Bagian Satu

3.9K 118 4
                                    

Vanesha masih duduk mengerjakan tugas kelompoknya yang ia kerjakan sendirian. Pada dasarnya, Vanesha memang orang yang perfeksionis. Sebuah hal yang sulit baginya untuk mempercayai orang lain dalam mengerjakan sebuah pekerjaan. Walaupun teman-temannya sudah mengerjakan bagian mereka, Vanesha akan menjadi orang terakhir untuk meneliti dan mengoreksi pekerjaan tersebut. Waktu menunjukkan pukul 23.05 sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

Aaron Vallino
Dimana Sa?

Adriana Vanesha

Apart lah!

Aaron Vallino
Ikut gw makan ya

Adriana Vanesha

Ngga ah males

Aaron Vallino
Temenin gue lah, please


Adriana Vanesha

Mau makan apa sih?

Aaron Vallino
Salted egg


Adriana Vanesha

Eh ga mikir ya? ini udah jam 11 malem

Aaron Vallino
Ya kan bentar doang Sa


Adriana Vanesha

Males. Gamau. Lu telp aja si uncle suru anterin sekarang.

Aaron Vallino
Nanti yang ada gw harus nunggu sejam lagi buat makan. Gw beneran laper anjir Sa

Adriana Vanesha
Ini kita keluar juga makan waktu Ar, bikin indomie aja sana.

Aaron Vallino
Abis Sa, ga ada. Lo punya?


Adriana Vanesha

Emang dasar lo nyebelin banget sumpah. Yaudah sini ambil

Aaron Vallino
Sa, gw tau lo itu sahabat gw yang paling baik, paling cantik. Minta tolong ya, pas gw kesana mie nya udah jadi kalo bisa pake telor sama pake nasi Sa. Gw jalan ke unit lo ya sekarang. Thank you Sa. You know i love you.


Adriana Vanesha

Sumpah lo nyebelin banget sumpah. Benci banget ngerepotin

Aaron Vallino
Love you Sa.

Aaron Vallino adalah sahabat Vanesha sejak di bangku SMP. Aaron merupakan keturunan Indonesia-Belanda yang menetap di Surabaya sejak duduk di bangku kelas 2 SMP. SMP Permata Hati, tempat dimana Aaron bertemu dengan Adriana Vanesha Wiratama. Sasa nama panggilan Vanesha di keluarga merupakan anak bungsu dari pasangan Arshan Wiratama dan Prilia Utami pengusaha dalam bidang Properti yang sukses mengembangkan usahanya di Surabaya dan Jakarta.

Vanesha memutuskan untuk meneruskan pendidikan dan memilih Singapura sebagai negara tujuannya. Sebenarnya dia ingin pergi lebih jauh lagi dari tempat asalnya. Namun sayang,  izin dari kedua orang tua tidak juga ia dapatkan. Mereka ingin selalu menjenguk Sasa, negara Singapura merupakan negara terdekat yang menjadi pilihan mereka. Nyatanya, sudah memasuki trimester ke 2 orang tua Vanesha tidak pernah sekalipun mendatanginya. 

Sistem akademik yang secara umum digunakan di perguruan tinggi  Singapura adalah sistem semseter. Artinya, tahun akademik dibagi menjadi dua semester, semester pertama di mulai pada bulan Agustus atau September berakhir pada bulan Desember Januari. Sedangkan semester kedua dimulai pada bulan Januari atau Februari berakhir pada bulan Mei atau Juni.

Namun, ada beberapa program atau institusi di Singapura menggunakan sistem Trimester. Yaitu sistem akademik di mana tahun ajaran dibagi menjadi tiga periode yang lebih pendek. Setiap trimester biasanya berlangsung sekitar 12-14 minggu, hal ini tergantung pada institusi.

Durasi akademik dalam satu semester biasanya berlangsung selama 15-16 minggu, sedangkan trimester lebih singat. Hal ini membuat mahasiswa dengan sistem akademik trimester mengambil lebih sedikit mata kuliah di bandingkan dengan satu semester. Membantu mahasiswa untuk lebih fokus pada materi dalam waktu yang singkat. Jadwal perkuliahan mereka menjadi lebih padat  karena waktu pembelajaran yang singkat.

Kampus Vanesha memilih perguruan tinggi yang menggunakan sistem trimester. Dengan harapan Vanesha lebih cepat menyelesaikan pendidikan dan segera kembali ke negara asal mereka. Keluarga Vanesha sudah sangat mengenal Aaron dan keluarganya. Kedekatan kedua keluarga menjadikan alasan orang tua Vanesha yang protektif mengizinkan anak mereka untuk kuliah di luar negeri, didampingi oleh Aaron pada perguruan tinggi yang sama.

Ting nong.. Ting nong.. Ting nong.. Ting nong..

Bel unit apartment Vanesha berbunyi dengan cepat, Aaron menunggu di depan pintu dengan tidak sabar. Perut yang lapar membuatnya tidak bisa menahan keinginan untuk cepat masuk ke kediaman Vanesha.  Aaron dan Vanesha tinggal di apartment yang sama, namun berbeda gedung. Gedung Vanesha dan Aaron dipisahkan oleh sebuah kolam renang besar yang menjadi fasilitas pelengkap apartment tersebut. Vanesha tinggal di unit Apartment nomor 10-03 tower A sedangkan Aro tinggal di unit apartment nomor 07–03 tower B.

Ting nong.. Ting nong.. Ting nong.. Ting nong..

"Aaarrrrr lo gila ya! Berisik banget. Sabar bentar kenapa sih?" Teriak Vanesha yang berlari cepat dari arah dapur menuju pintu unit apartmentnya. Ia membuka pintu dengan cepat dan tentu saja dengan penuh emosi. Sosok pria tinggi berwajah blasteran dengan rambut cokelat tua tersenyum melihat muka tegang Vanesha yang sudah penuh amarah. Vanesha hanya membuka pintu utama, tidak dengan pintu tralisnya. Aaron masih berdiri mematung di hadapannya.

"Sa, buka!" perintahnya.

"Gamau!"

"Sa, ayolah. Gue laper, Sa."

"Ya lagian siapa suruh nggak sopan? Udah minta, nyuruh terus masih aja ngerepotin. Nyebelin banget sih!" protesnya dengan emosi meninggi.

"Yaudah Sorry, Sa. Lo lama sih."

"Ya kan gue lagi bikinin makanan lo Ar!" teriakan Vanesha dihadiahi dengan tawa dari Aaron.

"Heh diem anjing, berisik banget gue mau tidur!" suara teriakan seorang pria dari unit sebelah Vanesha, terdengar oleh keduanya.

Pusat KecewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang