, ia masih sesenggukan dan meremat erat Jaket yang dikenakan oleh Arkanza.

Arkanza menghela nafas lalu membuangnya. Bukannya ia tidak tahu apa yang tadi terjadi, bahkan, Arkanza sengaja membuntuti mobil adik iparnya itu untuk membuktikan jika ucapan Abi-nya kemarin tidak benar.

Tapi Ternyata, itu semua benar. Arkanza sedikit menyayangkan sifat Zayyan yang kasar terhadap adik satu-satunya ini. Ingin marah dan sedikit memberikan wejangan, tapi malah ditahan oleh Abi-nya. Katanya, tidak baik mengurusi rumah tangga orang, tugas kita hanya mengamati dan bertindak jika memang hubungan keduanya semakin berada diujung tanduk.

"Bang Anza ... Naf mau pulang," celetuk Nafisa sesenggukan.

"Ayo, Abang anterin," ucap Arkanza lalu mengambil tangan Nafisa untuk digenggam. Mereka berjalan menuju mobil Arkanza.

Tanpa disadari, ada seseorang yang sedang melihat mereka dengan tangan meremat Stir mobil. Dengan perasaan marah, orang itu langsung putar arah.

🌙🌙🌙

Zayyan menggigit bibir dalamnya. Tiba-tiba, ia merasa cemas dengan Nafisa. Bagaimana jika ada preman yang mencegat istrinya itu? Bagaimana jika Nafisa dijambret? Atau yang lebih parah lagi, Nafisa bisa saja diculik karena daerah ini rawan sekali dengan kejahatan beragam.

"Kak? Are you okay?" tanya Azzura khawatir melihat raut wajah Zayyan yang terlihat frustasi.

Zayyan menoleh, lalu tersenyum tipis. "I'm okay." lain di Hati, lain juga di Mulut. Munafik. Nyatanya, Zayyan sedang dibuat kalang kabut karena sudah membiarkan Nafisa pulang sendiri tadi.

Ada apa dengan dirinya? Kenapa Zayyan bisa sekhawair ini? Padahal, ia selalu tidak peduli dengan apa yang terjadi pada istrinya dulu, tapi sekarang?

Zayyan mengacak rambutnya. Semakin ia berusaha tidak peduli,  maka semakin dibuat overthinking oleh pemikirannya sendiri. Tidak bisa dibiarkan, perasaannya tidak enak sekarang.

"Zura?"

"Iya, Kak?" tanya Azzura sambil mengerjapkan matanya dua kali.

Zayyan berdehem, ia jadi tidak tega untuk mengatakannya. Tapi mau bagaimana lagi, Hatinya tidak tenang.

"Gue gak bisa mampir di Rumah lo dulu sekarang. Gue cuma bisa anterin sampe Pos satpam doang. Gak papa?"

Azzura terdiam, ia mengepalkan tangannya kuat yang berada dipangkuan. "Pasti karena Nafisa, ya, Kak?"

Zayyan menghela nafas panjang lalu menghembuskannya. Ia mengambil tangan Azzura kedalam genggamannya.

ZAYYAN & NAFISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang