16. Bimbang

603 105 3
                                    

Happy Reading!
.
.
.

*-*-*-*


"Nah! Untuk menyelesaikan soal ini, gunakan sifat logaritma seperti berikut;
^25log ^5x = 8 <=> ^5^2log ^5^2x = 8
                         <=> 2x/2 . ^5log 5 = 8
                         <=> x . 1 = 8
                         <=> x = 8
Jadi, nilai x-nya adalah 8. Bagaimana? Sudah paham sampai sini?" Ujar pak Maman setelah selesai menulis pada papan tulis.

Guru laki-laki berusia 50 tahunan itu menatap satu persatu muridnya. Terlihat dari setiap ekspresi yang ditunjukkan setiap anak, di dominasi dengan wajah kebingungan. Tidak ada yang paham satu pun dengan pembahasan tersebut.

"Pak! Saya mau nanya." tiba-tiba Caka mengangkat tangan.

"Penting nggak?"

"Penting."

"Ada hubungannya dengan pelajaran ini?"

"Ada."

"Iya sudah, silahkan." Pak Maman mempersilahkan.

"Ini saya belajar logaritma logaritma gini, nanti kepake buat apa, pak?"

Semua perhatian kini tertuju pada Caka. Teman-temannya sampai tidak percaya Caka bisa seberani itu menanyakan hal yang menurut mereka sedikit brutal? Pada guru yang terkenal galak itu.

"Ya pasti kepake. Kamu ini gimana." jawab pa Maman yang malah belum membuat Caka puas.

"Iya kepakenya buat apa, bapak?"

Pak Maman mulai bingung. Pertanyaan salah satu murid itu benar-benar diluar dugaan.

"Yaa... Nanti kamu bisa pake buat itung-itungan modal usaha?"

"Perasaan itu cuma pake pengurangan sama penjumlahan aja. Lagipula sekarang ini kan udah canggih. Udah ada alat yang namanya kalkulator buat bantu ngitungin." Jawab Caka santai. Nggak tahu dapat keberanian dari mana, tiba-tiba Caka berani bertanya yang membuat jantung pak Maman jedar jeder.

Di saat pak Maman mulai terpojok, Jaka justru berdecak kagum. Jaka beneran tidak menyangka sahabatnya akan melakukan itu. Secara tidak langsung, keberanian Caka berhasil mewakili unek-unek para siswa lainnya.

"Pokoknya bakal berguna banget buat kamu nanti. Bakal gampang dapat pekerjaan kalau kamu mengerti pelajaran ini."

Caka hanya tersenyum paksa menyikapi pembodohan publik ini.

"Maaf maaf nih, pak. Bukan maksud saya mau sombong. Tapi, papa saya cuma lulusan SMP, gak ngerti matematika juga kecuali tambah-tambahan sama pengurangan. Tapi, sukses, punya toko emas dua cabang."

Pak Maman mulai kehabisan kata-kata. Dalam hati, hanya bergumam semoga bel pulang sekolah cepat-cepat berbunyi agar pelajaran biasanya segera selesai.

".. Kalau kata bapak, belajar log log begini bakal kepake buat nyari kerja, kata saya mah gak ngaruh, pak." lanjut Caka yakin.

Pak Maman sudah keringat dingin. Tidak tahu harus menjawab apa lagi agar Caka berhenti memojokkannya. Pak Maman akui, Caka memang pintar dalam hal seperti ini. Namun, sepertinya nasib baik sedang berpihak pada pak Maman. Terbukti dengan suara bel tiba-tiba bergema membuat pak Maman menghela nafas lega.

"Sekian pelajaran hari ini. Nanti kita lanjut lagi minggu depan." Ujar pak Maman, pamit undur diri.

"Jangan lupa jawab pertanyaan saya ya, pak." celetuk Caka.

Pak Maman tidak menanggapi. Guru itu cepat-cepat keluar dari kelas, mencari udara segar.

"Gelo maneh mah." Celetuk Jaka sambil terkekeh.

Cerita kami, 7 bujang Desa || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang