07 Kerja bakti ceunah

762 121 7
                                    

Happy Reading!

*-*-*-*

Di saat semua orang sudah hampir selesai dengan pekerjaannya, Hasan dan Juned justru baru sampai. Keduanya tampak akur dengan jalan beriringan sambil berbincang. Padahal kenyataannya, mereka sempat cekcok sebelum pergi ke lokasi kerja bakti.

"Wih! Jin dan Jun lagi akur nih." Tunjuk Jana pada Hasan lalu Juned.

Hasan dan Juned saling tatap. Kemudian bergidik jijik dan pergi secara terpisah. Memang mereka itu tidak akan pernah bisa disatukan. Sekali bersatu cuma buat saling nyinyir.

"Kemana dulu kamu San? Yang lain sudah pada beres loh."

Itu pak Jamal. Ketua RT di kampungnya, yang kemarin koar-koar di masjid mengumumkan kerja bakti pada seluruh warga. Usianya sekitar 40 tahunan tapi masih tetap tampan dan bugar. RT yang satu ini juga tidak kalah kerennya dengan pesona anak-anak kampung di sana. Sekali lirik siapapun pasti tertarik. Maka jangan heran jika pemuda-pemuda di kampung ini semuanya berwajah tampan. Lihat dulu ketua RT-nya, Jamal~. Ngomong-ngomong Pak Jamal ini duda loh cmiwiw..

Hasan cengengesan. "Iya nih pak rete. Tadi saya teh bantuin Emak dulu ngangkat jemuran." Begitu alasannya. Padahal tidak benar sama sekali.

Pak Jamal mengangguk saja. Percaya? Tentu tidak. "Bagian kamu di sebelah sana. Rumputnya tebal-tebal sekali. Seharusnya kamu bawa cangkul, San." Menunjuk pada lokasi yang harus Hasan bersihkan. Terlihat sangat kontras dengan lokasi di sampingnya yang sudah bersih, rapi dan kinclong.

"Siap pak rete. Gampang itu."

"Sok atuh kalau gampang mah. Jangan gosip aja yang di duluin."

Hasan menye-menye meledek setelah Pak Jamal pergi. Siapa juga yang mau menggosip. Hasan kan cuma mau ikutan nyoel rujak jambu dengan Jana dan Jejen.

"Monyet suka jambu gak ya?" Tanya Hasan entah kepada siapa.

"Mana gue tahu." Jana menyaut.

"Bentar, gue tanya dulu." Sebelum beranjak, Hasan menyempatkan untuk mencoel kembali potongan jambu pada bumbu rujak.

Jana dan Jejen memperhatikan kemana temannya itu akan pergi. Katanya mau nanya monyet, tapi mana ada monyet di sekitar sini. Kalau ada, mungkin monyet itu sudah di kepung warga karena takut merusak kebun mereka. Detik berikutnya, dua J itu dibuat tertawa karena ternyata monyet yang Hasan maksud adalah-

"Jun, suka jambu gak?"

Hasan si suka cari perkara. Jadi, jangan heran kenapa Juned tidak bisa lemah lembut kalau berhadapan dengan Hasan.

"Nggak!" Juned menjawab judes. Terus lanjut mencangkul lagi.

"Ohh.." Katanya lalu pergi.

Juned sudah mendengus seperti kuda, sebal. Lagi fokus kerja itu biang kerok malah datang cari gara-gara. Sudah tahu Juned tidak suka dengan buah yang bernama -jambu-, tapi masih tetap saja di tawari. Memang minta di ngap manusia yang satu itu.

Kembali bergabung dengan Jana dan Jejen yang sudah tertawa terpingkal-pingkal akibat melihat ulahnya, Hasan berujar santai, "Monyet gak suka jambu. Sukanya marah-marah."

"Anying.."

"Memang anying."

"Sinting!"

"HAHAHAAA.."

Mahes geleng-geleng kepala terus cekikikkan, tidak heran dengan kelakuan teman-temannya yang memiliki sifat ajaib seperti Hasan, Jana dan Jejen. Pasti adaaaa saja tingkahnya.

Cerita kami, 7 bujang Desa || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang