14

6.4K 151 1
                                    

Kanaya berdiri didepan apartemen Killian. Ia mengetuk, namun pintu itu sudah terdorong karna ketukannya. Kernyitan samar kini bersarang di dahi Kanaya. Aneh sekali, tak biasanya Killian ceroboh. Kanaya memang juga diberitahu password apartemen Killian, namun ia tak seberani itu untuk membuka sendiri.

Kini pintu sudah terbuka, Kanaya dengan rasa penasaran yang tinggi. Masuk kedalam, dahinya semakin berkerut saat melihat sepatu dan tas yang bercecer, serta beberapa barang di apartemen Killian yang berantakan. Bisa ditebak itu milik seorang wanita. Ia semakin melangkah masuk semakin dalam, telinganya mendengar suara lirih yang selalu keluar ketika dua anak manusia sedang bercinta.

Tubuh Kanaya gemetar, ketika langkahnya sampai di kamar Killian. Ia menatap kedalam dimana pintu kamar yang kondisinya sama seperti pintu apartemen pria itu yang tak tertutup sempurna. Kanaya membuka perlahan, ia melihat Killian yang telentang setengah bersandar dengan seorang wanita tengah duduk diatas pahanya sibuk memangut bibir pria itu.

"Killian," gumam Kanaya yang didengar oleh sepasang pria dan wanita itu.

Tatapan Killian bertemu dengan dirinya, pria itu terlihat sayu. Sementara si wanita terlihat tersenyum penuh kemenangan. Wanita sialan itu adalah Maribelle. Hati Kanaya semakin sakit dan panas, melihat Maribelle yang memanfaatkan Killian.

Lihat bahkan Maribelle hanya memakai pakaian dalam saja. Mempertontonkan tubuhnya yang bahkan lebih bagus milik Kanaya.

Maribelle terlihat kembali mencium rahang Killian lalu berucap dengan keras, "Awh, kita ketahuan sayang."

Kanaya melangkah menghampiri wanita itu, lalu mendorong Maribelle hingga menyingkir dari atas tubuh Killian.

"Menyingkir! Dasar wanita ular!" Teriak Kanaya.

"Awh... Sakit, Killian lihat dia menyakitiku," adu Maribelle seolah tersakiti.

"KANAYA! APA YANG KAMU LAKUKAN!" Teriak Killian.

Kanaya meraih kerah baju Killian. Wajah Kanaya mendekat hingga jarak hanya bersisa beberapa senti.

"Brengsek! Kamu brengsek Killian!" Maki Kanaya.

"Menyingkir!" Killian mencoba mendorong tubuh Kanaya yang berada diatasnya.

Kanaya masih tetap kekeh, tak peduli tubuhnya yang terasa sakit karna dorongan Killian.

"Kamu mau apa? Pergi dari sini. Aku gak butuh kamu Kanaya."

"AKU HAMIL DAN KAMU DENGAN GAK TAU DIRINYA MALAH MAIN SAMA WANITA LAIN!" teriakan Kanaya memenuhi ruangan kamar Killian.

Maribelle menatap Kanaya dengan remeh, ia semakin berusaha memprofokasi Killian yang tengah terpengaruh olehnya.

"Yakin itu anak Killian? Bisa jadikan, itu anakmu dengan pria lain. Wanita murahan sepertimu pasti gak hanya berhubungan dengan Killian saja."

Killian mengalihkan tatapannya pada Maribelle. Ia kembali menatap Kanaya yang terlihat terengah berdiri didepannya.

"Benar, apa itu memang milikku? Bisa jadi itu benih pria lain. Kamu saja dengan mudah bisa tidur denganku, bisa jadi kamu juga melebarkan kakimu untuk pria diluar sana." Killian menatap dengan remeh.

Maribelle mendekat mengusap dada Killian dengan sensual, semakin memprofokasi Killian.

"Dia hanya memanfaatkan kepopuleran dirimu Killian, gak mungkin janin itu milikmu. Kamu kaya, populer dan tampan, siapa yang gak mau punya suami sepertimu. Bukankah lebih baik dia menggugurkan anak haram itu, dia bisa merusak karirmu Killian dengan mengaku-ngaku."

"Ya, lebih baik kamu gugurkan saja janin itu, daripada kamu menanggung kehamilan dan anak haram itu, dan sebaiknya kamu pergi dari kehidupanku," ucapan yang dengan ringan keluar dari bibir Killian.

KanaLian (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang