05. Persaingan macam apa ini?

895 128 25
                                    

Happy Reading!

*-*-*-*

Menurut penilaian di sekitar, Mahes termasuk kedalam pemuda paling kalem sekaligus keren dan tampan. Walaupun ada Jana yang tidak kalah tampan dan bisa menaklukkan hati para gadis dengan senyuman manisnya tapi, Mahes lebih dari itu. Ia berjalan sambil ngangon bebek di sawah saja sudah mampu memporak-porandakan hati kaum hawa. Apalagi jika pemuda itu tersenyum atau menyapa dengan suaranya yang khas. Bisa pingsan anak orang.

Entah Mahes sendiri sadar atau tidak tapi, sepertinya ia tidak terlalu fokus ke sana. Menurutnya, ketampanan ini hanyalah bonus dari Tuhan yang kalau ada yang suka ya syukur alhamdulillah kalau tidak pun tidak apa-apa.

Beda lagi dengan Jana. Pemuda manis yang katanya 'gula saja insecure sama dia' sangat-sangat memanfaatkan ketampanan yang ia punya. Ibaratkan, kalau begal punya slogan 'senggol bacok' Jana juga punya, 'sekali lirik langsung sat set sat set'. Ya sudahlah terserah Jana saja.

Siang ini misalnya, disaat matahari sedang terik-teriknya, Jana tidak peduli dengan kulit putih bersihnya yang akan menggelap karena sengatan si raja siang. Pemuda itu malah asik ngarit rumput di sawah orang lain. Tenang, Jana sudah minta ijin kok tidak mencuri. Karena tingkat kebucinannya kepada Michael sangat tinggi, Jana tidak akan pernah membiarkan kambing kesayangannya kelaparan walaupun, dirinya sendiri yang harus menahan panas, haus dan malas.

Demi Michael! Jana harus berusaha!

Kwek Kwek Kwek Kwek!

Tidak jauh dari tempatnya mengarit rumput, Mahes sedang mengangon ke-100 bebek miliknya di sawah milik uwa. Bebek-bebek itu begitu lincah berlari kesana-kemari sambil mematuki apa saja yang sekiranya bisa mereka makan. Ada cacing, keong sawah, ikan kecil dan masih banyak lagi.

Untuk mengangon bebek, Mahes hanya membutuhkan alat seperti bambu yang sudah di potong panjang lalu ditambah dengan aksen kresek di ujung depannya. Itu berguna untuk mengendalikan jalan para bebek agar tidak berlari ke sembarang arah. Capek memang, tapi ada kesenangan tersendiri. Tanpa Mahes sadar, aksi ngangon bebeknya membuahkan pahala yang baik karena dapat menyita perhatian banyak orang sampai menerbitkan senyum gemas di bibir masing-masing. Entah mengapa, setiap melihat orang yang mengangon bebek rasanya senang, lucu dan gemas. Bukannya ingin marah karena para kawanan bebek itu mengambil hampir setengah jalanan, tapi malah betah dan ingin berlama-lama melihatnya.

Betul apa betul?

Kembali ke cerita awal, Jana memicing saat matanya yang tinggal segaris akibat silau dari matahari menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Dari kejauhan, tampak seorang gadis dengan pakaian sederhana sedang berjalan di galengan sawah. Tangan kanan gadis itu menjinjing teko sementara sebelahnya menjinjing rantang. Ahh, Jana tahu apa yang akan gadis itu lakukan siang-siang seperti ini.

"Euleuh, Anis mau kemana?" Jana berbasa-basi, menyapanya saat gadis itu sudah dekat.

Anis tersenyum lantas berhenti sejenak untuk menanggapi sapaan Jana. "Eh, Aa. Ini Anis teh mau nganterin makan buat abah."

Jana mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang. "Oh itu." Tunjuk nya saat berhasil menemukan 'abah' yang sedang mencangkul.

"Muhun, A."

"Udah cantik, baik, rajin lagi. Beruntung pisan nanti yang jadi suami kamu, Nis."

"Ahh, A jana bisa aja." Anis tampak malu-malu. "Ya sudah atuh A, Anis ke abah dulu."

"Muhun mangga sok, Nis."

Jana berdecak kagum. Matanya tidak lepas memandangi sosok gadis cantik nan anggun itu. Sampai...

Cerita kami, 7 bujang Desa || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang