70. Flashback

3.8K 90 17
                                    

Flashback

"Emerald!!!" Zein berteriak keras, pria itu segera berhenti di pembatas jalan dengan memegang kuat pagar besinya.

Zein yang benar-benar kehilangan akal sehat segera melompat dari atas, teriakan orang-orang di sana juga ikut menggema bersamaan dengan tubuhnya yang memasuki air.

"Argghh!" Zein meringis tak bersuara ketika kakinya tak sengaja memhbentur sebuah benda keras yang ia yakini adalah batu karang.

Zein berusaha menahan rasa sakitnya, ia mulai berenang dengan menggerakkan tubuh dan kakinya untuk mencari wanita itu. Tak cukup lama untuk menemukan Emerald karena memang wanita itu jatuh di tempat yang sama. Zein segera meraih tubuh wanita itu, berusaha sebisa mungkin menyelematkan Emerald yang sudah tak sadarkan diri hingga sampai ke daratan, di tepi darat Athes dan yang lainnya sedang menunggu.

Saat Zein telah berhasil membawa tubuh lemas Emerald, Athes segera meraih tubuh wanita itu dan menggendongnya.

"Zein, please ...." Zein menoleh ketika mendengar sayup-sayup suara Emerald yang terdengar sangat serak. Wanita itu membuka dan menatap Zein dengan tatapan sayu.

"Aku sudah memulai semuanya, sekarang tolong lanjutkan semuanya."

"Aku tidak menyangka jika kau berbuat nekat seperti ini, bukannya aku sudah melarangmu beberapa kali, Emerald." Zein bergumam dengan nada memperingati, meski tatapan khawatir sangat kentara di wajahnya.

Emerald menangkup wajah Zein dan mengecup singkat bibir pria itu, "Ku mohon lakukan ... Kita sudah tidak memiliki banyak waktu lagi, aku sudah katakan jika sekarang aku sudah mulai menyukaimu dan mungkin juga akan mencintaimu ... Tapi aku tidak ingin membiarkan Marinka dan Edellyn terus mendapat kebahagiaan atas semua yang mereka lakukan padaku. Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi, ketika nanti dokter memalsukan kematianku kau harus memakamkan aku seorang diri. Aku yakin jika Daddy Aldrich punya buktinya, dan setelah itu ... Aku berjanji akan pergi bersamamu dari New York, meninggalkan semuanya termasuk Athes." Emerald menatap Zein dengan tatapan serius.

Zein menghela napas berat, "Nanti kita bicarakan. Lain kali jangan membuatku jadi khawatir seperti ini, kepalamu terluka." Ketika berada di tepi Zein menarik tubuh basah Emerald dan membawa tubuh wanita itu ke dalam dekapan, di rengkuhnya wajah Emerald dan mengecup singkat pelipisnya.

Zein bisa mendengar wanita itu hanya bergumam kecil menjawab pertanyaannya.

Tak lama setelah itu Athes datang dan berlari mendekatinya, tanpa kata pria itu segera mengambil alih tubuh kaku dan pucat Emerald yang kedinginan karena air yang membasahi tubuh dan membawa wanita itu memasuki mobil untuk di bawa ke rumah sakit, kepalanya yang terus mengeluarkan darah semakin membuat Athes khawatir, bahkan dia tidak sempat untuk berpikir jernih.

Zein terus mengikuti dari belakang.

Di rumah sakit.

Emerald yang kini hanya seorang diri di ruang ICU bersama beberapa para perawat dan seorang dokter yang sibuk membersihkan luka dan mengobati tubuhnya perlahan membuka mata.

Ketika tak satupun tatapan tertuju padanya karena semuanya tengah berfokus mengobati bagian-bagian tubuhnya yang terluka, Emerald perlahan memanggil dengan suara serak.

"Dokter ...." lirih wanita itu kemudian.

Mendengar suara serak dari pasien yang tengah mereka tangani seketika membuat semua tatapan tertuju pada Emerald.

"Kau ternyata sudah sadar, kau tenang dulu kami perlu mengobati lukamu."

Emerald menggeleng kecil mendengar hal itu, "Sedari awal aku memang hanya berpura-pura pingsan."

Godaan Gadis Liar 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang