XV.Night

566 17 0
                                    

Malam tampak terang, seorang balita tampak tertidur pulas di atas tempat tidur miliknya usai di susui oleh sang ibu. Kedua orang tua muda tersebut tampak menatap bayi perempuannya yang tertidur lelap dengan senyuman di wajah mereka.

“Udah malam kak, ayo tidur”, ujar si Juni sambil menarik sang suami ke arah kasur mereka.

Haechan memeluk tubuh suaminya dan memakaikan selimut pada keduanya, Sang suami pun merespon dengan senyuman dan ciuman pada wajah sang istri. Jam di sana sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Masih ada hari esok yang akan mereka jalanin, lebih baik mereka cepat tidur agar tak lelah untuk menyelesaikan hari besoknya.

“Kak”, Mark yang baru saja ingin menutup matanya pun kembali terjaga akibat panggil sang istri.

“Kenapa- akh!”, Tiba-tiba saja saat ingin bertanya kepada sang istri, Mark meringis sambil menahan tangan kanan sang istri.

“Hehe, Nini udah tidur, ayo lakuin!”, ujar si manis dengan wajah tersenyum, ia meremas kuat milik sang suami membiarkan benda tersebut berdiri tegak di sana.

Dan, itu berhasil, Haechan sendiri bisa merasakan benda itu berdiri di dalam celana milik suaminya. Ia melepaskan tangannya yang memancing sang suami, Mark menutup matanya lalu mengambil nafas.

“Nanti Nini bangun sayang, kapan-kapan aja ya?, Waktu Nini di rumah mommy atau di rumah bubu”, ujar Mark memberikan pengertian kepada sang istri, Haechan seperti nya tak suka dengan jawaban yang di berikan oleh suaminya, Terakhir kali mereka melakukannya saja enam bulan lalu, Oh ia ingin!.

“Yaudah, aku mau tidur di kamar tamu kalau gitu”, Haechan berjalan ke arah lemari, mengambil sesuatu lalu pergi dari sana sambil mengacuhkan panggilan dari sang suami.

Mark membuang nafasnya dengan kasar lalu berjalan ke arah nakas di dekat ranjang sang anak, menyalakan kamera di sana untuk memantau sang anak yang tertidur dari Handphonenya selesainya, ia berlari untuk mengejar sang istri.







Eunghh!”

Suara yang kembali membuat milik Mark berdiri, Ia sendiri menatap wajah sayu sang istri dengan wajah memerah menahan hasratnya. Di depan sana di kasur kamar tamu, Haechan melakukan solo, meremas dadanya sendiri dan memainkannya sambil mengangkang lebar di depan sang suami yang berdiri depan pintu.

Haechan mengunakan sebuah lingerie seksi bewarna hitam, gorden tampak tak menutupi jendela membuat kamar gelap tersebut terang akibat cahaya bulan yang memasuki kamar tersebut.

Kak-unghh!”, Haechan terus menggoda Mark hingga akhirnya berhasil, pendirian Mark runtuh.

Mark mencium kasar wajah sang istri, Haechan tersebut di dalam ciumannya. Hal yang nanti-.

“Jangan pakai itu kak, please!”, Tiba-tiba saja Haechan berseru pada benda yang berada di tangan kanan Mark. Borgol. Benda yang paling Haechan benci karena ia menjadi tak leluasa.

Eumhh!”, Mark menutup mulut sang istri dengan ikatan kain hitam hingga membuat Haechan akhirnya tak bisa melayangkan protes pada sang suami.











Di waktu yang bersamaan, di kediaman milik Jeno Lee dan istrinya Renjun tampak tak setenang kediaman lain karena suara omelan sang istri yang mampu mengisi ruang kosong di rumah menjadi penuh akibat Omelan panjang tersebut.

“Udah sayang, ayo tidur”, ujar si suami sambil membawa sang istri untuk berbaring namun istrinya tetap bersikukuh untuk duduk di meja kerja sang suami, melampiaskan merajuknya.

Istri tersebut marah sekaligus kesal pada sang suami yang menggempurnya hingga pingsan, terlebih ia melakukannya saat siang hari dan bangun pukul enam sore, yang mana jaraknya sangat jauh.

“Astaga, kan aku udah minta maaf”, ujar si April putus asa karena ia sudah ke habisan ide untuk membujuk sang istri.

Renjun bukanlah tipikal yang sangat kekanak-kanakan seperti ini, namun karena hormon hamilnya membuat Jeno rasanya ingin tenggelam saja, ini benar-benar susah.

“Jeno?”, Jeno yang sudah terduduk di lantai sambil menatap lantai agar bisa menemukan ide di kepalanya pun mengangkat kepalanya menatap sang istri yang duduk lebih tinggi darinya.

Eung- kasihan hiks”, Tiba-tiba saja ibu hamil itu menangis, Jeno tak bisa membaca apa maksud dari ucapan sang istri, karena terkejut ia reflek untuk memeluk tubuh sang istri.

“Hei hei sayang, kenapa lagi?”, ujar Jeno sambil mengelus kepala sang istri dengan lembut.

Istri si pria Lee menumpahkan semua air matanya pada bahu suaminya dengan tangan yang meremas bahu di sebelah kanan Jeno. Tak ada cara lain selain pasrah, toh tangan Renjun kecil, damage nya juga kecil









Malam di rumah besar keluarga Jung Alvien benar-benar sunyi, maid sudah masuk ke kamar mereka, begitu juga dengan sepasang suami istri yang juga adalah tuan rumah.

“Sayang”

Nyonya Alvien yang sedang meminum tehnya di balkon dengan sebuah buku di tangan kanannya pun lantas menoleh pada suaminya yang berdiri di sebelahnya.

“Dari mana?”, Tanya sang istri karena sebelumnya suaminya sempat pamit untuk pergi dan tak memberi tahu kemana pria yang hampir itu pergi.

“Dari supermarket, mau beli gosok gigi yang kemaren jatuh”

Sang istri tak menjawab karena ia di paksa sang suami untuk berdiri, berganti posisi, sekarang ia duduk di atas pangkuan sang suami.

“Kangen anak-anak..”, ujar si nyonya Alvien tiba-tiba. Ia menutup bukunya lalu menatap handphonenya yang latar depannya adalah foto keluarga nya lima tahun lalu.

Sang tuan Jung terkekeh lalu mengelus rambut istrinya dengan sayang, sejak semua anaknya menikah, mereka menjadi memilki waktu berdua yang banyak di masa tua.

Tak ada rengekan Beomgyu dan Sungchan yang berebut ciuman pertama, tidak ada Jeno dan Jaemin yang menolak tidur kalau tidak di gendong ke kamar, tak ada Mark yang keras kepala untuk membaca buku hingga larut malam.

Ia rindu dengan masa itu, sekarang kebahagiaan itu hanya tersisa sebuah kenangan bahagia, kenangan bahagia yang akan datang sejenak lalu kembali pergi.

Nyonya Alvien mengalihkan perhatian nya pada sang suami, ia cukup terkejut karena sang suami tampak mengeluarkan air mata yang membasahi pipinya, pria itu menatap lekat pada bintang dan bulan di langit.

“Jae..”, Sang istri tampak menepuk pipi sang suami hingga suaminya pun sedikit terkejut.

“Kamu nangis?”

Sang suami mengangguk lalu memeluk tubuh sang istri, hatinya benar-benar merindukan suasana keluarga kecilnya di rumah. Benar-benar rindu, seharusnya ia lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga nya, bukan dengan pekerjaannya.

“A-aku rindu pada anak-anak kita, aku menyesal kerja keras.”

Terdengar isakan kecil dari suami nyonya Alvien tersebut, si pemilik marga Lee Alvien hanya tersenyum kecil lalu mengelus pucuk rambut sang suami yang mulai di tumbuhi sedikit rambut putih di sana.

“Jangan menyesal kerja keras Jung, mereka bahagia karena kerja keras mu Jung”

Hanya ada keheningan, suara nafas dan isakan dari tuan Jung, ia benar-benar rindu pada keluarga nya sepertinya, jarang sekali si Jung menangis, bahkan saat acara pemakaman orang tuanya, si Jung tak menangis, karena di kasi pesan ibunya si..

“Sudahlah sayang, ingin menghubungi mereka?”, bujuk si nyonya Alvien membujuk sang suami karena tak tega mendengar isakan dan tangisan suaminya.




• • ━━━━━━ ꒰ ˶• ˔ ต ꒱ ━━━━━━ • •

January 9, 2024 . Friday.
LUVVIESSY sea.


Maapin jarang up ges hehe, cibuk dikit.
tele : luvviesea

POSSESSIVE HUSBAND ll norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang