CHAPTER IX

179 10 0
                                    

Chapter IX : Noodles and Rameyon?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter IX : Noodles and Rameyon?

Dua kaki mungil beralaskan sepatu hitam itu, mendayung pedal sepeda berwarna biru muda di sepanjang perjalanan. Tas sandang miliknya, ia sandang pada kedua bahunya, beberapa barang bertengger di keranjang sepedanya. Sepeda itu dia kayuh mulai dari depang gerbang sekolah hingga ke gang-gang kecil menuju sebuat tempat.

Bukan kembali rumah atau tempat bimbel, gadis ini pergi ke tempatnya biasa untuk bekerja sepulang sekolah. Tempat bekerja yang tak sengaja ia temukan.

Jalan-jalan pintas yang ia telusuri ini tampak seperti biasa, selalu sepi tanpa ada kendaraan yang berlalu-lalang, karena saat ini, masih jam kerja untuk semua orang. Sangkin sepinya jalan yang biasa ia lalui ini, membuatnya mengayuh pedal sepeda lebih kencang, agar sampai di tempat tujuan dengan lebih cepat. Namun di persimpangan yang akan dia lewati, muncul sebuah mobil sedan berwarna hitam dari arah simpang kanan jalan.

Mobil itu berjalan lambat, sementara sepeda yang di kayuh gadis ini sudah terlanjur melaju dengan cepat. Akibatnya, sepeda menabrak pintu sisi kiri mobil yang sedang melaju dan membuat gadis itu ambruk ke jalan. Tampak siluet dua pria merasa panik menatap gadis itu dari kaca sisi kiri di dalam mobil. Mereka terpaksa harus keluar dari sisi kanan agar gadis itu tidak terpental pintu mobil.

Gadis itu juga dengan cepat bangkit mengangkat sepedanya sebelum dua pria itu keluar. Dia takut, kalau-kalau dua pria itu adalah penculik, dengan modus menabrak. Tangannya bergerak mengambil buku dan beberapa barang yang tercecer di jalan dengan cepat.

Sedangkan dua pria yang memakai masker serta memakai mantel tadi, berdiri di dekat mobil tanpa mendekat, berjaga-jaga juga, karena takut kalau gadis berambut panjang dengan seragam sekolah ini adalah seorang sasaeng. Dua pria itu menganalisa setiap elemen dari gadis itu tanpa mendekatinya, untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.

Tampak dari sisi dua pria itu berdiri, kedua tangan dan kaki gadis itu, mengalami luka lecet karena terseret sedikit akibat kecelakaan tadi. Suga, yang notabe-nya adalah pria act of servis merasa bersalah dan segera mendekat kepada gadis itu. Namun gadis itu ketakutan dan segera naik ke sepedanya untuk pergi. Gadis itu pergi begitu saja saat Suga dan Jimin ingin menolongnya. Mereka heran kenapa gadis itu tidak meminta pertanggung-jawaban pada mereka. Padahal kalau orang lain, biasanya akan minta pertanggung jawaban, serta akan memaki-maki orang yang menabrak.

Selagi mereka heran memandangi punggung gadis yang mereka tabrak itu, Jimin tak sengaja memijak sesuatu. Ia mengedarkan pandangannya ke arah kakinya. Ia bergerak mengambil benda itu, dan ternyata itu adalah bedname, kertas ujian, dan kartu nama milik seseorang yang ia yakini milik gadis tadi. Jimin menunjukkan benda yang dia temukan itu pada Suga.

Suga mengambil kartu nama itu untuk ia analisa. Betapa terkejutnya Suga mengetahui bahwa kartu nama itu milik seseorang yang mereka kenal.

MR. HARIANJA

Against The World Of Entertaiment [HYBE STAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang