Sebuah laptop menyala, dengan beberapa berkas yang ada disebelahnya. Killian duduk menatap layar komputer tersebut. Hari ini ia membawa pekerjaannya ke rumah Kanaya, sekaligus menjaga Lucianna.
Besok ia sudah harus kembali ke kota sebelah, Killian memuaskan waktunya untuk Lucianna. Meski ia juga tak bisa meninggalkan begitu saja pekerjaan miliknya.
Lucianna tengah duduk didepan televisi bersama beberapa camilan. Gadis itu duduk dengan tenang, menatap layar besar yang menampilkan kartun.
Killian sama sekali tak merasa keberatan ketika harus menjaga Lucianna. Gadis itu sangat tenang, tidak rewel dan penurut. Ia berdecak kagum dengan cara Kanaya mendidik putri mereka. Tanpa figur darinya Lucianna tumbuh dengan sangat baik.
Kembali bergelut dengan tugasnya, Killian segera merampungkan berkas yang Bayu kirim. Ia berniat mengajak Lucianna makan siang diluar, kali ini tanpa Kanaya. Wanita itu mengatakan harus menemui beberapa klien jadi mereka akan berdua saja.
Hingga waktu makan siang tiba, Killian membereskan kembali laptop dan juga berkas pentingnya, lalu menyimpan barangnya.
Pria itu menghampiri Lucianna, ia duduk disebelah Lucianna.
"Papa udah selesai kerjanya?" Tanya Lucianna.
"Udah, sana ganti baju. Kita beli makan siang diluar," perintah Killian.
"Siap, Papa." Lucianna memberi hormat pada Killian.
Gadis kecil itu segera pergi menuju kamarnya dengan riang, ia tak sabar ingin kembali makan siang yang menyenangkan bersama Killian.
Killian tersenyum tipis melihat tingkah Lucianna yang selalu terlihat bersemangat. Keceriaan Lucianna menular pada sekitar, memberi dampak yang menyenangkan.
***
"Luci mau makan dimana?"
"Kita ke tempat makan yang sering Luci sama Mama kunjungi. Disana makanannya enak, Papa harus coba," balas Lucianna. Terlihat antusias ketika Killian menanyakan pendapatnya.
Killian mengangguk, ia suka sekali melihat respon Lucianna. Binar matanya, senyuman yang memperlihatkan dua gigi kelincinya. Serta kata-kata yang penuh kegembiraan tersebut.
"Emang dimana?" Tanya Killian penasaran.
"Rainbow cafe, Mama sering ajak Luci kesana kalau weekend," jawab Lucianna.
"Oke, kita kesana. Pasti enak makanannya, kalau Luci udah bilang suka sama Mama." Killian menyetel maps di mobilnya menuju Rainbow cafe. Ternyata tempat tersebut tak terlalu jauh, hanya memerlukan setengah jam perjalanan mereka.
"Luci, seneng banget bisa makan ditempat itu sama Papa," celetuk Lucianna yang kini sudah menatap ke jalan raya.
Killian ikut senang, Luciannanya sangat manis sekali. Killian tak bisa untuk tak menyayangi putri kecilnya itu.
M
obil Killian memasauki parkiran Rainbow cafe, ia keluar lalu membantu Lucianna untuk turun dari mobil. Killian membiarkan Lucianna yang dengan semangat melangkah lebih dahulu didepannya.
"Hati-hati jalannya sayang," peringat Killian.
"Oke Papa," jawab Lucianna.
Memasuki cafe tersebut, Killian memilih menuju meja pesan.
"Kamu mau makan apa?"
"Pasta sama jus stroberi. Papa, Luci cari meja duduk dulu, ya," balas Lucianna, lalu berpamitan pada Killian, mencari tempat duduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
KanaLian (selesai)
Short Story🍑Minnie Series #1🍑 Cerita ini hanya akan berisi tidak lebih dari 30 bab bahkan bisa kurang. Projek Minnie Series pertama, semoga kalian menikmati bacaan ini. Rasa haus akan cinta membuat Kanaya harus menelan pil pahit dengan masuk kedalam perangka...