28. Z&N

730 34 9
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Happy reading guys 🫶🏻

2 Minggu kemudian...

Kini tiba waktunya untuk memulai misi yang sudah direncanakan.

"Ah, kenapa harus ngajak-ngajak gue, sih?" celetuk Mahesa kesal.

Farhan menyengir lebar kearah Mahesa sebelum menjawab. "Ya, solid, bang. Selain itu juga, buat nebus kesalahan lo ke Zayyan waktu itu."

Mahesa melirik Zayyan sebentar lalu menghembuskan nafas. Ya, benar. Ini salahnya, karena sudah menusuk Zayyan dari belakang. Lihatlah lelaki itu sekarang, dengan tampang dinginnya ia memainkan handphone tanpa mau melihat kearahnya. Padahal mereka duduk bersebelahan didalam Mobil.

Posisi mereka berlima saat ini. Juan  duduk didepan dengan Azka yang menyetir dan Farhan, Zayyan, Mahesa duduk bertiga—berdempetan. Tentu saja tujuan mereka saat ini adalah Pondok Pesantren milik Abi Nafisa.

Mereka juga sudah menyiapkan keperluan-keperluan yang harus dibawa ke Pondok. Dengan kata lain, mereka akan mondok disana. Zayyan dengan kacamata hitam dan tompel palsunya yang berada di Pipi, Azka dan Mahesa dengan kacamata bening dan rambut palsu panjangnya, Farhan dan Juan dengan Kacamata bening dan rambut kribonya.

Noted: kalian tahu, kan, santri cowok yang rambutnya panjang? Nah, Azka sama Mahesa kayak gitu.

Tentu saja, semua yang mereka kenakan sekarang adalah ide dari si biang kerok Farhan.

"Han, lo warasan dikit bisa, kagak? Masa iya yang tampilannya paling bagus si Zayyan doang?" protes Juan. Sungguh, ia malu sekali dengan penampilannya sekarang.

"Perasaan gue mah, ini udah paling bagus, dah. Lagi pula, si Zayyan mau dikasih tampilan kayak gembel pun bakal tetep cakep, beda lagi kayak lo," balas Farhan sambil tersenyum meledek. "Udahlah, kita kesini kan mau bantu Zayyan, bukan buat gaya-gayaan," imbuhnya.

Sontak Azka, Mahesa, Zayyan dan Juan langsung melihat Farhan dengan ekspresi kaget. Bagaimana tidak kaget? Jarang sekali Farhan berbicara layaknya orang normal.

Farhan mengerenyitkan keningnya kebingungan. "Kenapa? Suka lo semua sama gue?"

"Najis," celetuk Zayyan.

"Gila," lanjut Azka.

"Huek," Mahesa berpura-pura muntah dengan mengerenyit jijik.

"Ngaca. Lo jelek, Monyet."

Jleb!

Pedas sekali omongan beliau, siapa lagi kalau bukan Juan. Musuh bebuyutannya itu memang tidak akan pernah segan mengetainya tentang hal buruk.

Sebenarnya, ada alasan kenapa Farhan membuat Zayyan memakai kacamata hitam ketika yang lain memakai kacamata bening. Mata Zayyan itu tajam. Farhan akui, Mata Zayyan itu adalah mata yang sulit untuk dilupakan, makanya ia memilihkan kacamata hitam.

"Kita semua udah mau bantu lo, Zay. Jadi, awas aja kalau gagal," ucap Azka yang diangguki oleh mereka.

Zayyan mengangguk malas, lalu memainkan kembali handphonenya.

ZAYYAN & NAFISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang