15

4.8K 130 3
                                    

Satu bulan sudah Kanaya tinggal di lingkungan barunya. Ia mulai memulihkan mentalnya, Kanaya juga kembali menyambung hidupnya. Ia kini beralih pekerjaan disebuah butik, mengambil job sebagai asisten desainer baju, ia juga membantu menggambar baju, skill lain yang ia miliki.

Rencana awalnya Kanaya ingin membuka butik sendiri, namun karna modal yang tak cukup serta nama yang tak besar, itu akan menyulitkan dirinya. Untung saja ia beberapa minggu lalu melihat iklan lowongan kerja, dan disinilah ia diterima. Setelah pemilik butik melihat desainnya, wanita itu tanpa pikir panjang menerima dan menyetujui lamaran kerja Kanaya.

Kanaya bersungguh-sungguh saat berkata akan melepas kehidupan lamanya. Ia menutup akun make upnya, mengganti kontak ponselnya yang baru, kini Kanaya yang baru sudah terlahir kembali.

Tentang kehamilannya yang tanpa suami. Itu tak menjadi masalah, tinggal di negara bebas tak menyulitkan dirinya. Jika ada yang bertanya, ia hanya akan menjawab jika calon suaminya telah meninggal sebelum pernikahan, dan menjadi hal lumrah jika pasangan hamil saat melangsungkan pernikahan.

Seperti sekarang, Kanaya duduk dengan buku gambar dan juga tab miliknya. Beberapa desain pernikahan dengan laris akhir-akhir ini, Kanaya diminta untuk membuat beberapa potong gambar, yang menjadi deadlinenya minggu ini.

"Nay, kamu gak istirahat?" Ucap salah satu rekan kerjanya, bernama Hanna. Wanita dengan rambut sebahu itu selalu membantu Kanaya beradaptasi dengan pekerjaannya.

Disini yang bekerja bagian kantor ada 4 orang, Amelia, Hanna, Rosaline dan Arumi yang menjadi pemilik butik. Dan Kanaya paling dekat dengan pemilik butik Arumi, jarak umur mereka yang tak jauh membuat keduanya mudah dekat.

"Iya, Hanna. Sebentar lagi, nanggung nih. Kamu kalo mau istirahat dulu silahkan." Kanaya masih harus mengurus beberapa hal yang konsumen minta.

"Oke-oke, wanita yang gila kerja. Kamu mau menitip sesuatu? Aku yakin sampai waktu istirahat selesai kamu gak akan makan."

Meski baru beberapa minggu, Hanna hampir hafal dengan tabiat Kanaya. Wanita muda yang pekerja keras dan tak kenal istirahat sebelum pekerjaannya beres.

"Burger sama lemon tea," balas Kanaya.

"Permintaan ditolak, aku bakal beliin kamu makanan sehat. Kamu jangan keseringan makan fast food, Kanaya," nasihat Hanna.

"Terserah saja, ini uangnya." Kanaya menyerahkan dua lempar uang seratus ribu.

"Aku akan mentraktirmu," balas Hanna yang sudah lari tanpa melirik uang Kanaya.

"Dasar orang kaya," cibir Kanaya. Bilang saja Hanna ingin mentraktir dirinya, pakai acara menawari. Memang tak hanya sekali dua kali Hanna mentraktirnya. Kanaya juga membalas dengan memberi kue atau camilan pada Hanna, jika dibalas dengan mengganti uang, Hanna akan mengambek dan marah besar.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 malam, Kanaya segera membereskan peralatan kerjanya. Ia keluar dari ruang lantai 3 dan menaiki lift menuju bawah.

Butik memang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama untuk penjualan baju, lantai kedua untuk stok baju dan meeting dengan klien, sedangkan lantai 3 untuk pekerja atas.

Kanaya menaiki taksi yang ia pesan. Sejak bekerja di butik, Kanaya sering lembur. Ia sengaja menyibukkan diri, jika terlalu lama berada di rumah Kanaya akan mengalami overthinking, ia sering mengulang memori buruk dan perkataan kasar Killian terkahir kali.

Lihat sekarang tanpa sadar pipinya kembali basah, Kanaya segera menghapus air matanya. Taksi sudah berhenti didepan rumahnya. Setelah membayar ongkos barulah Kanaya keluar.

KanaLian (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang