Happy Reading!
.
.
.*-*-*-*
Meri = bebek
Mimilu = ikut-ikutan
Lotek = makanan yang mirip gado-gado tapi pakai kencur*-*-*-*
"Aa seneng kamu gak ngelawan lagi kalo dinasehatin."
Caka melirik Kahfi yang tengah memutar kemudi, keluar dari area parkiran minimarket.
"Jadi baik ya aku, A?"
Kahfi mengangkat kedua alisnya. "Lumayan."
"Kan emang aku baik. Aa nya aja yang gak sadar."
Heleh,, baik ceunah. Ngelawan setiap kali diberi tahu apa itu termasuk perbuatan baik? Tapi karena Kahfi tidak mau membuat adiknya kembali ke stelan pabrik, akhirnya laki-laki kalem itu meng-iya-kan saja.
"Gak mau mampir?" Kahfi sedikit memelankan laju mobilnya saat melewati gerai mixue. Siapa tahu Caka mau membelinya. Adiknya kan penggila mixue tingkat dewa. Sama itung-itung hadiah karena Caka sudah bersikap baik hari ini.
Di luar dugaan, Caka menggeleng. Lalu menyedot lagi minuman yogurt yang tadi di belinya.
"Bosen." Katanya.
Tanpa sadar, Kahfi menghela nafas berat. Entah kenapa merasa aneh dengan sikap Caka yang baru. Kahfi merasa asing? Dan anehnya dia malah rindu dengan tingkah menyebalkan adiknya itu.
Yaa.. Aneh memang. Dulu Kahfi sangat menginginkan Caka berprilaku baik seperti malaikat. Giliran dikabulkan dia malah bingung sendiri.
"Mampir situ a bentar. Aku mau beli sesuatu."
Kahfi menurut. Membelokkan mobilnya dan parkir tepat di depan toko perabotan sesuai arahan Caka.
"Mau beli apa?" Tanya Kahfi sebelum mereka turun.
Caka nyengir lebar sambil melepas sabuk pengaman. "Celengan." Lalu anak itu turun, meninggalkan Kahfi yang masih diam terkejut.
Caka beli celengan? Tumben?
Tidak mau berpikir macan-macam, Kahfi memutuskan ikut turun dan masuk ke dalam.
"Nyari yang kaya gimana?" Kahfi bertanya seraya membantu Caka mencari celengan yang diinginkan.
"Yang agak gedean biar bisa muat banyak." Jawabnya.
Kahfi mengangguk saja. Lalu mengambil kembali celengan kaleng yang ukurannya lumayan besar. Mungkin ini cukup untuk dikatakan 'muat banyak' seperti yang dikatakan Caka.
"Segede ini cukup gak?"
Caka melirik pada kakaknya. "Tah! Ieu nu ku urang di teangan teh titadi." Katanya girang, langsung mengambil alih celengan dari tangan Kahfi.
Setelah mendapatkan barang yang diinginkan, kedua kakak beradik itu pun menuju kasir dan pulang.
"Eh, A nanti mampir dulu ke toko beras sama telur ya. Aku mau beli."
Untuk yang kesekian kalinya Kahfi dibuat tercengang dengan sikap Caka hari ini. Banyak sekali kejutan yang diberikan adiknya itu kepadanya.
"Kamu mau makan telur? Kan masih ada di kulkas, Cak."
Caka menggeleng. "Bukan buat aku. Tapi buat Jaka."
Ahh, begitu rupanya. Kahfi paham sekarang. Dengan senyuman manisnya, Kahfi mengucapkan 'OK' dan langsung melajukan kembali mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita kami, 7 bujang Desa || Nct Dream
Fiksi RemajaHanya cerita sederhana dari sekumpulan bujang-bujang desa yang penuh dengan lika-liku kehidupan. Berusaha menyeimbangkan diri di tengah terpaan jaman yang semakin menggila, membuat mereka semakin mengeratkan genggaman tangan satu sama lain. *-*-*