14. Puding

1.9K 176 18
                                    

Setelah dua hari, kesehatan Noeul lebih baik.

Boss berjalan mendekat dan mendekap tubuh kekasihnya dari belakang. "Dia merindukanmu," bisiknya di telinga Noeul.

Noeul yang sedang menggendong Tiger menunduk untuk melihat kucing gemuk berwarna kecoklatan itu. Tangannya tidak bisa membantu tapi meremas bulu halus di bawah dagu kucing itu dengan sayang.

"Tiger merindukan ayah?" Noeul bertanya dengan suara halus seolah sedang bertanya pada anak kecil.

Boss yang menumpukan dagunya di pundak Noeul memiringkan kepalanya, "Apa ini anakmu? Siapa yang berani menjadi ibunya? Aku punya Glock 18 untuk meledakkan kepala wanita itu."

Noeul tidak bisa berkata-kata melihat Boss yang cemburu pada sesuatu yang tidak ada, "...."

Tawa Boss terdengar di dadanya melihat Noeul yang menampilkan ekspresi tidak berdaya. Boss telah benar-benar jatuh pada pesona orang ini, hingga bahkan setiap ekspresi yang dimiliki Noeul akan terlihat sangat menggemaskan di matanya.

Boss menekan bibirnya di pipi yang lembut dan menghirup dalam-dalam wajah seputih susu kesayangannya. Mengambil keuntungan penuh sebelum melepaskan lengannya dan berjalan ke arah dapur.

Noeul tidak bersuara, setelah melihat punggung pria itu menjauh, dia menunduk ke arah Tiger. "Daripada memikirkan siapa ibumu, kenapa dia tidak bertanya untuk menjadi ayahmu yang lain?"

Boss keluar dari dapur dengan piring di tangannya, tidak mendapati Noeul dimanapun dia segera menampilkan ekspresi muram.

"Tuan muda Noeul ada di taman depan, Tuan.." Bibi pelayan yang melihat wajah tuannya menjadi buruk segera menyadari masalahnya.

Boss tidak menanggapi apapun dan hanya berjalan ke pintu depan. Dia mengambil tempat di samping Noeul yang duduk di kursi taman sambil melihat Tiger yang berlari ke sekitar.

Noeul menoleh dan matanya segera tertarik dengan apa yang ada di tangan Boss.

"Apa itu?" Noeul bertanya tidak yakin. Bentuknya seperti puding, tapi warnanya mencurigakan.

"Jeli." Boss berkata ringkas. Dia melihat pekerjaan tangannya kemudian meletakkan itu di tangan Noeul.

"Kau suka ini kan?" Boss memberikan pertanyaan retoris. Lagipula dia tidak butuh jawaban. Dia tau Noeul paling menyukai hal ini.

Noeul berkedip melihat hal hijau kecoklatan di tangannya.

Sangat aneh..

Dia kemudian melihat ke arah pria dewasa di sampingnya. "Apa Khun Chaikamon yang membuat ini?"

"Hm.."

Orang itu tidak mengangguk, tapi Noeul tau itu artinya 'ya..'

Remaja itu segera tersenyum senang dan mengangkat piring di tangannya. Setelah tau ini buatan orang besar seperti Boss, itu tidak terlihat buruk sama sekali. Lagipula apa yang bisa diharapkan dari orang yang tidak pernah masuk ke dapur? Tidak membuat rumahnya terbakar saja sudah merupakan keberuntungan.

Yang tidak Noeul tau, para koki yang berada di dapur seketika merasa lebih tua sepuluh tahun setelah menemani dewa kematian itu membuat jeli.

"Dia mencampurkan puding alpukat dan coklat." Seorang koki berkata dengan keringat dingin yang membasahi punggungnya.

"Diam saja. Aku sudah memberitahunya tapi dia malah memarahiku karena tidak tau seni."

Jadi seperti itulah, saat Noeul mengambil suapan pertama, alisnya segera berkerut.

Boss yang melihatnya diam-diam mengamati ekspresi bocah itu untuk melihat bagaimana reaksinya.

Meskipun di luar dia terlihat tidak terlalu peduli, tentu  saja sebenarnya dia ingin Noeul memuji pekerjaannya.

Tapi yang terjadi, remaja itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengambil suapan ke dua.

Kali ini giliran Boss yang mengernyit. Saat Noeul mengambil sendok ke empat, dia tidak menahan diri dan bertanya, "Bagaimana menurutmu?"

"Enak sekali.." Noeul memuji tanpa pamrih.

Boss diam-diam senang, kemudian dengan ekspresi kaku dia menyuruh Noeul segera menghabiskannya.

Tapi Noeul berhenti saat itu masih separuh.

"Kau tidak menghabiskannya?" Boss bertanya heran.

Noeul menggeleng dan masih memegang piring itu di tangannya, seolah dia tidak ingin orang lain menyentuh barangnya yang berharga. "Aku akan memakannya nanti."

Noeul menyandarkan kepalanya di lengan pria di sampingnya. "Khun Chaikamon.. terimakasih.." remaja itu memejamkan mata dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

Dia tidak tau saat-saat yang menyenangkan ini akan bertahan berapa lama, dia juga tidak tau kapan Boss akan membuangnya lagi, jadi dia ingin menikmati hari-hari indah ini selagi bisa.

Noeul hanya tidak tau bahwa Boss telah menetapkan hatinya untuk berlabuh.

×××

Fort yang tidak pernah terlihat, datang pagi itu dan menunggu Noeul di lantai bawah setelah mengatakan bahwa Boss mengajak Noeul pergi ke suatu tempat.

Remaja itu sedikit panik, apa dia akan dibuang lagi?

Kali ini melihat mata anak itu berkaca-kaca, Fort tidak berani bermain dengan emosinya, jadi dia dengan baik hati menjelaskan. "P'Boss mengajakmu berlibur.."

"Kemana?" Noeul lebih tenang mendengar hal itu.

"Kau akan tau nanti.."

"Apa yang harus ku bawa?"

"Tidak perlu membawa apapun, hanya bersihkan dirimu. Barang-barangmu sudah disiapkan pelayan."

Fort menoleh dan melihat Noeul yang duduk di sampingnya. Saat berhenti di depan lampu merah, pria petarung itu menoleh untuk melihat profil samping remaja itu.

Saat Noeul diberikan pada Joong hari itu, Fort merasakan perasaan tidak terkendali. Rasa bersalah karena masalah itu berawal dari ketidakmampuannya menyelesaikan tugas, dan rasa iba mengingat anak lembut itu akan berakhir di tangan iblis semacam Joong.

Fort begitu marah dengan betapa payahnya dia, jika saja dia memiliki kekuatan di belakangnya, sebenarnya dia juga ingin memiliki orang ini untuk dirinya sendiri.

Klakson mobil di belakang menyadarkan Fort dari pikirannya yang menyimpang. Dia segera menampar dirinya sendiri secara imajiner.

Apa yang kau lakukan otak yang kacau?! Ini adalah calon kakak iparmu!

Noeul menghampiri Boss yang kemudian di sambut oleh pria itu dengan melingkarkan lengan kokohnya di pinggang yang ramping.

"Kemana kita akan pergi?" Noeul bertanya tidak yakin.

Boss menunduk untuk menekan ciuman di pipi yang lembut, "Pulau Tropis di Negara A.."

"Kenapa jauh sekali?" Noeul berbisik muram.

Jika itu Boss yang dulu, dia pasti menganggap Noeul kurang ajar karena telah berani mempertanyakan keputusannya, tapi Boss hari ini adalah seseorang yang melakukan ini sepenuhnya untuk menyenangkan kekasihnya, jadi yang dia lakukan adalah, dia menarik Noeul ke pelukannya untuk menenangkan.

"Pulau itu sangat indah, kau pasti akan menyukainya.."

Boss menyadari setelah Noeul kembali bersamanya, Noeul menjadi semakin menutup dirinya. Remaja itu akan terlihat linglung di beberapa waktu dan dia juga berbicara lebih sedikit.

Jadi dia merasa dia perlu membawa Noeul berlibur untuk membuat bayinya bahagia.

Selain itu, dia memiliki rencana lain mengenai perjalanan mereka kali ini..

To be continued..

Karma on the way...

[BossNoeul] Caught by Mafia Boss!! 🔥🔞🔥 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang