"Nay, gimana perkembangan hubunganmu sama Killian?" Tanya Alora. Keduanya tengah berada di sebuah salon untuk mempercantik diri. Liburan yang mereka peroleh membuat keduanya hangout bersama dengan memanjakan diri mereka.
"Rekan kerja? Apalagi?" Kanaya masih mencoba menutupi. Meski nyatanya hubungan mereka memang sebatas rekan kerja. Masih belum ada pembicaraan yang mendalam mengenai kejelasan dari hubungan tersebut. Kanaya tak ingin terlalu percaya diri.
"Terus kalian chat tiap hari itu apa, ups.." Alora menutup mulutnya. Bodoh sekali dirinya mengatakan hal tersebut.
Kanaya menatap Alora dengan curiga. Ia memang melihat kedekatan keduanya. Semula Kanaya hanya berpikir jika Alora dekat dengan Killian sebab dia sudah lama menjadi rekan kerja, Alora juga terlihat mengayomi dan menjadi kakak bagi mereka semua.
"Alora, kamu...."
Wajah Alora terlihat panik, ia menghilangkan tangan didepan tubuhnya dan menggelengkan kepala, menolak segala spekulasi liar yang ada di otak Kanaya saat ini.
"Jangan berpikir yang bukan-bukan, aku bukan mantan atau sahabat Killian. Sssttt... Ini rahasia, sebenarnya Killian itu sepupuku," bisik Alora.
Kanaya menatap dengan tak percaya, pantas saja kemarin-kemarin Alora sangat santai bahkan menumpang mobil Killian, mengajak Kanaya pulang bersama. Ternyata oh ternyata, Kanaya sekarang malu sekali, ia mendapat bantuan dari sepupu orang yang dirinya suka. Aduh, pasti rahasianya sudah bocor, Killian tau dirinya menyukai pria itu.
"Astaga aku malu banget, pasti Killian mikir kalo aku manfaatin kamu Alora."
"Santai ajalah, aku juga suka kalo dia cepet dapet pacar apalagi yang kek kamu. Kelihatannya Killian juga suka," Jujur Alora menyukai sikap Kanaya, dia tak terlalu neko-neko. Bersikap layaknya teman dan tidak mencari kesempatan untuk ikut panjat sosial karna bekerja bersama Everlast.
Ucapan Alora membuat semburat merah bersarang pada pipi Kanaya. Alora memang pandai memikat hati seseorang.
"Mimpi banget, kalo Killian suka balik sama aku."
Meski keduanya sering berciuman Kanaya tak menampik jika masih merasa minder. Siapa yang tak melihat jarak mereka yang sangat jauh dan tinggi. Killian masih bagaikan bintang yang di langit di mata Kanaya.
"Coba aja, Nay. Kalo Killian kelamaaan, kamu yang coha ngungkapin dulu perasaanmu." Alora memberi saran. Tak masalah bukan jika perempuan yang duluan mengatakan isi hatinya. Yang penting hubungan mereka berjalan cepat dan tidak hanya diam ditempat.
"Tapi pasti bakal canggung kalo ditolak. Bisa malu tujuh turunan akunya." Kanaya menolak saran Alora. Mau ditaruh dimana wajah Kanay apabila perasaannya tertolak. Masak Kanaya harus oplas setelahnya.
"Aku dulu juga duluan yang ngungkapin rasa sama pacarku yang sekarang. Apalagi dia tipe pemalu dan bingung sama perasaan sendiri. Kalo kitanya yang gak cepat-cepat bisa hilang cowonya." Alora menjelaskan. Mau cewek atau cowok semua punya kesempatan untuk mengungkapkan rasa ketertarikan.
****
Kedekatan keduanya semakin intens, bahkan Killian terlihat lebih terang-ternagan dibelakang camera. Seperti sekarang, pria itu tak lepas menatap Kanaya setiap kali Kanaya berinteraksi dengan member lain Killian selalu menyela.
"Kanaya, lo nanti malam free?" Tanya Laith. Leader dari Everlast itu memang sedikit lebih akrab dengan Kanaya.
"Sibuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
KanaLian (selesai)
Short Story🍑Minnie Series #1🍑 Cerita ini hanya akan berisi tidak lebih dari 30 bab bahkan bisa kurang. Projek Minnie Series pertama, semoga kalian menikmati bacaan ini. Rasa haus akan cinta membuat Kanaya harus menelan pil pahit dengan masuk kedalam perangka...