"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
when you love too deeply, but they only gives you wounds
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini hampir seperti beberapa malam sebelumnya, Haekal datang dengan tubuhnya yang sempoyongan. Matanya menaruh fokus pada saklar di samping pintu.
"Lo tiap malem begini?"
Haekal masih bisa mendengar dengan jelas suara berat dari arah ruang tengah apartemennya itu.
Melvin berdecak, laki-laki itu mengamati Haekal dari ujung kepala hingga kaki, hanya ada wajah lusuh dan baju hitam kusut yang berbau alkohol begitu menyeruak menyengat.
"Sssh, lo kalau bacot mending di luar" ucap Haekal hendak masuk ke kamarnya
Melvin segera menarik laki-laki itu, entah apa yang dipikirkan, tapi kini Melvin menyiram Haekal dengan sisa air mineral botolan yang ada di tangannya.
"Gue siram biar lo sadar kalau bentukan lo udah kek mayat hidup"
Haekal membersihkan air di mukanya, "Lo!"
"Mau lo apa sih?!"
"SADAR ANJING!"
Melvin lepas juga, ia menampar Haekal hingga laki-laki itu tersungkur ke lantai.
Melvin menarik kerah Haekal, membawa paksa laki-laki itu duduk di sofa. Haekal masih terkulai antara lemas atau pasrah.
"Banyak yang mau gue omongin ke lo, gue tau lo gak mabuk, lo cuma gak mau dengerin gue"
Haekal hanya memejamkan matanya.
Melvin duduk di samping Haekal, "Rey, lo tau penyebab kematian dia?"
Haekal seketika membuka matanya, menatap ke arah Melvin, "Gila lo"
"Kal! Rey gak bunuh diri!"
"Terus lo mikir gue yang bunuh dia? Sependek itu akal lo hah? Gue bisa aja nuntut lo ya Mel!"
Melvin menghela napasnya, "Ngapain lo akhir-akhir ini suka nemuin Samudra?"
Haekal tampak menelan ludahnya, "Gue cuma ngomongin soal perusahaan bokap"